Kamis, 19 Juni 2014

Memories


Song Fict By JJ_Park

'Bagiku, kenangan adalah ingatan kejadian di masa lalu. Entah indah atau menyedihkan, semua hanyalah masa lalu. Jika sekarang terbuka kembali, salahkah aku?'


Cast :
Choi Siwon
Shin Jin Ri

Memories

'We used to love during the many days we were together...'

Aku tak percaya saat mataku menangkap sosoknya di antara kerumunan orang orang yang sedang berjalan santai di sore hari.

"Jin Ri?" panggilku. Dia menoleh kebelakang. Wajahnya yang tadi menampilkan ekspresi bingung, berubah menjadi kaget. Dengan cepat, dia membalikkan tubuhnya lagi. Lalu berjalan. Menjauhiku.


Aku hanya terpana menatap kepergiannya. Dalam hatiku, bergaung sejuta penyesalan untuknya.

'Where are you? Can’t you hear my voice?'

"Apalagi yang kau tunggu, Siwonnie? Kau tampan, baik, dan santun. Terlebih lagi kau juga kaya raya. Mana ada gadis yang bisa menolakmu?"

Aku mendengus. Tampan? Kaya? Apa tak ada yang bisa menerima ku jika seandainya aku tak punya ketampanan dan kekayaan itu sendiri?

"Ada yang menolakku, Hyung," kecamku, "dan kau tahu siapa orangnya".

"Sudah ku jelaskan berkali kali padamu, Wonnie, bahwa dia adalah gadis bodoh, yang hanya tertarik pada sejenisnya. Kenapa kau masih mempermasalahkan nya?" tanya Heechul santai.

"Aku mempermasalahkannya. Aku tahu dia mencintaiku. Dan orang yang ku inginkan adalah dia. Aku menginginkan Shin Jin Ri. Hanya dia".

'My pained heart is looking for you. Is calling out to you- crazily...'

"Jin Ri!"

Dia tak mendengarku. Atau pura pura tak mendengarku. Karena, meski tidak menoleh, aku melihat langkah kaki nya semakin cepat menghindariku. Aku mengejarnya.

"Jin Ri!" aku menarik tangannya, memaksanya untuk menghadapku. Wajahnya tidak terlihat kaget. Dia mengangkat alisnya.

"Apa aku mengenal anda sebelumnya?"

Aku terperangah. "Sebegitu bencinya kah, kamu padaku? Hingga bersikap seperti itu?"

"Saya tidak mengenal anda sebelumnya. Haruskah anda memaksa saya mengingat anda?"

'We used to like each other- you laughed at my smile. We used to cry together- you were pained by my tears...'

*Flashback*

"Tak bisakah kau tinggal di sisiku?" tatap Jin Ri. Tangisnya pecah. Bau khas obat obatan, menyeruak di antara mereka.

"Maaf..." Siwon berbalik. Meninggalkan Jin Ri. Jin Ri menahan tangan Siwon. Menatapnya lama.

"Ini terakhir kalinya aku mencintaimu. Dan mengingatmu sebagai orang yang ku sayangi. Esok hari, aku akan mengingatmu sebagai orang yang ku benci. Terima kasih untuk segalanya..."

'Where are you? Can’t you see my tired body?'

"Tak cukupkah kau menyakitiku, dulu?" kecam Jin Ri, saat aku menemuinya di rumahnya.

Aku terdiam. Bayangan masa lalu, melintas kembali. Aku menghela napas. "Maafkan aku..."

"Aku tak butuh maafmu!" desisnya. "Kemana kau, saat aku terbaring di Rumah Sakit, saat itu? Kau pergi! Karena aku sakit. Pergi dan bersenang senang dengan gadis gadis lain yang memujamu. Lalu sekarang, ada di hadapanku lagi?".

Aku tersenyum miris. Ya. Aku melakukan semua yang dia tuduhkan padaku. Pergi meninggalkannya, karena tak sanggup melihatnya lemah. Bersama gadis lain, yang di jodohkan oleh para Hyung ku dan juga orang tua ku. Dan aku menjalani kencan kencan buta itu, hanya untuk membuat perasaanku tenang dan melupakan gadis yang ada di hadapanku ini. Hanya saja, setelah 2 tahun berlalu, aku masih tak bisa melupakannya.

