Kamis, 18 September 2014

My Hero Series : Give Me The Strength (SiTeuk Paired)

Paired Cast: SiTeuk
Other Cast: SJ Members
BackSound: HERO - Super Junior

Author: LeeteukSJ

Genre : Sad Romance, Action(?)

Disclaimer: My Hero Series is MINE ^^




Give Me The Strength (MY HERO - Special Part)

~~~~~

Aku bersedia selalu melindungimu...


“Sudahlah Hyung.. kenapa kau jadi cengeng malam ini?“ Siwon mengusap pelan pipi Leeteuk yang sedang menangis di sampingnya dengan telapak tangan yang terbebat perban. Melihat itu, Leeteuk semakin menangis.

“Aku bodoh... gara gara aku...“ ucap Leeteuk dengan sedih. Tangan Siwon beralih ke mulut Leeteuk. Di taruh jari telunjuk nya di depan bibir Leeteuk.

“Jangan begitu. Ini kemauan ku sendiri. Aku tidak menyalahkan mu, Hyung..“

“Justru itu. Gara gara aku...“

“Berhenti menyalahkan diri mu!“ Siwon mengecup bibir Leeteuk dengan cepat. Membuat Leeteuk terpana.

“Wonn..?“

“Sudah ku bilang agar kau berhenti,“ Siwon memalingkan wajahnya yang memerah, “Siapa suruh kau begitu keras kepala dan masih ribut menyalahkan diri sendiri?“



Leeteuk terdiam. Ditatap nya dongsaeng tampan yang sedang salah tingkah itu dengan pandangan kaget. Harusnya wajah itu tampan tanpa cela. Tapi hari ini, wajah tampan itu penuh luka dan memar. Bahkan tangan kanannya penuh dengan bebat perban.

Siwon melindunginya dari orang orang gila yang hendak menjahatinya.

Yah, mungkin jika hanya ada 4 atau 5 orang, Leeteuk mampu menghadapinya sendiri. Bahkan masih bisa menanganinya jika jumlah nya 10 orang. Tapi yang hendak mengeroyok nya tadi, jumlah nya total 15 orang. Dengan 8 orang menggunakan senjata tumpul, dan 4 orang memakai pedang. Sementara sisanya memilih menggunakan kendaraan untuk menabraknya.

Leeteuk tahu, ada seseorang yang mengincarnya. Hanya saja, dia tak tahu siapa. Dan malam ini, hampir saja dia tidak bisa lagi bertemu dengan Super Juniornya.

“Lalu bagaimana dengan mu, Hyung? Bukankah luka luka itu juga sangat sakit?“ Siwon membuyarkan lamunan Leeteuk dengan bertanya sembari mengelus pelan dagu Leeteuk yang memiliki goresan luka memanjang hingga ke sudut bibirnya.

Ya, itu juga bagian luka yang di dapatnya, hasil aksi heroik tak pada tempatnya yang tadi dia lakukan.

Siwon terkikik. “Aku tidak menyangka kau akan melindungi ku dengan tubuhmu, Hyung. Tiba tiba maju ke depan ku dan pedang itu masih menggores mu walau sudah di tepis. Hampir saja aku mengirimnya ke Rumah Sakit, tahu?“

Leeteuk menarik ujung bibirnya. Teringat saat dia melompat ke depan Siwon, dan pedang yang menghunus ke arah Siwon di tepiskan nya. Namun wajahnya malah terkena ujung pedang itu dan membuat goresan panjang. Membuat Siwon merangsek maju dan menghajar orang itu bertubi tubi.

“Sebenarnya, mereka siapa sih, Hyung? Kenapa mereka bernafsu sekali mengejarmu?“

Leeteuk tahu, dia sudah melibatkan member nya yang satu ini ke dalam masalah pribadinya.

“Aku tak mengerti..“ jawab Leeteuk. Masih ada sisa isakan dalam nada bicaranya. Tapi dalam sorot matanya, terlihat bahwa dia sudah bisa menenangkan diri. “Aku tidak pernah tahu siapa mereka.“

Alis Siwon bertaut. “Tidak pernah tahu? Kau... sering di ganggu mereka?“

Leeteuk kelabakan. Sadar bahwa ucapannya sudah membuat Siwon curiga.

“Anii...“ Leeteuk berusaha mengelak. Tapi tatapan Siwon seperti menguncinya.

“Katakan yang sebenarnya!“

Leeteuk menghela napas. Sepertinya memang sudah tidak bisa menyembunyikan masalah ini.
“Asal kau berjanji untuk tidak mengatakannya pada yang lain“.

Mata Siwon membesar. “Aku janji“.

~~~~~

Ijinkan aku menopangmu.. melindungi mu bahkan walau di luar batas mampuku..


“Hyunggg!!“ Siwon langsung berlari ke arah Leeteuk yang terkapar di tanah basah di tengah jalan yang sempit dan lengang. Di daerah yang memang jarang di lewati orang lain, terutama malam hari.

Siwon langsung memeluk tubuh yang gemetar itu. Wajahnya terlihat mengerikan. Dari awal dia mendapat telepon dari Leeteuk, seluruh otot di wajahnya terlihat tegang. Dan saat melihat Leeteuk yang terkapar di tanah, seluruh darah nya naik ke kepala. Bisa di pastikan, jika saat ini Siwon menemukan orang yang membuat Leeteuk seperti ini, orang itu tak akan selamat dari hantamannya.

“Aku... baik.. baik... uhh.. saja... Wonnie..“ lirih Leeteuk. Dia memaksakan bibirnya membentuk lengkung senyum, walau jadi nya terlihat seperti meringis.

“Kenapa tidak memberitahu ku?!“ hampir saja Siwon menghardik hyung tersayangnya itu. Leeteuk mengerucutkan bibirnya.

“Bukankah.. aku.. sudah menelpon.. mu??“

“Harusnya daritadi!! Kenapa membiarkan dirimu di keroyok seperti inii??!!! Bukan kah kamu sudah berjanji kamu akan memberitahuku jika ada sesuatu seperti kemarin lagi???!!! Kau....“ Siwon menahan lidah nya saat kepala Leeteuk terkulai lemah di pelukannya.

