Jumat, 29 November 2013

My Hero Series: I Just Want To Protect The One Love (HeeTeuk Paired)


Paired Cast: HeeTeuk
Other Cast: SJ Members

BackSound: HERO - Super Junior

Author: LeeteukSJ

Genre : Romance Sad

Disclaimer: My Hero Series is MINE ^^


I Just Want To Protect The One Love (MY HERO - Special Part)

~~~~~
Aku mengenalmu, dan mencintaimu...‘


“Selamat pagi,“ senyum Leeteuk, pada Heechul, dongsaeng yang hanya berusia 9 hari di bawahnya, saat Leeteuk menemukan Heechul sedang duduk bersantai di ruang makan di dorm mereka.

“Hm..,“ Heechul tak menjawab, hanya menggumam tak jelas. Membuat Leeteuk meringis karena sapaan nya serasa lenyap di udara.

“Hyungie~,“ tiba tiba, nyaris seluruh member memenuhi ruang makan, tempat Leeteuk dan Heechul berada, dan langsung menyerbu Leeteuk. Membuat Leeteuk kembali tersenyum lebar. Member member itu langsung mengambil tempat di sebelah Leeteuk. Dan berceloteh dengan berisik.

“Diam kalian,“ sentak Heechul yang sedari tadi mendelik ke arah Leeteuk yang sibuk meladeni member mereka, “Kalian berisik sekali“.

“Chullie,“ tegur Leeteuk, mencoba menenangkan situasi yang tiba tiba saja menjadi hening, “Biarkan saja mereka seperti ini. Jika mereka kembali pada aktifitas mereka, aku akan merasa sendirian karena tak bersama mereka“.

“Terserah,“ jawab Heechul pendek, lalu berlalu meninggalkan ruangan itu.

“Kamu marah pada ku?“ tanya Leeteuk yang tiba tiba sudah ada di samping Heechul.

Heechul menoleh dengan wajah datar. Bibir nya terkatup. Sepertinya dia tidak ingin mengatakan apapun, bahkan menjawab pertanyaan dari Leadernya sendiri. Dia hanya berjalan dengan cepat.

“Hei, aku salah apa padamu?“ Leeteuk masih mengikuti langkah Heechul.

Heechul masih diam. Bibir nya masih terkatup. Leeteuk masih mensejajarkan langkah nya dengan Heechul sambil menatap Heechul dengan wajah lucu. Berharap Heechul tidak tahan melihatnya dan tertawa.

“Mau kemana?“ tanya Leeteuk saat Heechul ternyata membuka pintu dorm, dan melangkah keluar.

“Sesuka ku,“ jawab Heechul acuh. Dan berjalan cepat menjauhi dorm mereka.

Leeteuk tertegun sejenak. Sesaat kemudian, terlintas ide di kepalanya.

“Aku ikut,“ teriaknya, dan berlari mengejar Heechul yang sedang menuruni tangga.

Tapi sesampainya Leeteuk di depan tangga, kaki nya terbelit. Tanpa bisa menahan tubuhnya, Leeteuk terjatuh di tangga. Tubuhnya menuruni tangga dengan cepat. Bahkan Heechul yang berusaha menangkap tubuh Leeteuk, gagal. Tubuh Leeteuk meluncur bebas ke bawah. Heechul berteriak panik. Langkah kaki nya tak beraturan karena mengejar tubuh Leeteuk. Dan akhirnya, tubuh Leeteuk berhenti menggelinding, setelah Leeteuk menabrak pembatas tangga yang terbuat dari batu. Dan salah satu kaki nya yang tersangkut di sela pegangan tangga. Tubuh Leeteuk terkapar penuh darah.

“Jungsuu....!!!!“

~~~~~



Rasanya aku seperti berada dalam mimpi buruk saat ini...‘


“Ne, arraseo. Gamsahamnida, Sajangnim,“ Leeteuk menunduk sopan. Wajahnya memerah, tapi dia tidak menangis.

Namja yang ada di hadapannya itu mengangguk, dan pergi meninggalkan nya. Sedetik kemudian, Heechul dan member lainnya menghambur masuk.

“Apa yang dia katakan pada mu?“ tanya Heechul dengan nafas memburu.

Leeteuk tersenyum lemah. Hanya tersenyum. Dia enggan menjawab pertanyaan Heechul. Dia kembali berbaring di ranjang nya yang putih. Milik Rumah Sakit.

“Hyung...,“ Kangin mencoba menatap Leeteuk yang memejamkan matanya, “Tolong katakan pada kami“.
“Ne, Hyung,“ tambah Eunhyuk, “Apa kata nya tadi?“

Lagi lagi Leeteuk tersenyum dengan lemah. Setengah mati dia menahan airmata yang sudah siap menggenangi pelupuk matanya.

“Jangan bilang kalau dia...,“ Kyuhyun menatap Leeteuk dengan wajah tidak percaya, “Dia... memecat mu..., Hyung?“

“Seperti yang kau katakan,“ ucap Leeteuk lemah. Seulas senyum masih terpasang di wajahnya.
 
“Jangan tersenyum!“ hardik Heechul, “Kau menerima keputusan sepihak itu?!“

Leeteuk mengangkat bahunya, membuat ekspresi lucu di wajahnya.

“Kenapa?!“ teriak Heechul frustasi, “Kau membiarkan kami semua di pimpin orang baru yang tidak kami kenal?“

“Awalnya kita semua juga tidak saling mengenal,“ ucap Leeteuk lembut.

Member lain nya sudah pasrah dengan keputusan Leeteuk terhadap mereka, tapi Heechul tidak.

“Tak ada yang bisa memimpin Super Junior selain Park Jungsu,“ geram nya, “Aku akan bicara dengan Sajangnim“.

Sebelum dia sempat berlari, Leeteuk sudah lebih dulu menahan langkah nya.

“Jangan menyakiti dirimu,“ Leeteuk masih tersenyum, “Jangan terlalu memaksakan fisik mu yang belum maksimal“.

“Park Jungsu tidak ada dalam Super Junior, maka tidak ada juga Kim Heechul. Aku akan keluar dari Super Junior“.

“Juga tidak ada Kim Young Woon disana“.

“Ku rasa, di Super Junior nanti, tidak akan ada lagi Kim Jong Woon“.

“Jangan begitu,“ sela Leeteuk cepat, “Dulu kita juga di bentuk untuk di gantikan, bukan? Apa bedanya dulu dan sekarang?“

“Perbedaan nya adalah, sekarang hanya kamu yang tergantikan. Dan bukan kami semua, Hyung,“ jawab Sungmin sedih.