"Aku merindukanmu..."

Dia tersenyum sinis. Tanpa berkata apapun, dia meninggalkan ku yang berdiri di depan pintu rumahnya.

Akhirnya aku merasakan, bagaimana sakitnya di acuhkan dan di tinggalkan oleh orang yang ku sayangi.

'Please come back to me- I call out your name every night..'

"Bagaimana caraku untuk memperbaiki semua kesalahan ku? Aku benar benar mencintainya..." gumamku.

"Hati yang tersakiti, tak mudah untuk di sembuhkan," ucap Yesung Hyung. Dan Leeteuk Hyung yang di samping nya mengangguk, menyetujui ucapannya. Hanya mereka berdua yang melarang ku ikut kencan buta, dulu. Dan aku tidak mempedulikan larangan mereka sama sekali.

"Bukankah sudah ku katakan padamu, bagaimanapun buruknya dia, dia adalah orang yang menerima mu apa ada nya dirimu. Mengapa kau meninggalkan orang yang tulus seperti itu?" ucap Leeteuk Hyung.

"Aku hanya..." lidahku kelu. Ya, Leeteuk Hyung pernah mengatakannya. Saat itu, aku hanya tak suka dengan sikapnya yang terlalu manja dan ingin selalu di perhatikan olehku. Aku tak memaklumi keinginannya itu, dan menilai bahwa dia adalah gadis merepotkan. Jadi aku meninggalkannya meski dia sedang sakit.

Belakangan, Leeteuk Hyung memberi tahuku, bahwa sikap nya yang seperti itu, hanya karena dia takut aku berpaling dari nya saat dia sedang sakit. Jika perkataan Leeteuk Hyung benar, itu artinya semua perkiraannya padaku sudah terjadi. Tak heran dia begitu membenciku sekarang.

"Aku mau dia...," lirihku pelan.

"Lupakan saja. Jika dia sebodoh itu mau menerima mu lagi, maka kau akan menyakiti nya untuk kedua kali. Jika itu terjadi, percayalah, Wonnie, aku yang akan menghajarmu untuknya," ucap Yesung Hyung dengan wajah serius.

Aku menatapnya dengan kaget. "Kenapa?"

"Karena aku tak ingin memiliki adik yang hobi menyakiti hati seorang gadis, tak peduli apapun alasannya".

'My love, my tears, our memories...'

"Kau kenapa, Hyung?" tanya Kyuhyun, saat dia masuk kedalam kamarku.

Aku menatapnya heran. "Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"

Dia menggoyangkan sejumlah kunci yang langsung berbunyi nyaring. Aku merengut. "Kau mencuri kunci duplikat apartemenku pada Leeteuk Hyung?"

"Hei, memangnya aku punya tampang pencuri? Tentu saja aku meminjam nya".

"Baiklah," sahutku malas, "ada apa?"

"Aku tak tahu harus mengatakan ini atau tidak, karena dulu aku juga yang menyuruh mu untuk meninggalkannya," dia diam sejenak, membuat ku langsung tersentak karena ucapan penuh isyarat dari nya. Dia membicarakan Jin Ri.

"Lalu?" desakku.

"Tapi sebaiknya ku beritahu saja padamu, karena aku juga merasa bersalah telah membuat mu seperti ini," dia tersenyum dengan wajah terpaksa, membuatku semakin curiga.

"Ada apa?"

"Aku melihat Jin Ri tertabrak. Kondisinya kritis".

'Drop by drop, they are falling against my chest...'

Bunyi bunyian yang ada di sekelilingku membuat ku risih. Ingat saat terakhir kali aku menatap wajahnya, sebelum akhirnya aku pergi.

Aku menatap Jin Ri yang tengah terpejam. Di sampingnya, ada alat pengukur detak jantungnya. Selama alat itu masih berbunyi, maka aku tahu, Jin Ri masih hidup.

"Kita bertemu di sini lagi, Jin Ri," aku mengelus pipinya. Mataku basah. "Kita bertemu di tempat kita berpisah dulu..."