“Hyungggg!!!!!“

~~~~~

Ada banyak hal yang ingin ku lakukan. Dan salah satu nya adalah, memproteksimu sedemikian rupa..


“Wonn?“

“Diam dan tidur saja!“

“Aku tidak be..“

“Diam!“

“Uhh...“ dengan kesal, Leeteuk kembali berbaring. Sekarang, dia sedang ada di rumah Siwon. Dan tadi, dia sedang mencoba merengek untuk di bolehkan bekerja lagi pada Siwon. Tapi dasar sifatnya yang memang keras, mau bagaimanapun dia merengek, Siwon tidak akan luluh hanya dengan rengekan seperti itu.

“Dasar keras kepala,“ rutuk Leeteuk, membuat Siwon langsung mendelik ke arahnya.

“Salahkan dirimu sendiri! Siapa suruh kau sok pahlawan dan tidak menelpon ku lebih awal?!“

Leeteuk meringis mendengar omelan Siwon.

“Kau seperti ahjumma ahjumma yang mengomeli anaknya bermain lumpur,“ ledek Leeteuk.

Siwon melotot. “Kalau begitu kamu adalah ahjussi tua yang keras kepala!“

“Hei..“ Leeteuk mengerucutkan bibirnya, “Perkataan itu seolah mengisyaratkan kalau kamu mau menjadi istri ku saja,“ Leeteuk mengerling.

“Uhukk“. Siwon terbatuk batuk mendengar ucapan Leeteuk. Sementara Leeteuk tertawa tertahan karena luka luka di sekujur tubuhnya.

“Jangan menertawaiku,“ delik Siwon, membuat Leeteuk semakin meringis karena geli, “lagipula, lebih pantas kamu yang menjadi istri ku ketimbang aku yang menjadi istri mu.“

“Kamu mau memperistri ku?“ Leeteuk senyum senyum. Sambil menatap Siwon dengan penuh arti.

Wajah Siwon memerah. “Asal kau mau ku hamili dan melahirkan anak anak ku saja“.

“Hahahaha.. aduhhh.. appoo.. hahaha..“ Leeteuk memegangi pipinya sambil tertawa. Wajahnya sudah merah karena tertawa terus.

“Hentikan, Hyung,“ Siwon mendelik dengan wajah yang semakin memerah.

“Hahaha.. arraseo.. arraa.. hah.. Uri Wonnie neomu kyeopta... hihihi...“

Grep. Dengan gerakan cepat, Siwon merengkuh tengkuk Leeteuk, lalu mencium bibir tipis Leeteuk.
Leeteuk melotot. Sedetik kemudian, dia meronta, berusaha melepaskan pagutan Siwon.  Namun Siwon mempertahankan posisinya. Dia melumat bibir Leeteuk, membuat Leeteuk langsung mendorong Siwon.

“Apa apaan kau??!“ sergah Leeteuk, dengan wajah merah dan nafas tersengal setelah meronta dan mendorong Siwon dengan kekuatan penuh. Dan dengan nada marah juga, tentunya.

Wajah Siwon terlihat ketakutan. “Mi..an.. mianhae Hyung.., ak.. aku... aku...“

“Apa?!“

“Jebal..“ wajah Siwon terlihat mau menangis saat di bentak Leeteuk. “Jangan.. benci aku...“

“Lalu apa maksud mu mencium ku hingga begitu??!!“ nada Leeteuk meninggi.

“Itu... aku...“ Siwon kebingungan mencari alasan yang tepat. Dia terlalu panik hingga otaknya tak bisa memikirkan alasan yang bagus untuk mengelak.

“Hanya bercanda?“ cibir Leeteuk.

“Hanya bercanda,“ beo Siwon. Sedetik kemudian, dia menutup mulutnya sendiri. “Ani...“

“Bagus,“ Leeteuk berusaha bangun dari tempat tidur yang sedang di gunakannya. Bangkit berdiri dengan susah payah dan berjalan tertatih. Dia menepis dengan kasar, tangan Siwon yang terjulur untuk menjaganya.

“Jangan begini, Hyung...“ Siwon merengek. Tapi Leeteuk tidak mempedulikan rengekannya.

“Aku tidak butuh di rawat oleh orang yang mencium ku sampai seperti itu hanya karena bercanda!“

“Ani.. aku tidak bercanda..“

“Lepas!“ Leeteuk lagi lagi menepis tangan Siwon yang berusaha mencegahnya pergi.

“Jebal...“ akhirnya Siwon memeluk tubuh Leeteuk dengan erat dari belakang, “Jebal, Hyung... dengarkan aku. Aku tidak bercanda.. melakukan hal seperti itu... mana mungkin bisa bercanda...“

Badan Leeteuk menegang. “Lalu?“

“Karena...“ Siwon ragu mengucapkan lanjutannya.

“Karena??“ desak Leeteuk.

“Aku.. mencintaimu...“

“M-mwo?“

“Aku cinta kamu. Kurang jelas? Aku cinta padamu. Aku mencintai mu. Aku jatuh cinta pada mu. I love you. Hyung...“ Siwon mengeratkan pelukannya.

Leeteuk lemas. Tak terbayang olehnya, akan ada pengakuan cinta dari seorang Siwon untuknya.

“Tidak... bisa...“ Leeteuk meronta pelan. “Tidak bisa. Tidak bisa. Tidak boleh. Wonnie... jangan lakukan itu...“

“Wae?“

“Aku hanya akan menghancurkan mu...“

~~~~~

Cinta itu sakit. Sebegitu menyakitkan nya kah? Sampai kamu menyerah pada cintaku...


“Jangan biarkan dia masuk ke kamarku, Kangin ah,“ ucap Leeteuk saat Kangin baru saja hendak memberitahu sesuatu.

“Huh? Kamu tahu apa yang mau ku katakan?“

Leeteuk menyingkirkan buku dari hadapannya. Dan menatap Kangin yang sedang kebingungan dengan perkataannya.

“Kamu menjadi kaki tangan Siwon untuk memantau dan mengawasi ku, kan? Dan berhubung aku ada di dorm, dia datang dan mau menemuiku lewat bantuan mu. Iya kan?“

“Hei.. aku bukan kaki tangannya, ya. Aku hanya menjawab pertanyaannya dan membantu nya saja. Lagipula... ada apa sih, dengan kalian? Kenapa kamu begitu dingin padanya, Hyung? Apa salahnya? Bukan kah Leeteuk Hyung yang ku kenal itu sangat pemaaf?“

“Ada sisi lain dari ku yang belum kau kenali. Dan kalau kau terus mendesak ku begitu, sisi lain itu bisa saja keluar. Hanya turuti perintahku sekarang dan jangan banyak tanya!“

“Hah... arraseo... kamu menjadi begitu keras kepala akhir akhir ini, Hyung,“ ujar Kangin, lalu menutup pintu kamar mereka.