“Bukankah lebih baik? ELF tidak akan kehilangan kalian semua. Hanya aku yang pergi. Jelas saja, kan? ELF juga pasti tidak mau melihat Leader yang sudah tidak berguna begini...,“ ucap Leeteuk gemetar.

“Jangan bicara macam macam!“ sentak Heechul, “ELF juga butuh melihat mu bersama kami semua“.

“Tak usah menghiburku,“ ucap Leeteuk pelan, “Apapun yang kalian katakan sekarang, sudah tidak berguna lagi. Kenyataan berbeda dengan perkataan kalian semua. Pergilah. Kalian punya tugas kalian masing masing. Aku mau istirahat“.

“Jungsu...“

“Tak usah merengek di depanku,“ ujar Leeteuk dengan tegas. Membungkam Heechul yang sudah siap dengan kata kata pembelaannya, “Begini lebih baik. Kalian pulang lah...,“ lanjut nya lemah.

“Shireo! Aku akan membuktikan bahwa kamu sangat berguna. Untuk kami semua!“ sentak Heechul. Dan dia berjalan dengan cepat, pergi meninggalkan Leeteuk dan member lainnya.

Leeteuk tersenyum dengan getir. Airmatanya mengalir. “Aku hanya ingin kamu yang membutuhkan ku...“

~~~~~

Sekarang, apa aku sudah tak di butuhkan di sisi mu?‘


“Jungsu... aku membawakan minuman kesukaan mu,“ Heechul menyeruak masuk ke dalam kamar milik Leeteuk. Kamar pribadinya. Karena Leeteuk terus menerus merengek untuk pulang dari Rumah Sakit, dan kembali ke rumah nya. Rumah pribadi milik Leeteuk.

Heechul melirik sekilas. Tak ada reaksi dari Leeteuk. Dia tetap menaruh gelas plastik itu di samping tempat tidur Leeteuk. Lalu duduk di samping tubuh Leeteuk yang tengah terbaring di ranjang nya.

“Hei tukang tidur,“ Heechul menggoyang tubuh Leeteuk dengan pelan, “ayo bangun“.

Masih tak ada gerakan dari Leeteuk. Membuat Heechul mulai khawatir. Heechul menggoyangkan tubuh Leeteuk lebih keras, sambil meneriakkan nama Leeteuk, tapi Leeteuk sama sekali tak bergeming.

“Jungsu!!!“ teriak Heechul panik. Dia sudah mengguncangkan tubuh Leeteuk dengan sangat keras, dengan seluruh kekuatannya.

“Ssttt...,“ Leeteuk menggumam lemah. Membuat guncangan yang di buat Heechul terhenti.

“Jangan berisik...,“ bisik Leeteuk lemah. Matanya masih terkatup rapat. Membuat bulu kuduk Heechul meremang.

“Bangun. Buka mata mu, Park Jungsu!“

“Tidak bisa... aku tidak mau... sangat gelap, Chullie...“

“Makanya buka matamu,“ sentak Heechul panik. Merinding mendengar gumaman dari Leeteuk. Dia melihat sekeliling. “Apanya yang gelap?“ pikirnya kalut.

“Bisakah kau menyalakan lampunya dahulu, Chullie?“ pinta Leeteuk, “Aku takut kegelapan“.

“Sudah ku nyalakan,“ bohong Heechul. Dia menggenggam tangan Leeteuk, “ada aku. Jangan takut. Ayo buka matamu, Jungsu“.

Perlahan, Leeteuk membuka matanya. Dia menoleh ke segala arah. “Jangan bohong, Chullie. Ayo nyalakan lampunya...“

Heechul mulai panik. Tapi di coba untuk meredam kepanikannya sendiri. “Sudah ku nyalakan, Jungsu...“

“Jangan bohong,“ Leeteuk meremas tangan Heechul yang menggenggam nya, “Tolong nyalakan... Aku takut...“

“Sudah.. sudah ku nyalakan,“ ucap Heechul melembut. Dia tidak pernah menyalakan lampunya. Itu sudah menyala sejak dia datang.

“Nyalakan. Nyalakan. Jebal...,“ Leeteuk mulai panik. Matanya tak bisa menangkap bias cahaya sama sekali.

“Sudah menyala. Lampunya sudah menyala...,“ Heechul masih berusaha menjelaskan pada Leeteuk dengan lembut. Hatinya sangat khawatir, namun dia berusaha menekan khawatirnya dalam dalam. Dia tak mau Leeteuk tertular kecemasannya.

“Kau tidak bohong, Chullie?“ nada suara Leeteuk mulai bergetar. Dia menggenggam semakin kuat tangan Heechul. Membuat Heechul sedikit meringis.

“Lampunya sudah menyala,“ jelas Heechul lagi.

“Apa... sekarang... aku buta?? Aku buta?? Aku sudah tak bisa berjalan, dan sekarang aku tak bisa melihat juga??! Apalagi setelah ini, hah?! Mati saja sekalian!!!“

“Yaa!“ Heechul mendekap Leeteuk. Menaruh kepala Leeteuk di dadanya. Mendekap nya dengan erat. Mencoba menenangkan Leeteuk. “Jangan seperti ini...“

“Aku buta...,“ tangis Leeteuk, “aku buta, Chullie... sudah ku katakan padamu kalau aku tak lagi berguna... apa gunanya seorang yang cacat dan buta?“

“Stt...“ Chullie mengelus pelan kepala Leeteuk. “Jangan berkata begitu...“

“Pergi!“ sentak Leeteuk tiba tiba. Dia mendorong Heechul dengan kuat secara tiba tiba. Membuat Heechul hampir terjatuh dari ranjang milik Leeteuk yang sedang di dudukinya.

“Yaa! Apa yang kau...“

“Pergi! Pergi!!“ Leeteuk tiba tiba mengamuk. Menghindari sentuhan Heechul. Bahkan melempari segala benda yang di dapat oleh tangannya ke segala arah. Membuat Heechul otomatis menghindar, meski yang di lempar oleh Leeteuk adalah bantal, selimut, dan juga pernik pernik di atas ranjangnya.

Lalu Leeteuk kembali membaringkan dirinya, dan kemudian memiringkan posisi tidurnya, dan meringkuk. Terdengar jelas isak tangisnya. Heechul tidak tega mendengar isakan dari Leadernya itu, tapi dia tahu Leeteuk tidak mau di ganggu saat ini.

“Aku akan pergi,“ ucap Heechul pelan, “Setelah kamu mengijinkan ku mengembalikan barang barang yang tadi kau lempar ke tempatnya semula“.