'Though I cry and I cry, the memories won’t erase...'

Aku memegangi kepalaku erat. Rasanya sebentar lagi kepalaku meledak. Sesak, dan menyakitkan. Di tambah isakan histeris dari orang orang di sekitarku. Aku tak tahan.

"Mau kemana?" satu suara, menahan langkahku dengan memegangi tanganku. Aku menoleh.

"Pergi. Aku tak tahan dengan situasi ini," jawabku putus asa. Heechul Hyung menatapku tajam. Sementara, Yesung Hyung yang memegangi tanganku menatapku tanpa ekspresi, dan member lain hanya menontonku dengan wajah kecewa.

"Tetap di sini. Kau harus mengerti rasa sakit ini. Jin Ri pernah melakukannya untukmu," ucap Leeteuk Hyung dengan suara lemah.

Aku menggeleng. "Terlalu menyakitkan..."

"Di dalam sana, Jin Ri sedang menguji mu. Dia akan kembali jika kau bersedia melewati situasi ini. Tapi jika kau pergi, dia juga tak akan bertahan. Apa yang kau harapkan?"

"Dia pasti hidup," racauku, "Dia akan hidup meski tak ada aku di sampingnya.."

"Jika tidak?" kecam Kangin Hyung dengan suara dingin. Aku menyerah. Aku kembali duduk di tempatku.

"Berjuanglah untukku, Shin Jin Ri..."

'And again today, I drench my empty heart...'

"Apa ini?" tanyaku, menatap kosong pada gundukan tanah di hadapanku. Leeteuk Hyung merangkul ku.

"Apa?!" emosi ku mendadak naik. Dengan kasar, ku tepis rangkulan Leeteuk Hyung, dan membentak nya. Tak peduli aku ada di mana sekarang.

"Wonnie, tenang," ucap Heechul Hyung, mencoba melembutkan ku.

"Kalian bohong!" tangisku pecah. "Jin Ri tetap tak mau bersamaku. Dia lebih memilih pergi dari ku! Aku sudah mencoba bertahan untuk tetap menungguinya di saat dia di operasi. Tapi kenapa dia masih tak mau kembali padaku?!!"

Hatiku hancur seketika. Pikiran ku penuh dengan memori di saat aku bersamanya. Di saat kami tertawa bersama. Di saat dia menangis karena ku. Di saat aku meninggalkannya. Dan yang terakhir, di saat dokter mengatakan bahwa Jin Ri tak selamat dalam operasi otak yang di jalaninya.

Jin Ri mengalami kerusakan otak akibat tabrakan yang di alaminya. Butuh operasi besar untuk menyelamatkannya, namun di tengah operasi, Jin Ri di vonis mati otak. Membuat kerusakan bagian syaraf vital di tubuhnya menyebar hingga jantungnya berhenti berdetak. Nyawa nya melayang. Mendengar ini, rasanya nyawa ku ikut melayang keluar.

"Maaf..." aku menangis tanpa bisa di kendalikan lagi. Semua member ku mengucapkan maaf padaku. Namun bukan itu saja.

Hati dan jiwa ku, terbang mengikuti Jin Ri. Entah dimanapun kini dia berada...


*****


We used to love during the many days we were together
We used to hurt together- making each other’s pain our own

Where are you? Can’t you hear my voice?
My pained heart is looking for you
Is calling out to you- crazily

My heart, my tears, my memories of you
Drop by drop, they are falling against my chest
Though I cry and I cry, the memories won’t erase
And again today, I drench my empty heart

We used to like each other- you laughed at my smile
We used to cry together- you were pained by my tears
Where are you? Can’t you see my tired body?
My pained heart is looking for you
Is calling out to you – crazily

My heart, my tears, my memories of you
Drop by drop, they are falling against my chest
Though I cry and I cry, the memories won’t erase
And again today, I drench my empty heart

Please come back to me- I call out your name every night
And in my exhausted waiting, I wander around and look for you

My love, my tears, our memories
Drop by drop, they are falling against my chest
Though I cry and I cry, the memories won’t erase
And again today, I drench my empty heart

Super Junior - Memories