Leeteuk tercenung mendengarnya. Tapi, apapun yang terjadi, dia harus begini. Agar Siwon mengerti bahwa dia menolaknya. Dan menyerah mengejarnya.

Terdengar kegaduhan samar di luar kamarnya. Leeteuk tahu apa itu. Namun dia diam saja. Dia menuju tempat tidurnya. Dan membaringkan diri di atasnya. Dia mengacuhkan kegaduhan yang dia tahu dia bisa menghentikannya. Dia hanya menarik selimut, lalu tidur.

“Mianhae...“

~~~~~
Aku tidak pernah ingin perasaan ini. Jadi, apa yang harus ku lakukan?‘


“Astaga, Siwon ssi. Harus berapa kali kita mengambil adegan ini? Ini adegan yang sangat sering kau mainkan. Kenapa sekarang butuh 5 kali ambil gambar?“

“Benar benar maaf, produser,“ ucap Siwon. Berkali kali dia menundukkan tubuhnya untuk meminta maaf.

“Baiklah baiklah, tak usah seperti itu. Break sebentar, lalu kita akan lanjutkan lagi syuting nya. Siwon ssi, tolong lebih berkonsentrasilah,“ ucap produser sabar. Siwon mengangguk. Lalu segera kembali ke tempatnya.

“Apa apaan aku ini?!“ maki Siwon sembari mengetuki kepalanya dengan gulungan kertas sricpt nya. “Teuki Hyung.... ayo menghilanglah dari kepalaku!! Gara gara kamu aku jadi sulit konsentrasi!“

“Kamu kenapa, Wonnie?“ tiba tiba, datang Kangin dan Sungmin menghampirinya.

“Ah Hyung,“ Siwon melompat senang, “Tolong bantu aku...“

“Apa?“

“Tolong teleponkan Teuki Hyung“.

“Mwo? Kamu tidak salah? Teuki Hyung sedang menjauhi mu, Wonnie. Apa maksud mu?“

“Hyung, Jebal...“

“Shireo!“ tolak Kangin mentah. “Kau tidak tahu kan, aku sudah sering kena damprat Teuki Hyung karena kamu selalu memaksa ku untuk menemuinya. Dan itu sudah cukup buatku. Aku tidak pernah melihat dia setertutup ini. Dan itu terlihat... mengerikan,“ Kangin bergidik mendengar kalimat nya terucap.

Sungmin menghela napas mendengar repetan Kangin. “Ne. Kangin Hyung benar. Sangat mengerikan sekali melihat Teuki Hyung yang sekarang ini. Oh ya, terkadang dia juga pulang tengah malam, bahkan nyaris pagi buta, dan wajahnya babak belur. Entah pekerjaan macam apa yang di lakoni nya sekarang“.

Tubuh Siwon menegang. Pulang nyaris pagi buta? Babak belur? Tidak salah lagi, dia pasti sering mengalami hal itu. Emosi Siwon meningkat. Tapi tentu saja, dia tidak akan meninggalkan pekerjaannya begitu saja.

“Aku harus bertemu Teuki Hyung secepatnya“.

~~~~~

Pikiran ku, tubuh ku, bahkan alam bawah sadar ku, memerintah ku untuk menjagamu. Lalu harus bagaimana jika kau terus menolakku?‘


“Hyung, dengarkan aku, Hyung...“ Siwon menjejeri langkah Leeteuk yang sengaja mempercepat jalan nya. Berusaha membuat Leader nya yang satu itu menoleh ke arah nya.

Dia bahkan rela menunggui Leeteuk di studio syuting hingga larut malam seperti ini hanya untuk bertemu dengan nya. Namun, jangankan menoleh ke arahnya, Leeteuk bahkan seolah tidak menganggapnya ada.

“Jangan begini...“

Tiba tiba langkah Leeteuk terhenti. Menatap ke depan dengan wajah tegang. Siwon yang memang sedari tadi mengikuti nya, ikut menoleh ke depan. Dan, terlihat banyak orang ber jas hitam.

Siwon mengenali tatapan tegang dari Leader nya itu. Insting nya mengatakan, bahwa orang orang itu adalah orang orang yang sama yang selalu menyerang Leader nya. Siwon bergegas melangkah menghampiri mereka, tapi tangan Leeteuk tiba tiba menahan nya.

“Jangan!“ ucap Leeteuk dengan nada rendah dan tegas.

“Tapi, Hyung...?“ Siwon menatap Leeteuk dengan wajah bingung.

“Kamu mau aku memaafkan mu, kan?“

Siwon mengangguk, membuat Leeteuk melanjutkan ucapannya, “Kalau begitu, diam di sini dan jangan melakukan apapun.“

“Maldo and...“

“Turuti aku. Atau selamanya aku tak akan melihat ke arah mu lagi. Arra?“

Siwon menelan ludah. Mengangguk samar. “Bagaimana jika kau sekarat?“

“Hampiri aku saat mereka pergi. Aku butuh kamu untuk menyelamatkan nyawa ku. Bukan melindungiku. Paham?“

Dan, karena Siwon tahu, Leadernya tidak suka orang yang ingkar janji, jadi dia hanya diam saja menonton Hyungnya berkelahi lagi sendirian. Sembari mengalirkan airmata. Disaat orang orang itu pergi, barulah dia menghampiri Leeteuk yang terluka parah dengan langkah kaku.

“Gomawo,“ ucap Leeteuk lirih, saat Siwon meraih tubuhnya dengan hati hati, “Karena menepati janji“.

Siwon sangat ingin bertanya banyak padanya. Tapi tak ada kata kata yang lebih penting menurutnya, jadi dia diam saja. Dia membopong Hyung nya masuk ke mobil, mengantar Hyung nya menuju Rumah Sakit.

“Jangan Rumah Sakit. Jangan di dorm juga. Bawalah aku ke tempat dimana aku dan kamu hanya berdua,“ pinta Leeteuk dengan suara pelan.

Siwon diam. Airmatanya masih terus mengalir tanpa suara. Tapi dia membelokkan mobil nya ke arah luar kota. Menuju tempat peristirahatan pribadi nya. Dan membopong Hyung nya lagi menuju kamar utama yang memang miliknya.

“Wonnie...“ Leeteuk membuka suara, saat Siwon mengobati luka luka nya sembari menangis, tapi tidak mengucapkan sepatah pun. “Mianhae... aku hanya tak ingin melukaimu lagi...“

Siwon masih diam. Tak menyahuti apapun perkataan Leadernya. Meski dalam hatinya, seolah ingin mengamuk hebat melihat luka luka di tubuh Leeteuk, tapi perintah Leeteuk yang tadi, sungguh membuat hati nya sakit. Walau ada alasannya, tetap saja ia tak suka perintah itu.