Tak mendengar jawaban Leeteuk, Heechul mulai melangkah membereskan barang barang yang berserakan karena di lempar oleh Leeteuk.

“Ini... bantal putih kesukaan mu...,“ ucap Heechul. Dia menaruh bantal itu di atas kepala Leeteuk yang masih dalam posisi meringkuk. Leeteuk sama sekali tidak merespon kata katanya.

“Ini... bantal bebek yang ku belikan untuk mu,“ ucap Heechul lagi. Menaruh benda yang baru saja di sebutkan jenisnya itu di sebelah bantal putih Leeteuk. “Tega sekali kau membuangnya,“ lanjut Heechul, bernada merajuk. Dan lagi lagi, Leeteuk masih diam.

“Ini, boneka kucing putih yang kau sukai. Kita membeli nya bersama. Aku satu, dan kau satu. Harusnya dia tidak boleh pindah tempat dari ranjangmu,“ celoteh Heechul lagi. Dia mengambil boneka itu, dan menaruhnya di sudut ranjang Leeteuk.

“Dan ini, selimut tebal yang sangat berjasa melindungi mu dari dingin. Kenapa kau membuangnya?“ Heechul menyelimuti tubuh Leeteuk yang masih meringkuk.

“Sudah selesai. Aku pergi dulu,“ ucap Heechul. Dia melangkahkan kaki nya dengan suara cukup keras. Membuka pintu, lalu menutupnya lagi. Dan kemudian berjingkat tanpa suara ke sudut kamar Leeteuk, untuk duduk. Mengawasi Leeteuk.

“Heechul ah?“ panggil Leeteuk, saat di dengarnya pintu kamar miliknya sudah tertutup. Tak ada jawaban. Heechul hanya memandanginya tanpa suara.

“Kamu dimana?“ tanya Leeteuk lagi. Heechul masih diam.

“Dia benar benar pergi...,“ lirih Leeteuk. Dia mengubah posisinya menjadi duduk dengan sulit. Lalu meraba angin.

“Aku ingin tahu, apa yang di bawa Heechul tadi,“ Leeteuk mencoba bangkit. Menggeser kakinya turun dari ranjang. Lalu memukul kaki nya sendiri.

“Hei kaki bodoh, ayo berfungsi,“ ucap Leeteuk. Tangan nya memukul kaki nya dengan keras. Heechul menggigit bibir, melihat Leeteuk seperti itu. Mencoba menahan tangis. Dan masih tak bersuara.

“Haish...,“ Leeteuk menggaruk kepalanya. Matanya membuka sempurna, “Mau berapa lama aku tidak bisa melihat lagi seperti ini?“

Heechul mengernyit. Apa maksud nya?

“Padahal aku sudah sempat tertidur, tadi. Kenapa aku masih belum bisa melihat juga?“

Heechul menatap Leeteuk dengan tatapan bingung. Tapi tak bersuara. Dia masih sadar bahwa dia sedang ‘tidak terlihat‘ di hadapan Leeteuk.

Leeteuk mengarahkan kedua tangannya ke samping ranjang. Ke arah meja di samping ranjangnya. Meraba raba angin.

“Kurasa Heechul menaruh sesuatu di sini, tadi. Apa ya?“

Tangan Leeteuk menyentuh gelas plastik yang tadi di taruh oleh Heechul. Tersenggol. Dan tumpah. Heechul hampir terpekik melihatnya. Dia buru buru membekap mulutnya dengan kedua tangannya.

“Ah...“ Leeteuk merengut, “Jatuh deh“.

Leeteuk kemudian meraba pinggir ranjangnya. Berpegangan kuat, lalu menjatuhkan diri ke bawah. Membuat Heechul hampir terpekik lagi. Dan menutup mulutnya semakin erat.

“Ah, appo...“ Leeteuk meringis sembari mengelus pinggul yang baru saja di jatuhkan oleh pemiliknya sendiri, “untung saja ranjang ku tidak terlalu tinggi. Padahal sudah sering di jatuhkan, kenapa masih sakit, ya?“

Mata Heechul membulat mendengar kata kata Leeteuk tadi. Airmatanya mengalir. Apa maksud nya?

“Ah iya, apa yang di bawa oleh Chullie ku? Kkk~, dia bisa mengamuk kalau mendengar kata kata ku yang tadi. Hihi,“ Leeteuk tersenyum sendiri. Sambil meraba lantai. Tak lama, tangan nya menyentuh sebuah cairan pekat. Leeteuk mengernyit.

“Hm? Apa ini?“ Leeteuk mendekatkan tangannya yang basah oleh cairan pekat itu ke hidungnya. Mencoba mengenali jenis bebauan yang kira kira di keluarkan oleh cairan itu.

“Jus stoberi,“ pekik Leeteuk senang. Tangan nya yang terbalut cairan itu langsung bergerak ke mulutnya. Dan menjilati tangannya sendiri.

Kemudian, Leeteuk mencoba mendekati cairan yang ternyata jus itu dengan menarik tubuhnya menggunakan kedua tangannya. Merasa sudah lebih dekat, dia mencondongkan tubuhnya. Memposisikan diri nya tiduran telungkup di lantai. Mendekatkan kepalanya ke arah jus itu. Menghirup aroma nya dalam.

“Aroma stoberi yang manis,“ gumamnya senang, “gomawo, Chullie“.

Dan Heechul hanya bisa menangis tanpa suara, melihat Leader nya kemudian menjilati jus yang tumpah ke lantai itu dengan ekspresi riang seperti yang selalu di lihatnya saat menyesap jus kesukaan nya itu.

~~~~~

Tidak boleh.. kau tidak boleh tidak melihatku lagi...‘


“Bukankah sudah ku bilang, kau tidak boleh datang lagi? Untuk apa masih kesini?“

“Kau hanya mengusirku. Tidak mengatakan aku tidak boleh ke sini lagi,“ Heechul melirik lantai lengket di kamar Leeteuk. Agak berbekas karena ketumpahan oleh jus kemarin.

“Sama saja kan?“ Leeteuk mendelik.

“Matamu... baik baik saja?“ tanya Heechul, “Ku rasa kita harus memeriksakan nya ke dokter“.

“Kita?“ ulang Leeteuk, “Ini mata ku, dan bukan mata mu. Dan terserah aku mau di apakan mata ini“.

Heechul memilih diam. Dia bangkit dari duduknya. Lalu keluar kamar Leeteuk.

“Ah, dia pergi...,“ gumam Leeteuk sedih melihat Heechul keluar dari kamarnya. Tapi tak lama, Heechul kembali. Membawa alat alat untuk membersihkan lantai. Mata Leeteuk membulat.

“Mau apa kau?“

Heechul hanya diam. Dia mulai membersihkan debu debu dengan alat alat itu. Menyeka bagian lantai yang agak lengket karena jus yang tumpah itu.

“Ah, ku harap hari ini tidak akan ada hujan badai,“ seloroh Leeteuk, menyindir Heechul.

Heechul diam. “Apa kau sering melakukan perbuatan seperti itu, Jungsu?“ batinnya frustasi. Dia tidak bisa melakukan apapun, sejak dia melihat sendiri, bagaimana Leeteuk meminum jus pemberiannya.

“Ayo ke dokter,“ ucap Heechul, sambil masih membersihkan kamar milik Leeteuk, “Aku mau tahu kenapa mata mu bisa seperti itu?“

“Shireo..“ kata kata Leeteuk tertahan. Tak mungkin dia mengatakan bahwa kebutaan nya bersifat sementara, kan? Apalagi kalau Heechul tahu kebutaan nya karena efek dari jatuh saat itu. Leeteuk cukup tahu bagaimana Heechul sangat menyesal karena peristiwa itu. Walau itu sebenarnya bukan kesalahan Heechul sama sekali.

“Aku tahu kenapa mata mu seperti itu,“ ucap Heechul pelan, masih membersihkan lantai kamar Leeteuk, “akibat jatuh saat itu kan?“

“Apa kau dokter, huh? Jangan menebak sembarangan begitu“.

“Aku sudah membuat mu tak bisa menari dengan lincah lagi,“ Heechul terisak pelan, “dan sekarang aku juga membuat mu tak bisa melihat lagi...“

Heechul terduduk di lantai. Wajahnya basah oleh airmatanya sendiri. Isakan pelannya berubah menjadi tangisan panjang. Leeteuk yang hanya bisa terduduk di ranjangnya, menggaruk kepalanya. Bingung apa yang harus di perbuatnya.

“Yaa.. yaa.. jangan menangis begitu... seperti menangisi kematian ku saja.“

Heechul langsung terdiam. Mendelik ke arah Leeteuk. Leeteuk langsung menyadari bahwa perkataan nya agak keterlaluan.

“Katakan sekali lagi, dan akan ku buat kau menjadi bebek panggang, Park Jungsu!“

“Eiyyy...,“ Leeteuk tertawa geli, “Bercanda, Jagiya. Kau sensitif sekali sih?“

“Mwo?“ mata Heechul membelalak, “Kau bilang apa, tadi?“

“Ku bilang, kau sensitif sekali,“ ulang Leeteuk. Sengaja. Dia tahu apa yang seharusnya di ulang olehnya yang membuat Heechul terkaget kaget begitu. Dia butuh sesuatu untuk membuat Heechul nya tertawa. Dan sengaja mengatakan sesuatu yang tidak terduga bisa membuat Heechul nya tertawa. Mudah mudahan.
Kenyataannya, Heechul memang sedikit terhibur dengan candaan Leadernya itu. Sekaligus berdebar. “Perasaan macam apa ini?“ rutuknya dalam hati.

“Sudahlah,“ Heechul mengibaskan tangan. Lalu menghapus sisa sisa airmata yang lengket di wajahnya yang agak memerah.

Leeteuk tersenyum simpul melihat kelakuan Heechul. Entah kenapa, berada di samping Heechul adalah hal yang selalu di inginkannya.

“Aku mau beli makanan,“ tawar Heechul, “kau mau di belikan apa?“

“Tak usah,“ Leeteuk kembali berbaring, “Aku tidak lapar“.

Heechul menghampiri Leeteuk, dan dengan penuh niat, dia memukul kepala Leeteuk.

“Ah, appo...“ rintih Leeteuk. Mulutnya mengerucut. Tatapannya seolah protes pada Heechul. Sementara tangannya mengelus kepalanya yang tadi di pukul oleh Heechul.

Heechul balas menatap dengan wajah garang. Membuat Leeteuk langsung menunduk.

“Itu.. menakutkan, Chullie,“ ujar Leeteuk sembari merengut.

“Makan! Aku tak peduli kau mau makan atau tidak. Aku mau kamu makan. Dan kau harus makan!“

“Pemaksaan,“ cicit Leeteuk, “Aku sudah kenyang...“

“Masa bodoh!“ Heechul berjalan pergi, keluar dari kamar Leeteuk. Dia hendak membeli makanan untuk Leeteuk. Leeteuk menyunggingkan senyum kecil. Airmatanya mengalir pelan.