“Jangan diam saja,“ ucap Leeteuk pelan. Hatinya terasa nyeri melihat Siwon hanya membisu sembari mengobatinya. Dan airmata yang terus menerus meleleh dari matanya.

“Lain kali, Hyung,“ akhirnya Siwon membuka mulut, “Walaupun kamu mengancam untuk tidak melihat ku lagi seumur hidupku sekalipun, aku tak akan menuruti perintah bodoh itu lagi. Walau kau membenci ku, bagaimana pun cara mu menolakku, menghindari ku, dan meski aku adalah yang paling penurut, aku tak akan menuruti perintah mu yang satu itu lagi. Tidak akan pernah!!“

~~~~~

‘Sudah ku katakan aku mencintaimu.. aku tak peduli kau membenci ku.. asal kau tidak menolak ku di sisi mu...‘


Siwon tertidur dalam posisi duduk, di samping Leeteuk yang tertidur pulas di tempat tidur berukuran king size milik Siwon.

Semalaman, Siwon tetap terjaga, hanya untuk merawat Leeteuk yang mendadak demam tinggi. Sesekali tertidur, lalu terbangun lagi. Hanya untuk mengecek suhu tubuh Leeteuk yang belum juga mereda. Hingga subuh menjelang, dan dia melihat kondisi Hyung nya itu membaik, baru dia merasakan kantuk yang amat sangat. Lalu memejamkan matanya, masih dengan posisi duduknya.

Sinar pagi membangunkannya dari tidurnya yang mungkin kurang dari satu jam. Siwon menggeliat, spontan menatap jam dinding dengan matanya yang nanar karena baru tersadar. Lalu mengerjapkan matanya. Tangannya terulur lagi ke dahi Hyungnya, mengukur suhu tubuh Leeteuk yang sudah terasa normal di kulitnya.

Siwon menghela napas lega. Dia bangkit dari duduknya, merenggangkan tubuh sebentar, lalu beranjak ke kamar mandi milik nya. Mencuci wajahnya yang terlihat lusuh, bahkan oleh dirinya sendiri. Tersenyum simpul, karena menurutnya hari ini wajah nya benar benar berbeda. Bahkan dia nyaris tak mengenali wajah nya sendiri sebelum dia menepuk nepuk pipi untuk memastikan yang ada dalam pantulan kaca itu adalah dirinya.

“Ungh..“ terdengar lenguhan samar yang berasal dari kamarnya, dan Siwon dalam sekejap sudah ada di samping Leeteuk.

“Sudah bangun, Hyung?“

Leeteuk mengernyit. “Jam berapa ini?“

Siwon melirik jam. Jam 8 pagi. “Jam ku mati“.

“Eh?“

“Jam ku mati,“ ulang Siwon sabar.

“Jongmal?“ tanya Leeteuk tak yakin. Siwon hanya mengangguk pelan menyahuti pertanyaan Leeteuk.

“Tapi aku harus bekerja,“ ucap Leeteuk dengan nada memelas. Siwon hanya menatapnya.

“Aku sudah meminta bantuan Eunhyuk, dan Yesung Hyung untuk menggantikan mu di beberapa acara mu hari ini“.

“Ah...,“ Leeteuk memandang Siwon dengan ragu. Sekilas teringat olehnya kelakuannya akhir akhir ini terhadap Siwon. Menghindarinya habis habisan, bersikap dingin dan ketus. Dan orang itu lah yang menyelamatkan dia. Membawanya ketempat yang aman. Dan membantu mengatur seluruh pekerjaan nya dengan baik.

“Kenapa?“ tanya Siwon dengan lembut. Kelembutan nya membuat Leeteuk ingin menangis.

“Tentang kemarin....“ Leeteuk mengantung kalimatnya. Sementara raut wajah Siwon berubah.

“Cukup, Hyung. Aku tak ingin mendengarnya,“ tukas Siwon.

“Mian...“

“Andwae. Jangan mengucapkannya lagi!“

“Tapi aku ingin...“

“Tidak! Jangan katakan lagi!“

“Wonnie...“

“Hyung!!“ bentak Siwon. Detik selanjutnya, Siwon memalingkan wajahnya dari tatapan Leeteuk yang kaget karena bentakan nya. Lalu melangkah keluar. Di ikuti oleh tatapan Leeteuk.

“Aku berjanji akan mencari tahu siapa orang orang itu. Sementara itu, kau diamlah di sini,“ ucap Siwon pelan, sebelum keluar dari ruangan tidurnya.

“Jangan tinggalkan aku!“

Siwon terpaku. Langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Leeteuk. Dengan kaku, dia membalikkan tubuhnya. Menatap Hyung nya yang terduduk di atas tempat tidur miliknya itu.

“Jangan pergi,“ Leeteuk memperhalus suaranya, “Aku butuh kamu. Tetap lah di sisi ku.“

Siwon melangkah ragu mendekati Leeteuk. Bagaimanapun juga, dia juga ingin selalu di samping Leeteuk, dan di minta seperti itu, tentu saja dia akan mengabulkan nya dengan senang hati. Tapi dia tahu Hyung nya yang satu ini harus banyak istirahat. Dan alasan lainnya adalah karena saat melihat wajah Leadernya yang babak belur itu, dia akan teringat kebodohannya yang begitu di sesalinya.

“Wonnie,“ Leeteuk meraih tangan Siwon dengan susah payah. Sementara Siwon hanya memperhatikan dengan wajah datar saat tangannya di sentuh Leeteuk. “Dengarkan aku dan jangan menyela ku sebelum selesai.“

Kini Siwon tahu kenapa Leeteuk memegangi tangannya. Meski jantung nya tiba tiba bekerja ekstra karena sentuhan tangan Leeteuk di tangannya. Tapi dia masih memasang wajah datar. Memandangi Leeteuk tanpa ekspresi.

“Maaf. Aku membiarkan mu melihat lagi luka luka ku. Maaf karena menjauhi mu di saat aku harusnya selalu di sekitar mu. Maaf karena aku membuat mu diam saja saat aku di hajar oleh orang orang itu. Aku tahu kamu marah pada ku karena hal itu, tapi kamu harus tahu. Aku tak ingin orang yang ku sayangi, celaka karena ku. Jadi, tetap lah diam di tempat saat aku berkelahi, dan hanya obati aku saat aku terluka dan kalah.“

Mata Siwon membesar. “Orang yang kau sayangi?“

“Ne. Kamu, Kangin, Sungmin, dan yang lain nya, adalah orang yang ku sayangi. Aku tak akan membiar kan kalian semua celaka. Kalian adalah dongsaeng kesayangan ku.“

“Aku? Dongsaeng?“ bibir Siwon tertarik ke atas.

“Ne...“

“Tapi kamu adalah orang yang ku cintai. Jadi, aku akan melindungi mu dengan cara ku...“

~~~~~

Aku ingin terus mendekap mu. Agar kau tahu debaran di hati ku saat bersama mu..‘


“Tidak! Tidak! Jangan lukai dia!“ Leeteuk berteriak teriak panik. Dia memukuli orang orang di sekitarnya yang menyerangnya, sembari berlari dengan susah payah ke arah Siwon. Sementara Siwon tetap fokus dengan lawan lawan nya. Berkelahi dengan sengit. Meski darah mulai mengalir di pelipis dan bahu nya.

“Andwae!!“ Leeteuk berlari secepat kilat dan langsung memeluk Siwon, tepat sesaat sebelum balok kayu menghantam tengkuk Siwon dari belakang. Menggunakan dirinya sebagai pelindung Siwon. Memeluk nya erat erat. Bahkan Siwon berusaha meronta tapi pelukan Leeteuk begitu kuat dan dia terus saja menerima hantaman demi hantaman dari musuh musuh nya.

Siwon segera melepaskan diri, tatkala pelukan Leeteuk melemah. Dia tahu Hyung nya sekarat, tapi dia harus menyelesaikan urusan ini lebih dulu sebelum menyelamatkan Hyung nya.

“Cukup!“

Satu suara berat, mampu menghentikan gerakan dari musuh musuh nya itu dan diam. Siwon mencari ke sekeliling dengan pandangan liar. Matanya bertemu dengan mata yang begitu familiar. Siwon terpaku.

“Aboji...?“

“Ne. Siwonnie. Kau sedang melawan habis habisan seluruh pengawalku hanya demi namja tak berguna itu.“

“Aboji?!“ amarah Siwon bangkit. Dengan geram, dia kembali memeluk Leeteuk yang pingsan. “Dia adalah Leader dalam memberku. Dan dia adalah Hyung ku! Aboji juga tahu hal itu, kan?! Kenapa bernafsu sekali ingin mengabisinya?“

“Karena kamu mencintainya,“ ucap Ayah Siwon dengan suara tenang yang menakutkan. “Jika kamu hanya menganggap nya Leader dan Hyung, Aku tidak akan pernah mengganggu dia. Tapi karena kau mencintai nya, dan masih mencintai nya walau dia menghindari mu.“

“Jadi... Aboji kah, yang akhir akhir ini... mencoba membunuh nya?“ Siwon menatap ayahnya dengan wajah syok.

“Aku tidak mencoba membunuh nya. Hanya menyuruh nya untuk menghindari mu dan tidak melibatkan mu dalam urusan kami!“

“Urusan kami?“ Siwon menatap tajam. “Urusan Teuki Hyung adalah urusan ku juga. Sementara Aboji... aku tidak peduli apa urusan Aboji dengan semua ini. Jika mau menyentuh Teuki Hyung, kau harus membunuh ku lebih dulu“.

“Oh, rupa nya anak tertua ku sudah berani membantah dan melawan ku hanya untuk orang tidak berguna macam dia?“

“Terserah apapun yang ada di pikiran mu. Aku tidak peduli. Aku akan melindunginya. Sekalipun itu dari mu.“

Diam sejenak. “Mundur,“ ucap Ayah Siwon dengan suara tegas. Lalu mata nya menatap Siwon dengan tajam. “Kamu harus tahu alasan ku menarik mundur semua pengawal ku adalah karena kamu dan juga Leader mu yang tengah kau lindungi itu sekarat. Aku tak mau menghabisi lawan ku yang tak bisa apa apa seperti itu. Jika kamu sudah merasa kuat untuk melindungi dia dan melawan ku, kamu boleh kembali mencariku.“

Lalu mereka pergi. Meninggalkan Siwon dan Leeteuk. Siwon mengeratkan pelukannya pada Leeteuk yang terkulai lemah dalam pelukannya.

“Bertahanlah, Hyung. Kau harus hidup untukku...“

~~~~~

Tiap tindakan ku adalah untukmu, dan kamu cukup tahu bahwa itulah cinta dari ku...‘


“Aboji, tolong lepaskan Teuki Hyung untukku...“

“Lepaskan? Apa keuntungan yang bisa ku dapatkan jika melepaskan nya?“

“Apa yang Aboji inginkan saat menyerangnya?“

“Aku ingin dia menghindarimu dan membuatmu melupakan cinta konyol itu.“

“Baiklah. Aboji mendapatkan itu. Aku akan menghindari Teuki Hyung dan berusaha melupakan rasa cinta ku.“

“Ada dua syarat lagi.“

“Apa itu?“

“Ikutlah dengan perjodohan yang sudah ku atur. Dan satu lagi, keluar dari grup mu itu.“

“Keluar dari Super Junior? Maldo andwae!“

“Oh, jadi kamu tetap ingin bergabung dengan grup murahan itu dan menginginkan Leeteuk Hyung tercinta mu itu mati, huh?“

“Arra! Aku keluar. Tapi jangan pernah menghina Super Junior ku. Super Junior adalah segalanya untuk ku. Begitupun dengan Teuki Hyung!“

“Terserah!“

~~~~~

‘Menghindari dan dihindari mu, keduanya sama sakitnya untukku. Lalu aku harus bagaimana?‘


“Dimana Siwonnie?“

“Aku tak tahu. Dia yang membawa mu kembali. Tapi setelah itu dia tidak pernah datang lagi“.

Leeteuk memaksakan mengingat apa yang terjadi. “Hari apa ini?“

“Rabu.“

“Tiga hari aku tertidur?“ Leeteuk tersentak kaget, menyadari terakhir kali dia melihat wajah Siwon, adalah saat hari Minggu. Saat dia melompat kebelakang punggung Siwon dan memeluknya erat. Hingga kesadaran nya mulai berkurang dan kemudian pingsan.