“Heechul yang seperti ini adalah Heechul yang ku kenal..“ bisik Leeteuk pelan, pada dirinya sendiri. “Gomawo, nae Chullie...“

~~~~~

Aku tak mau melihatmu bersedih. Tak mau lagi...‘


“Kenapa datang lagi, Sajangnim? Bukankah kontrakku sudah di hapus oleh pihak SM?“

“Apa aku tak boleh menjenguk mu, Teuki? Walau kita sudah tidak bersama sama lagi?“

“Apa yang kau inginkan? Aku tak percaya, kau datang ke sini hanya untuk menjenguk ku. Ada hal lain yang kau inginkan dari ku, benar?“

“Ah,“ namja yang di sebut sajangnim oleh Leeteuk itu menghela napas, “Kenapa kau tidak pernah berubah, Teuki ya? Kau selalu mencurigai ku“.

“Aku tak mencurigai mu. Hanya saja, selama 10 tahun bersama mu, aku merasa mengenal sifat dan watakmu, Sajangnim“.

“Baiklah, aku menyerah. Kamu benar benar seperti malaikat yang tak bisa di bohongi“.

“Jadi, apa inti nya Sajangnim ke rumah ku?“

“Rumah mu? Tapi kau membeli rumah dari hasil kerja mu untuk SM. Kau membeli rumah ini dari uang SM“.

“Tapi aku bekerja. Dan bukan meminta uang itu. Apa yang ingin kau katakan sebenarnya, Sajangnim?“

“Kembalilah pada Super Junior. Kembalilah pada SM. Kami membutuhkan mu,“ ucap namja itu akhirnya.

“Bukankah kau sudah membuangku?“ Leeteuk terdiam. Sulit baginya mengucapkan kalimat itu. Terasa menyakitkan, walau itu adalah kenyataan.

“Itu...,“ namja itu terpaku beberapa saat. “Itu bukan keinginan ku...“

“Sama saja. Aku tak akan kembali. Kejadian saat itu akan terjadi lagi jika aku menerima tawaran mu tadi“.
“Jangan begitu. Kami membutuhkan mu...“

“Tidak. Kalian membutuhkan Super Junior. Bukan aku! Kalian membutuhkan aku untuk melengkapi Super Junior. Agar Super Junior terus menjadi mesin uang untuk kalian!“

“Yaa!! Aku sudah merendahkan diri untuk meminta seseorang yang sudah ku keluarkan untuk kembali lagi. Sikap macam apa, itu? Seorang Leader dari Super Junior yang ku kenal tidak mempunyai sikap kurang ajar seperti itu!“

“Masalahnya, orang itu sudah tidak menjadi Leader lagi. Sekarang orang itu hanya orang awam yang tidak berguna“.

“Baiklah. Asal kau tahu, aku tak akan pernah punya pemikiran untuk menarik kembali keputusan ku. Tapi ini ku lakukan karena fans mu sudah memblokade SM. Dan Dongsaeng mu setiap hari merengek pada ku. Semua nya melakukan itu untuk meminta mu kembali. Ku rasa mereka harus melihat sikap dari orang mereka perjuangkan ini. Orang ini sama sekali tidak menghargai usaha mereka,“ cibir namja itu, dan pergi meninggalkan Leeteuk.

Leeteuk terpekur. Di satu sisi, dia sangat ingin kembali. Tapi di sisi lain, dia merasa kembali hanyalah jalan yang akan semakin memperparah keadaan.

“Jungsu?“ panggil Heechul. Leeteuk menoleh. Sepintar apapun Leeteuk tersenyum, sinar matanya yang redup sudah membuat Heechul yakin bahwa Leeteuk sedang sedih.

Heechul mendengar apa yang terjadi. Dari awal hingga selesai. Tapi Heechul tak mau membuat Leeteuk bersedih lagi. Dia paham apa alasan Leeteuk menolak ajakan itu. Alasan yang ingin di simpan sendiri oleh Leeteuk.

“Ayo makan,“ ucap Heechul. Dia menaruh makanan di atas meja di samping tempat tidur Leeteuk. Leeteuk hanya menatapi makanan yang di belikan Heechul dengan wajah datar.

“Wae? Kamu tidak suka makanannya?“ tanya Heechul, memandang heran. Setahunya, Leeteuk paling suka dengan makanan yang baru saja di belikan nya.

“Ah, ani,“ jawab Leeteuk cepat. Dia segera meraih makanan yang di letakkan di meja oleh Heechul, membuka dan menyendok isi makanan itu ke dalam mulutnya. “Mashita,“ tambahnya dengan wajah riang yang benar benar di paksakan.

Heechul menyeringai. Tentu saja Leeteuk menjadi seorang Leader dari sebuah boyband Super Junior yang terkenal. Cara dia bersikap... seolah dia sudah memanggul sebuah batu besar di punggungnya, dan dia masih menopang member member lain nya yang kesulitan berjalan dengan batu yang sama di pundak mereka masing masing.

Leeteuk tidak pernah mengeluh, tidak pernah bersedih jika dia mengalami kesulitan. Tapi dia akan ceria dan membuat member lain merasa tak ada yang perlu di khawatirkan.

Airmata Heechul menitik. Dia merangkul Leeteuk yang masih menyantap makanannya dengan lahap.

“Waeyo?“ tanya Leeteuk. Dia menatap heran sikap Heechul yang terlalu melankolis akhir akhir ini.

“Jangan memaksakan diri, Hyung,“ ucap Heechul pelan, “kau bisa bersandar pada ku jika ingin menangis“.

“Ehm,“ Leeteuk memberi cengiran jahil, “kalau begitu, boleh aku pinjam tubuhmu?“

“Yaa!! Leader pervert. Apa maksud kata katamu?“

“Uhuk,“ Leeteuk terbatuk batuk mendengar umpatan Heechul. “Bukannya tadi kau menawarkan punggung mu supaya aku bisa bersandar?“

“Aku menawarkan punggung, bukan tubuh,“ geram Heechul.

“Punggung mu bukan termasuk bagian dari tubuh, hm?“ alis Leeteuk terangkat. Matanya memandang Heechul dengan wajah menahan tawa.

Heechul mendelik. Tapi harus di akui, ucapan Leeteuk ada benarnya. “Pantas dia menjadi Leader. Kata kata nya yang terlontar dengan spontan saja benar,“ dumel Heechul dalam hati.

Tawa Leeteuk meledak saat Heechul tidak membalas kata katanya lagi, dan hanya memasang wajah masam.

“Mianhae, Chullie sayang,“ Leeteuk ganti merangkul Heechul, “Tenanglah. Aku tak apa apa“.

Heechul memandangi wajah Leeteuk yang sedang merangkul nya. Menatapnya tajam. Seribu pikiran buruk berkecamuk dalam otaknya.

“Wae?“ tanya Leeteuk yang jengah dengan pandangan Heechul.

“Jangan pernah meninggalkan kami, arraseo?“ ucap Heechul tiba tiba. “Jangan pernah melakukan itu. Bahkan berpikir seperti itu pun tidak boleh. Aku tidak mengijinkan nya. Tidak boleh sama sekali. Arraseo, Park Jungsu?!“

~~~~~

Bertahanlah di sampingku. Aku akan menjaga mu melebihi batas mampu ku...‘


Airmata Heechul mengalir. Tanpa isak. Tanpa suara. Hanya mengalir tanpa henti. Dan berdiri di depan jendela transparan milik Rumah Sakit. Memandangi sosok di dalam yang sedang terbaring tak sadarkan diri. Leeteuk.

Sungmin dan Donghae menghampiri Heechul. Sungmin hanya berdiri di sisi kiri Heechul, tanpa suara. Sementara Donghae berdiri di sisi kanan Heechul, menggenggam tangan halus milik Heechul. Mencoba menyalurkan kekuatan pada Hyung nya yang terlihat sangat lemah saat ini.

“Dia... karena aku...,“ lirih Heechul. Merasakan genggaman Donghae, membuatnya teringat bagaimana Leeteuk berusaha membuatnya tersenyum, kemarin. Bercanda seharian sampai lelah dan tertidur. Namun paginya, Leeteuk kembali kolaps.

Bahkan dia sudah di samping nya selama 24 jam. Menjaga dan memperhatikan kesehatan tubuhnya. Kenapa masih tidak bisa mencegah hal ini terjadi? Heechul mengutuk diri nya sendiri yang tak bisa menjaga Leeteuk.

“Jangan begini, Hyung,“ tegur Eunhyuk pelan, menepuk lembut bahu Heechul.