“Eum, ralat, Hyung,“ ucap Kangin yang memang selalu menjagai nya saat dia di dorm, “Tiga hari kamu sekarat. Pingsan. Entah keajaiban apa yang bisa membuat mu sadar tanpa mengingat sama sekali apa yang terjadi pada mu? Wuahh, Hyung...“

“Yah,“ Leeteuk meringis. Ingin sekali dia berteriak teriak pada seluruh member nya bahwa dia sedang tidak aman, dan ingin agar mereka semua juga berhati hati. Tapi dia harus membungkam mulut nya rapat rapat. Lagipula, ada yang lebih penting lagi. “Siwonnie?“

“Kau tidak mendengar jawabanku, eoh?“

“Jawaban apa?“

“Ku bilang, Siwon tidak ada di sini.“

“Ah iya, kau benar. Aku lupa,“ ucap Leeteuk sembari memijat keningnya.

Kangin menatap nya penuh selidik, namun kemudian mengangkat bahu. “Untunglah kau sudah sadar. Hari ini aku ada acara dengan Donghae. Apa kau sudah bisa ku tinggal?“

“Ne. Aku baik. Pergi lah.“

“Arra“.

Setelah pintu tertutup, Leeteuk berusaha mengingat ingat lagi. Apa yang terjadi hari itu? Ingatannya berputar perlahan. Yang di ingat nya adalah, dia menjadikan tubuhnya pelindung untuk Siwon, lalu Siwon memeluknya saat dia mulai tak sanggup menahannya. Saat semua panca indera nya seolah mati rasa, dia sayup mendengar suara seseorang. Siapa itu? Suara yang terasa familiar, namun tak mampu menembus ingatannya tentang siapa pemilik suara itu.

Leeteuk menoleh saat pintu yang tadi tertutup, mendadak terbuka dengan pelan. Terlihat olehnya, wajah yang sedari tadi di carinya. Meskipun dengan luka lebam, wajah itu masih tampan.

“Boleh aku masuk, Hyung?“

“Masuklah, Siwonnie“.

Siwon masuk dengan langkah pelan, dan kemudian menutup pintu. Lalu dia hanya berdiri di depan pintu kamar. Matanya menatap Leeteuk dengan lurus. Mencermati tiap lekuk wajah nya. Pandangan Siwon membuat Leeteuk risih.

“Ada apa? Kenapa menatap ku begitu?“

“Aku...,“ Siwon mengepalkan kedua tangannya. Mencoba untuk mengatakan apa yang sebenarnya tak ingin di katakan. “Aku akan... keluar dari Super Junior“.

Ucapannya membuat Leeteuk terperangah. “Mwo? Kau bilang apa tadi?“

“Aku akan keluar dari Super Junior“.

“Tapi... kenapa? Apa karena aku?“ tanya Leeteuk pelan.

“Ne. Karena kamu.“ jawab Siwon.

“Huh?“ Leeteuk hanya bisa memandangi Siwon tanpa daya. “Jika aku berhenti menjadi Leader, apa kamu akan kembali ke Super Junior?“

“Lebih mudah jika aku yang keluar di banding kamu. Jadi aku yang akan keluar.“ Siwon membalikkan tubuhnya. Memunggungi Leeteuk. “Kamu mau aku menyerah mencintai mu, kan? Kamu mau aku tidak mempedulikan mu lagi, kan? Inilah keputusan yang ku ambil untuk menyerah dan tak lagi mempedulikan mu. Jadi, jangan halangi aku“.

Lalu Siwon keluar dari kamar milik Leeteuk. Lalu segera keluar dari dorm milik Super Junior sebelum yang lain melihat nya menangis. Di luar dorm, dia di hentikan oleh sebuah mobil yang melintas di hadapannya. Dari dalam mobil, keluar lah sosok yang saat ini sedang tak ingin di lihat oleh Siwon.

“Kau menangis? Lemah sekali. Masuklah dan jangan membuat ku malu karena menangis di tengah umum“.

“Aboji puas?“ Siwon menggeram tertahan. “Kau sudah menghancurkan mimpi dan hati anakmu sendiri. Apa kah Ayah ku puas karena telah membuat anaknya sendiri menderita?!“

Ayah Siwon hanya menyunggingkan senyum sinis. “Menderita? Hanya karena ini kau sudah menderita? Anakku yang malang. Sudah ku duga kau akan menjadi lemah saat bergaul dengan orang orang semacam mereka. Tapi tidak ku sangka, kau ternyata lebih lemah di banding mereka,“ dia menelengkan kepalanya, menatap gedung yang ada di belakang Siwon. “Lihat! Tidak ada yang mengejar mu saat kau menyatakan akan keluar dari grup itu. Apa itu artinya mereka menyayangi mu? Tidak. Itu artinya, kau memang tidak di butuhkan oleh mereka. Justru mereka bersyukur kau keluar dari bagian mereka. Anak ku begitu menyedihkan.“

Siwon menahan mulut nya untuk mengatakan kebenaran. Bahwa dia hanya mengatakan akan keluar pada Leeteuk, dan tidak pada yang lain. Hanya pada Leeteuk saja sudah cukup menyakitkan untuknya. Lagipula, Siwon merasa harus membuktikan satu hal.

“Aboji benar. Aku memang menyedihkan. Terlebih lagi karena aku terlahir sebagai anak mu!“

~~~~~

Apa yang harus ku lakukan tanpa mu? Serasa setengah nyawa ku hilang bersama dengan mu...


“Kerja bagus, Jung Soo!“

Leeteuk diam saja sementara orang itu melemparkan sejumlah uang ke arah nya. Menatap datar ke orang yang tersenyum lebar penuh kepuasan.

“Kau berhasil membuat Siwon keluar. Sekarang, aku akan menepati janji ku untuk membiarkan mu dan grup murahan mu itu tetap ada. Tanpa Siwon, tentu saja. Tenang saja, aku tak akan menghancurkan wajah palsu mu itu lagi untuk seterusnya“.

“Kerja bagus?“ gumam Leeteuk. “Grup murahan? Wajah palsu?“ Leeteuk memunguti lembaran uang yang berserakan karena di lempar oleh orang di hadapan nya itu. Memunguti satu persatu hingga lengkap dan merapikan nya. Sementara orang itu hanya menatap kegiatan Leeteuk dengan wajah meremehkan.

“Jika memang aku adalah Leader dari sebuah grup murahan yang menjual wajah palsu, berarti yang sekarang kau lihat juga adalah salah satu wajah yang ku jual,“ Leeteuk menatap orang itu lagi. “Uang ini tidak cukup untuk membeli wajah palsu ku, grup ku yang murah, dan kerja bagus ku sekaligus!“

Sembari berkata begitu, dia melemparkan uang yang tadi di rapikannya ke arah orang itu. Kali ini, Leeteuk yang tersenyum sinis. “Jika kau ingin membeli Siwon, kau harus membayar lebih mahal dari ini. Hanya Siwon. Dan jika kau ingin membeli kami semua, aku tak meminta terlalu mahal buat mu, karena grup ku memang murah. Cukup kepala mu saja untuk membayar kami. Permisi.“

“Bernyali juga, kau, Park Jung Soo,“ geram orang itu, “Kau harus bersyukur aku menghentikan serangan ku karena melihat mu sekarat saat itu!“

Langkah Leeteuk terhenti. Ternyata benar. Siwon sudah tahu keterlibatan ayahnya sendiri dalam penyerangan yang selalu di hadapinya. Leeteuk berbalik. “Oh ya? Tapi mengapa, saat itu aku merasa, Siwon yang sedang mempertaruhkan nyawa untukku? Akui lah, Tuan Choi, bahwa Siwon begitu berarti untuk mu, hingga kau tak berani melukai nya lebih jauh. Mengapa menggunakan ku untuk membuat nya berada di sisi mu?“

“Jangan mengajari ku. Kau bahkan tidak lebih baik dari ku“.

“Aku tahu aku tidak lebih baik dari mu. Tapi aku tahu bagaimana menjaga orang orang yang ku sayangi, Tuan Choi. Aku tahu Siwon sangat menghormati mu. Tapi jika kau bertindak seperti ini, bukan tidak mungkin jika rasa hormat nya terhadap mu memudar.“

“Sudah ku bilang, jangan mengguruiku. Kau bisa terkena masalah yang jauh lebih fatal, Park Jung Soo!“

“Aku tidak takut!“

Dalam sekejap, ada dua mobil yang menyerbu ke arahnya dan memutari nya dengan kecepatan mengerikan.

“Nikmati lah, selama keberanian mu masih ada,“ teriak orang itu, yang terdengar oleh Leeteuk. Dan kemudian pergi begitu saja.

Leeteuk menatapi dua mobil yang masih memutari nya. Dia tidak bisa menunggu mobil mobil itu kehabisan bensin. Mobil mobil itu bisa saja menyerangnya tiba tiba, dan dia harus siap untuk itu.

Tapi tak lama, ada sebuah mobil yang berjenis sama, menderu dengan cepat ke arah nya. Semula dia menduga, mobil itu akan menyerangnya juga. Tapi kemudian, satu mobil itu menabrak mobil yang sedang memutarinya, dan berhenti tepat di depannya.

“Hyung, naik! Kita harus keluar dari gudang ini!“

~~~~~

Apapun yang terjadi, aku akan menggunakan tubuhku untuk menjadi perisai mu. Dan melindungi mu...‘


“Kenapa kamu di sini?“

“Kau lupa? Aku berjanji untuk melindungi mu.“

“Tapi... ku pikir...“

“Aku tahu kau di peralat ayahku, Hyung. Aku juga tahu kau menolak, hingga kau terus menerus di buru seperti itu. Dan aku juga mendengar ucapan mu saat bersama ayahku. Kau benar, Hyung. Rasa hormat ku memudar untuk nya. Saat dia menyuruh ku untuk keluar. Saat dia mengatai ku. Terutama saat dia tahu, aku jatuh cinta pada mu...“

“Kau...?“

“Kau tidak percaya pada ku?“

“Ani..., han..“

“Aku tidak peduli kau percaya atau tidak“.

“Hei, dengarkan aku dulu dan jangan memotong ucapan ku,“ sergah Leeteuk. “Maksud ku, aku hanya tidak tahu kau mendengarkan percakapan kami. Kau harus tahu, sebelum ini, aku sempat berada di pihak ayah mu, Wonnie.“

“Apa maksudmu?“

“Menjauhi mu. Tidak mempedulikan mu,“ Leeteuk menunduk, “semua itu ku lakukan karena ayah mu.“

“Hyung!“

“Kau tahu aku selalu menyetujui apa yang terbaik untuk kalian,“ potong Leeteuk, hingga Siwon kembali bungkam. “Kau tahu aku selalu berada di pihak ayah kalian semua. Kau tidak ingat Donghae? Sampai sekarang aku masih patuh dengan permintaan ayahnya. Kau tidak ingat dengan Kyuhyun? Sampai sekarang aku tidak pernah membolehkan dia bekerja terlalu keras karena ayah nya pernah menyelamatkan mimpinya. Kau tidak ingat? Jadi apa yang kau pikir akan aku lakukan saat ayah mu datang pada ku dan meminta ku untuk menghindari mu demi dirimu sendiri? Kau juga tahu ayah mu begitu menyayangi mu. Lalu kamu mau aku melakukan apa lagi selain menuruti ayah mu? Aku hanya memposisi kan diri ku sebagai ayah kalian semua. Aku berusaha untuk itu, Wonnie. Kau juga tahu itu kan?“

“Jangan memposisikan diri mu sebagai ayah ku, Hyung! Atau aku akan membenci mu!“

“Kau membenci ayah mu sendiri, Wonnie?“

“Ani. Aku benci jika kamu yang menjadi ayah ku. Aku tidak suka melihat mu menjadi ayah ku. Kau hanya perlu menjadi....“ Siwon terdiam. Leeteuk memperhatikan.

“Menjadi apa? Hyung mu?“

“Ani. Jadilah kekasihku.“

“Huh?“

Siwon menepikan mobil nya. Dan menoleh ke arah Leeteuk yang masih memandanginya lurus.

“Aku mencintai mu, Hyung. Bukankah sudah ku katakan berkali kali?“ ucap Siwon lembut. “Aku mencintai malaikat yang selalu melindungi ku. Karena itu, aku tak berani berharap. Tapi, saat malaikat itu tak bisa melindungi diri nya sendiri, aku siap menjadi perisai untuk nya. Saat itulah aku tak bisa menahan perasaan ini. Perasaan yang semakin hari semakin membuat ku menderita. Aku mencintai seorang malaikat pelindung yang tidak mencintaiku,“ Siwon mengelus pipi Leeteuk.

“Aku...“ Leeteuk kembali menunduk. “Aku tidak bisa...“

“Aku tahu. Tidak apa, Hyung. Aku mengerti. Aku memang sudah tahu dari awal tentang itu,“ Siwon memaksakan senyum, yang terlihat getir di wajahnya.

“Wonnie...“

“Ku rasa kita sudah aman, Hyung,“ Siwon mengalihkan pembicaraan dengan menengok ke arah belakang. Dan melotot tatkala mobil yang berjenis sama dengan mobil yang sedang di kemudikannya terlihat dari kejauhan.