“Kau pasti tahu persis, apa yang ada dalam pikiran ku, kan?“ seringai Heechul pada Eunhyuk.

Eunhyuk diam. Tangan nya masih menepuk bahunya. Heechul menepis tangan Eunhyuk. Dalam satu pemikirannya, lagi lagi terlintas hal buruk.

Heechul langsung merenggut kerah baju Eunhyuk, membuat wajah Eunhyuk berubah pucat pasi.

“Wae... yo?“ tanya Eunhyuk terbata. Heechul menatapnya sinis.

“Apa yang kau pikirkan tentang Jungsu? Kau mengharapkan kematiannya, huh? Kau mau aku juga mati, huh? Kau berniat menjadi Leader disini, HUH??!“

“Ani...,“ Eunhyuk sudah menangis. Bukan karena takut, tapi hatinya terasa tertikam mendengar Hyung yang di hormatinya, memojokkan nya dan mengatakan hal semenyakitkan itu.

“Kuasai dirimu, Heechul Hyung,“ tarik Siwon, sementara Yesung segera menarik Eunhyuk, membawanya agak jauh.

“Diaa...,“ histeris Heechul, menunjuk Eunhyuk yang menangis, “Dia mau menguasai Super Junior! Dia gila. Dia berniat mencelakai Jungsu! Apa tak cukup melihat dia menderita begitu, huh?!!“

“Hyung...“ isak Eunhyuk.

“Hyung!“ Yesung yang sedari tadi hanya diam memegangi Eunhyuk, akhirnya tidak tahan mendengar ocehan Heechul. Yesung berjalan cepat ke arah Heechul yang masih histeris, dan memukul wajah 'cantik' milik Heechul.

Wajah Heechul terbuang ke samping. Sementara member lain menatap Yesung dengan wajah tak percaya. Siwon bahkan hanya bisa terperangah dengan tindakan Yesung, sembari memegangi Heechul yang mundur selangkah akibat pukulan Yesung.

Heechul menatap Yesung dengan tajam dan menakutkan. Tapi Yesung membalas tatapan Heechul tanpa takut.

“Kau pikir...,“ desis Yesung, sebelum Heechul sempat memaki makinya, “Eunhyuk bisa melakukan itu? Kau tahu, siapa yang akan di hadapinya jika dia nekad melakukan itu terhadap Leeteuk Hyung? Dia akan berhadapan dengan mu! Dan aku! Dan aku rasa dia tahu kemampuan kita berdua!“

“Yesung Hyung benar, Hyung,“ ucap Sungmin. Sekarang dia sedang memegangi sebelah tangan Heechul, berusaha mencegah Heechul kembali menyerang Eunhyuk. “Eunhyuk juga tahu aku pasti rela menjadikan tubuhku sebagai perisai untuk melindungi Leader kita. Dan ku rasa dia juga pasti tahu kemampuan ku“.

Heechul terdiam. Matanya teralihkan ke arah Eunhyuk yang sedang menangis tersedu sedu.

“Lihat uri Eunhyuk, Hyungie,“ tambah Kangin yang kini berdiri di depan Heechul dan Yesung, menunjukkan Eunhyuk pada Heechul, “Dia begitu cengeng. Mana mungkin dia mau melukai Leeteuk Hyung? Dan kalau dia mau, pun, dia tidak akan bisa. Aku tahu hati nya tidak berwatak licik seperti itu“.

“Mian...,“ Heechul berbisik lirih. Dia mendekati Eunhyuk dengan langkah gontai. Eunhyuk mundur selangkah.

“Andwae..,“ ucap Eunhyuk spontan. Masih terisak. Heechul terpaku mendengar ucapan Eunhyuk.

“Aku menyayangi Leeteuk Hyung,“ ucapnya lagi dengan suara parau, “Aku sayang sekali padanya. Bahkan ku rasa aku mencintainya. Tapi yang ia lihat adalah kau,“ Eunhyuk terdiam sejenak. “Dan jujur saja, yang ku benci adalah kamu, Hyung“.

Heechul merasa tertampar oleh ucapan Eunhyuk. Wajahnya memerah.

“Tapi aku masih menghormati mu. Aku juga mencintai seorang Park Jungsu, Hyung. Kau pikir kenapa aku selalu merasa canggung di dekat mu? Itu karena aku tidak nyaman berada bersama orang yang di cintai oleh Park Jungsu. Kau tahu? Dia mencintai mu! Dan jika kau menuduhku mencelakai orang yang sangat ku cintai ini, harusnya kau berpikir. Siapa yang membuat nya seperti ini? Kamu! Dan harusnya aku mencelakaimu, bukan Leader terbaik yang ku cintai! Arraseo?!“

Dan Eunhyuk berjalan pergi. Meninggalkan member member yang lain yang hanya terperangah mendengar penuturan Eunhyuk. Begitu pun dengan Heechul.

“Kau.... apa?“ tanya Heechul gemetar. Tapi Eunhyuk sudah melangkah keluar dengan tangis yang masih terisak. Tidak mendengar pertanyaan Heechul.

“Dia...,“ tunjuk Heechul gemetar, mengarah pada arah yang di lalui Eunhyuk untuk pergi. “apa maksud perkataannya?!“

“Sudahlah,“ ucap Kyuhyun dengan wajah letih, “aku capek dengan pertengkaran kalian“. Kyuhyun menatap Heechul dengan datar.

“Setelah Teuki Hyung, kamu lah yang tertua di antara kami. Kenapa tingkah mu justru terlihat lebih kekanakan, bahkan di bandingkan dengan ku?“

“Aku tidak kekanakan!“ tukas Heechul sengit.

“Kau iya,“ balas Kyuhyun tajam, “Kau tidak mempedulikan keadaan Teuki Hyung dan hanya memikirkan perasaan mu sendiri! Kau ribut dengan Eunhyuk justru karena dia bisa bersikap lebih dewasa dari pada mu,“ Kyuhyun mendesah. “Ayolah, Hyung. Kau tadi tiba tiba marah, karena Eunhyuk tidak segusar dan sepanik mu, kan? Bahkan masih berniat menenangkan mu“.

“Aku... aku...,“ Heechul kehilangan kata kata. Otak nya mulai berpikir. Kyuhyun benar. Dia marah, karena Eunhyuk terlihat tenang dan baik baik saja, tadi. Dia marah, karena dia berpikir Eunhyuk tak sekalut dirinya. Eunhyuk bersikap tenang, dan itulah masalah yang terlihat olehnya. Masalah yang bahkan tidak ada alasan sama sekali.