“Pegangan, Hyung.“ Siwon segera membanting stir ke arah jalan lagi, dan mengemudi dengan kecepatan maksimal.

Leeteuk memegang erat seatbeltnya. Dan menengok ke arah Siwon. Siwon terlihat menakutkan dalam pandangannya. Jauh berbeda dengan Siwon yang tadi mengelus pipi nya. Leeteuk memejamkan mata. Mencoba untuk memberanikan dirinya sendiri.

“Wonnie...“

Dorpp!!!

Sebuah tembakan, tepat mengenai roda belakang sebelah kanan mobil yang di kendarai Siwon.

“Shitt!!“

Siwon berusaha mengemudikan mobil nya yang berubah tak terkendali.

“Wonnie....!!“

“Hyung!!!“

Mobil mereka menabrak pembatas jalan. Dan terguling. Lalu berhenti setelah menabrak pohon besar dengan posisi terbalik.

“Wonnie...“ Leeteuk tersadar lebih dulu setelah sempat pingsan beberapa jenak. Dia menoleh dengan susah payah.

“Wonnie...! Wonniee!!!“ Leeteuk mencoba menarik narik Siwon yang tidak bergerak dan mata nya tertutup rapat. Badan Siwon terjepit diantara kursi pengemudi dan stir. Sementara wajah nya penuh darah dan beberapa pecahan kaca juga menancap.

Leeteuk melepaskan seatbelt nya. Lalu menarik narik Siwon lagi hingga tubuh Siwon jatuh menimpanya.

“Wonnie.. ku mohon buka mata mu!“ Leeteuk terisak. Tangannya yang gemetar membersihkan wajah Siwon yang tertancap pecahan kaca.

“Hyung....“ Siwon berucap lirih. Matanya masih terpejam.

“Wonnie?“ tubuh Leeteuk menegang. “Wonnie, bertahanlah. Kita akan selamat. Aku akan menyelamatkan mu. Bertahanlah.“

Siwon menggeleng. “Tubuhku sakit, Hyung. Aku tidak bisa bergerak. Pergilah lebih dulu dan carilah pertolongan...“

“Tidak. Aku tidak mau meninggalkan mu,“ Leeteuk mencoba melepaskan pintu mobil di sampingnya dengan menendang pintu itu. Tapi kaki nya sendiri luka parah dan tidak memiliki kekuatan lagi.

“Hyung...“ Siwon merintih dalam pelukan Leeteuk. “Tubuhmu gemetar. Apa kau terluka parah?“

“Kenapa mempedulikan orang lain di saat seperti ini?!“ Leeteuk terisak lagi. “Kamu harus mempedulikan keadaan mu sendiri!!“

“Kau bukan orang lain buatku. Kau adalah orang yang ku cintai. Separuh hati ku ada pada mu, apa itu bisa di sebut orang lain untukku?“

“Kita keluar. Kita akan selamat. Percayalah padaku,“ Leeteuk menangis sedih.

“Uljima, Hyung. Aku mempercayaimu. Hanya saja, aku tidak percaya aku bisa selamat...“

“Wonnie...“

“Sebelum terlambat, Hyung, bolehkah aku meminta sesuatu dari mu?“

“Tidak akan terlambat. Kau harus menyimpan permintaan itu sampai kau di obati.“

“Aku ingin di cium malaikat ku...“

“Wonnie.... jebal...“

“Hanya di pipi, Hyung. Ini permintaan terakhir ku...“

Leeteuk mendekap erat Siwon. “Kamu begitu pesimis, Siwonnie...“

“Karena, jika aku terus hidup pun, aku akan berpisah dari mu. Lebih baik aku mati dalam pelukan mu, Hyungie...“

“Aku akan bersama mu,“ Leeteuk mengecup pipi Siwon. “Aku juga mencintaimu. Aku tidak bisa mengatakan ini sebelum nya, karena memang aku tidak boleh mengatakannya.“

Perlahan mata Siwon terbuka. Menatap Leeteuk dengan tatapan tak percaya. Leeteuk tersenyum menyadari Siwon membuka mata nya karena mendengar dia mengatakan itu.

“Hyung?“

“Lihat...“ Leeteuk menunjuk lemah ke arah depan. Kap mobil yang ringsek itu terbuka dan ada asap di antara kap itu. “Itulah alasan kenapa aku begitu panik untuk menyeret mu keluar dari sini. Tapi kau mengatakan lebih baik mati. Jadi, ayo kita mati bersama...“

“Andwae, Hyung...“ Siwon menatap Leeteuk dengan panik. “Kau harus keluar!“

“Aku tak peduli. Aku suka di sini bersama mu. Hanya di sini, aku bisa mengatakan yang ku rasakan. Wonnie, saranghae...“

Leeteuk mengecup pelan bibir Siwon. Memejamkan matanya.

“Hyung...“ Siwon melepaskan kecupan Leeteuk. “Jinjjayo?“

“Ne.“ Leeteuk menatap Siwon di depannya. “Jika kau meninggalkan ku sendiri, apa yang harus ku lakukan? Aku tidak bisa menjadi ayah untuk mu. Aku mencintai mu. Bagaimana cara ku untuk menjadi ayah dari orang yang ku cintai?“

“Kau ingin di sini bersama ku?“

“Ne...“

Siwon menarik senyum nya. Mengecup bibir Leeteuk. Leeteuk kembali terpejam. Membalas kecupan Siwon. Merapatkan pelukannya.





“Selamanya aku tak akan menyesal mencintai mu...“

DHUARR!!!!!

“Siwonnn!!!! Andwaeee!!!!“ ayah Siwon terduduk lemas saat melihat ledakan tepat di depan matanya berasal dari mobil yang akan di hampirinya.

“Kau meninggalkan ku untuk nya, Wonnie....“ lirih ayah Siwon, menangis sedih entah untuk keberapa kalinya. “Apa kau begitu membenci ku yang telah memisahkan mu dengan nya? Mianhae, Choi Siwon, Park Jung Soo.... aku tidak berguna menjaga kalian berdua...“

Ayah Siwon kemudian merogoh sesuatu dari dalam saku jas nya. Mengambil sebuah pistol. Dan mengarahkan nya lurus ke arah mobil yang sudah terbakar. Lalu menarik pelatuknya.

Dorpp!! DHUARR!!!!

Mobil itu semakin terbakar karena di tembak oleh ayah Siwon.

“Anak tak berguna... memang sebaiknya tidak pernah menjadi anak ku...“

~~~~END~~~~