“Tak usah menyangkalnya. Ataupun mengakuinya,“ Kyuhyun berdecak. Heechul menatap Kyuhyun heran.

“Kau cukup tahu bahwa orang yang sedang terbaring di ruangan itu membutuhkan mu. Itu saja“.

“Aku tahu...,“ Heechul mendesah. “Aku juga sangat membutuhkan nya...“

~~~~~

Jika aku ingin kau tetap di sisiku, bisakah kau mengabulkannya?‘


“Kadang aku heran, kenapa kalian menangis jika aku sedang tertidur?“ tanya Leeteuk polos pada Heechul yang ada di sampingnya, saat ini.

Leeteuk sudah tersadar dari pingsannya, kemarin. Dan saat ini, hanya Heechul yang menjagainya. Member yang lain di usir Leeteuk dengan alasan mereka harus profesional karena menanggung nama Super Junior. Lain hal nya dengan Heechul. Heechul harus beradu debat dengan Leeteuk selama setengah jam hanya untuk membiarkannya di samping Leeteuk. Dan Leeteuk akhirnya mengalah. Karena dalam soal adu debat, Heechul tak bisa di tandingi.

“Eh? Apa maksudmu?“ tanya Heechul.

“Yah,“ Leeteuk menggaruk kepalanya, “contohnya kemarin. Saat aku terbangun, kalian semua ada di hadapanku, dengan wajah merah dan mata yang bengkak. Bukankah itu artinya kalian habis menangis?“

“Tentu saja kami menangis. Kami mencemaskan mu, pabbo!“

“Aku kan hanya tertidur,“ kilah Leeteuk.

“Bagaimana jika kau tidur....“ kata kata Heechul terhenti.

“Jika aku tidur selamanya?“ sambung Leeteuk dengan cengiran lebar. “Lalu kalian tidak akan membiarkan aku tidur dengan tenang, eh? Mungkin saja tidur selamanya itu jauh lebih menyenangkan ketimbang tidurku yang dulu, yang hanya 2 jam saja“.

“Jangan mengatakan hal yang membuatku marah, Park Jungsu!“ geram Heechul. Alis Leeteuk bertaut.

“Marah? Wae?“

“Aku mau kamu tetap di sampingku!“ jerit Heechul tertahan, “Aku mau kamu tetap bersama ku! Aku tidak boleh punya kemauan seperti itu, huh?!“

“Aku pasti akan tetap di samping mu, Chullie,“ jelas Leeteuk sambil tersenyum, “hanya mungkin wujud ku yang berbeda“.

~~~~~

Aku lelah bertahan.. bolehkah aku menyerah bersama mu?‘


“Chullie, bisakah kita berjalan jalan?“ tanya Leeteuk, sembari berbaring di ranjang Rumah Sakit.

“Kau mau kemana?“ Heechul balik bertanya.

“Ke pantai?“

“Astaga, itu terlalu jauh. Kita ke taman saja,“ bujuk Heechul.

Bibir Leeteuk mengerucut. “Aku mau ke pantai,“ rengeknya.

Heechul tidak tega melihatnya. “Arraseo. Aku pinjam mobil Kangin dulu“.

“Jangan. Aku mau naik motor saja“.

“Udaranya terlalu kencang. Daya tahan tubuh mu sedang lemah sekarang. Pakai mobil saja. Tidak ada angin yang akan menyerang ketahanan tubuh mu,“ panjang lebar Heechul membujuk.

“Aku mau naik motor,“ Leeteuk merengut.

“Baiklah,“ Heechul mengalah, “kenakan jaket yang tebal, arraseo?“

“Nee...,“ jawab Leeteuk ceria.

Heechul menyerahkan jaket dan helm milik Leeteuk, yang dengan cepat di kenakan oleh Leeteuk.

“Kajja...,“ ajak Leeteuk senang. Heechul ikut tersenyum melihatnya. Dengan perlahan, dia membantu Leeteuk duduk di kursi roda, dan mendorong nya hingga tiba di tempat parkir milik Rumah Sakit. Lalu membantu nya lagi menaiki motor. Dan kemudian duduk di depannya.

“Siap?“ tanya Heechul, begitu mesin motor menderu.

“I‘m ready!“ teriak Leeteuk dari belakang. Dia mengetatkan pegangannya pada Heechul.

Heechul mengangguk. Dia mengenakan helm. Dan kemudian melaju dengan kecepatan tinggi.

~~~~~

Bisakah kamu menerimaku untuk tetap di sampingmu?‘


Heechul dan Leeteuk duduk di depan tepi pantai, dengan laut yang membentang luas.

“Indah ya?“ tatap Leeteuk ke arah laut dengan wajah berbinar.

“Hm,“ sahut Heechul. Dia memandangi Leeteuk. “Kamu jauh lebih indah,“ gumamnya tanpa sadar.

“Ye?“ Leeteuk menoleh ke arah Heechul. Membuat Heechul tergagap.

“Aniyo,“ Heechul membuang muka. Merasakan panas di wajahnya, Heechul yakin saat ini wajah putihnya tengah memerah karena malu akibat tertangkap basah karena memperhatikan Leadernya itu diam diam.

Leeteuk menaruh tangannya di atas tangan Heechul. Menggenggam tangan putih itu. Membuat pemiliknya serasa di sengat listrik ribuan volt.

“Aku ingin mengatakan sesuatu, Chullie,“ gumam Leeteuk jelas, sebelum Heechul sempat berkomentar tentang tindakannya.

Heechul menelan ludah. “Apa?“

“Aku tahu kau sangat memperhatikan ku,“ ucap Leeteuk, “tapi ku rasa, sudah saatnya kamu kembali pada kehidupan nyata mu“.

Heechul terperangah. Dia membayangkan Leeteuk akan mengatakan perasaan nya. Dan, yah, Leeteuk mengatakannya. Tapi itu bukanlah hal yang di bayangkannya.

“Apa maksudmu?“ tanya Heechul.

“Tolong... jangan mengurusi ku lagi. Aku masih bisa mengurus diri sendiri tanpa mu“.

“Kamu mengusirku?“

“Ya!“ tegas Leeteuk.

“Jika aku pergi sekarang, bagaimana cara mu kembali ke Rumah Sakit?“

“Aku akan diam di sini,“ senyum Leeteuk, “itu tak masalah untukku“.

Heechul menghela napas. Ada saat saat dimana dia tidak bisa melawan kata kata Leadernya. Dan saat ini adalah salah satu nya.

“Baiklah. Aku akan menuruti kata kata mu. Dan aku juga akan mengantarmu kembali. Tapi aku minta, itu berlaku besok. Aku masih ingin menghabiskan waktu bersama mu, hari ini. Boleh?“ pinta Heechul.

Leeteuk mengangguk. “Tentu saja“.

Heechul kembali menghadap laut di depannya. Dengan ekspresi tenang. Meski saat ini dia sangat ingin meneriaki orang yang ada di sampingnya ini.

“Ternyata kamu adalah tipe Leader yang tegas, ya,“ ucap Heechul dengan nada sinis yang tak bisa di sembunyikan.

“Ralat. Mantan leader, Chullie,“ sela Leeteuk kalem.

“Bagiku, kamu adalah Leader Super Junior,“ seru Heechul.

Leeteuk diam. Membuat keadaan berubah canggung.

“Ayo kita pulang,“ ucap Heechul dingin, “kurasa aku harus cepat cepat pergi dari hidupmu. Iya kan, mantan Leader Super Junior?“

Leeteuk mengangguk. “Itu lebih baik...“

~~~~~~

‘Dan, akhirnya, aku tetap tidak bisa bersamamu...‘


Leeteuk sekuat tenaga menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya saat ini. Entah kenapa, tubuh nya yang tadi mati rasa saat baru saja melakukan perjalanan jauh bersama Heechul, mendadak jadi sangat sakit.

Leeteuk mengatupkan bibir rapat rapat. Berusaha tidak berteriak. Dan masih bergulat dengan sakit yang menusuk di seluruh tubuhnya. Dia tidak memanggil bantuan paramedis untuk membantunya. Dia melirik sebuah amplop kecil putih di meja di sampingnya. Sebelumnya, Leeteuk sudah menulis sesuatu di dalam amplop itu.

Lalu Leeteuk merasa sangat lelah. Matanya nyaris menutup, ketika dia melihat samar sesosok putih.

“Malaikat...“ ucap Leeteuk tanpa sadar, “Apa aku sudah harus pergi?“

~~~~~

Berjanjilah jangan menangis untukku. Aku baik baik saja...‘


Member Super Junior melolong sedih. Semuanya menangis. Kecuali satu orang. Kim Heechul.

Heechul hanya memandangi tubuh Leeteuk yang dingin. Wajah Leeteuk sangat damai. Dia kelihatan sedang tertidur. Mata Heechul kering.

“Kalian jangan menangis,“ sentaknya pada yang member lain, “Kalian tahu? Kemarin Jungsu bertanya kenapa kalian harus menangis hanya karena dia tertidur?“

“Dia tidak tidur, Hyung...,“ ucap Sungmin sedih.

Heechul menggeleng. “Dia hanya tidur. Dia sudah berjanji untuk tetap di samping ku“.

Lalu Heechul berlari keluar dari tempat di mana Leeteuk terbaring. Dan melarikan diri dengan motornya.
Heechul menuju pantai yang kemarin di kunjunginya bersama Leeteuk. Tepat saat matahari terbenam.

“Jungsu... lihatlah,“ Heechul berbisik lirih, “indah, kan? Bukankah itu adalah sunset? Kau mau melihatnya, kan?“

“Indah, Chullie...,“ dari kejauhan, di lihatnya Leeteuk sedang berlari menuju tepi laut. Menyelupkan kaki nya ke dalam air laut. Berdiri terpesona memperhatikan langit yang berubah menjadi oranye.

“Jungsu?“ desis Heechul. Leeteuk menoleh ke arah nya. Melambaikan tangan agar mendekat. Tanpa sadar, langkah Heechul semakin dekat.

“Ayo bermain. Kejar aku, ne?“

Heechul semakin mendekat. “Bukankah kamu di ruangan sana?“

“Dimana?“ tanya Leeteuk.

“Di Rumah Sakit“.

“Mereka bohong padamu. Buktinya aku ada di depanmu, kan?“

“Benar juga,“ angguk Heechul. Lalu beralih pada kaki milik Leeteuk. “Kaki mu?“

“Sudah lebih baik,“ Leeteuk melompat dengan kaki nya.

“Baguslah,“ tawa Heechul.

Leeteuk mengangguk. Lalu berlari ke dalam laut yang lebih dalam.

“Sudah, jangan ikuti aku lagi,“ senyum Leeteuk pada Heechul. Tapi Heechul tetap mengikuti Leeteuk.

Leeteuk merengut. “Jangan ikuti aku,“ rajuknya.

“Aku tidak bisa kehilangan mu,“ teriak Heechul. “Saranghae“.

“Nado saranghae,“ ucap Leeteuk. “Hentikan langkah mu, Chullie. Cukup di sana saja“.

“Tidak bisa. Aku sudah katakan aku tak bisa kehilangan mu kan? Aku mau bersama mu“.

“Tidak. Jangan,“ ucap Leeteuk panik. “Jangan begitu. Hentikan“.

Tapi Heechul tidak peduli. Dia menghampiri Leeteuk yang sudah nyaris berada di tengah laut. Dengan air laut yang sudah berada sebatas dada nya.

Dan Heechul terjatuh dari perbatasan laut untuk berenang dan laut lepas. Heechul tenggelam.

“Heechullie...“

Samar samar, Heechul mendengar suara Leeteuk. Dia mengulurkan tangan ke arah Leeteuk.

“Kenapa kamu bodoh? Aku sudah melarangmu?“ Heechul masih mendengar omelan Leeteuk.

“Aku tak ingin kehilangan mu. Aku hanya ingin melindungi cinta kita...“

~~~~~

#Surat Leeteuk#

“Dear Super Junior ku yang tersayang, terutama Kim Heechullie ku...^^
Aku punya rahasia kecil. Dan tak bisa ku bawa selama nya, bukan? Sebenarnya aku jatuh cinta padamu, Heechullie, dan itu sudah lama.
Oh, dan tadi kita berkencan. Meski aku merusak kencan itu. Tapi itu indah, Chullie, seperti kamu. Dan aku suka saat kita di sana. Ajak aku saat kau ke sana lagi, ya? Aku ingin bercanda dengan mu dan bermain dengan air laut nya itu.
Oh, dan untuk para mantan member ku, maaf aku tak mau mengajak kalian. Hanya jemput kami di sana, arraseo?


Salam sayang,
Mantan Leader kalian


Park Jung Su (LeeTeuk)
 
~~~~~

#News in Korean Daily#

Super Junior Kim Heechul, di temukan tak bernyawa di tepi pantai Seoul Selatan. Di duga tenggelam. Tak di ketahui apa penyebab pasti. Dugaan sementara, member Super Junior ini sengaja melompat ke tengah laut. Bunuh diri.

~~~~~END~~~~~