Sabtu, 15 Juni 2013

Tragedy

Song's Fiction
By Park Kyura



Genre: Sad

Cast:
Cho Kyuhyun
Park Kyura
All Member SJ

*****

Kyuhyun pov 


Aku menyukainya. Dia, seperti mempunyai magnet tersendiri yang bisa menarikku. Dia cantik. Bahkan tidak hanya cantik. Dia indah. Dia segalanya untukku. 2tahun. Sudah dua tahun aku mengenalnya, dan baru beberapa bulan ini kami bersama, karena aku baru berani mengungkapkan perasaanku padanya.

Dan ah ya, apa aku sudah bercerita aku ini siapa? Aku hanya magnae Super Junior yang sangat terkenal di penjuru dunia dan juga menjadi magnae kesayangan seluruh member, yang mempunyai ketampanan diluar batas normal manusia dan bahkan, aku memiliki keluarga yang sempurna. Keluarga kaya dan sebenarnya lebih dari itu. Oh, dan jangan pernah bandingkan keluargaku dengan keluarga kaya yang kalian tonton di drama. Itu sama sekali jelas berbeda. Keluargaku penuh kasih sayang bahkan terkadang kurasa mereka terlalu berlebihan.

Lihat, betapa sempurnanya aku dan betapa beruntungnya yeoja yang menjadi kekasihku. Tapi, yeojaku itu sama sekali tidak mengganggapnya begitu. Bahkan sering sekali, dia memakiku, mengatakan pertemuannya denganku adalah musibah dan kemudian mengumpat kenapa harus dia yang dipertemukan denganku? Tapi, aku yakin, dia menyayangiku tapi dia mencoba menutupinya. Haha, yeoja itu memang perlu dikategorikan yeoja langka. Dia yeoja aneh, yang terkadang membuatku bahkan tidak mengerti, apa yang membuatnya terlahir seperti itu. Tapi ternyata, yeoja yang nyaris tidak bisa kutebak itulah yang menjadi yeoja yang kusukai.
**



~You are like the wind passing by me~


"Kyura-ya!!!" Teriakku keras, membuat beberapa orang yang ada di taman itu menoleh padaku. Tapi aku tak perduli. Yang kupedulikan hanya dia.

"Mian... Aku terlambat." Aku menatapnya bingung. Matanya berkaca-kaca. Tidak biasanya dia begini. Biasanya, dia memang sering terlambat, tapi dia tidak pernah meminta maaf. Apalagi sampai nyaris menangis begini.

"Kau... Kenapa?" Tanyaku bingung. Dan dia malah menangis sekarang. Dia adalah yeoja yang tidak gampang menangis. Lalu kenapa? Aku mau mengusap bekas airmatanya dipipinya tapi tanganku langsung ditepis.

"Hentikan. Hentikan semuanya sekarang. Sebelum semuanya terlanjur jauh. Sebelum aku benar-benar mencintaimu... Kita... Putus." Sahutnya dengan suara serak. Dan dia berlalu pergi.

"Kenapa? Aku salah apa?!! YAKK!! Kyura-ya!!!" Aku berlari mengejarnya. Tidak, aku tidak boleh dan tidak bisa kehilangannya. Dia berlari, dan memasuki sebuah taksi.

"Kyura-ya!!!!!"
**


~Without saying goodbye~


"Kyura... Dia sudah pergi ke negara asalnya. Jepang. Apa dia tidak memberitahumu?" Cetus seorang temanku polos, saat aku menanyakan dimana yeojaku. Park Kyura. Sudah beberapa hari, aku tidak bisa menghubunginya.

"Mwo? Dia... Ke Jepang? Untuk apa? Kenapa?"

"Entahlah. Aku juga tidak tau. Lagipula, harusnya kau yang lebih tau. Kau kan namjachingunya."

"Aku sudah putus dengannya." Jawabku lemah.

"Kau putus dengannya? Padahal, kukira kalian tidak pernah bisa putus. Kalian adalah pasangan yang cocok, yah, abaikan kenyataan kalau kalian juga pasangan yang aneh. Tapi tetap saja, kalian saling menyayangi. Apa aku tidak salah dengar?" Aku hanya melihat temanku dengan miris. Tapi aku sedang malas menyahuti pertanyaan tentang hubungan kami. Aku hanya berlalu pergi darinya.

"Hey, Cho Kyuhyun! Aku sedang bicara padamu!!" Aku menulikan telingaku dan tetap berjalan meninggalkan teman ku dengan perasaan yang campur aduk.
**

~The feeling that almost cause death~


Plukk.

Aku diam saja menerima timpukan botol kosong dari hyungku. Aku tetap duduk, diam, dan menatap dinding. Membayangkan wajah yeoja itu. Yeoja yang tanpa bicara apapun, pergi menghilang dari hidupku.

"Fokuslah. Aku tau kau sedang menjalani masa yang berat. Tapi sebaiknya kau konsentrasi untuk konser kita." Kata Leeteuk hyung mengelus kepalaku pelan. Aku tau, semua hyungku pasti sedang memperhatikan ku sekarang. Tapi aku tidak mau perduli. Aku sedang tidak ingin memperdulikan orang lain.

"Semuanya pasti akan berlalu Kyu. Kau itu namja. Kau harus kuat. Kau akan baik-baik saja tanpanya." Kata Kangin hyung tegas.

"Tidak. Aku tidak akan baik-baik saja tanpanya. Rasanya sesak.. Rasanya.. Rasanya nyaris seperti kematian." Sahutku lemah. Sungmin hyung segera menghampiriku dan menarik kerah bajuku.

"Bodoh! Kau bodoh! Jika kau benar-benar menyukainya, berusahalah untuk kembali mendapatkannya! Dimana Kyuhyun yang selalu bilang bahwa kau akan mendapatkan segala yang kau inginkan?! Kau bodoh!!" Pekik Sungmin hyung sambil mendorongku jatuh. 

Aku hanya diam dan memandangi Sungmin hyung pasrah. Sedangkan hyungdeulku yang lain, segera mengelilingi Sungmin dan menenangkannya. Sedangkan Yesung hyung menarikku bangun dan menepuk-nepuk bahuku tanpa berbicara apapun. Ya, saat ini aku memang tidak ingin mendengar apapun.
**

~My tears start to fall
I can’t hold you anymore in my arms
~



Tanpa sengaja, aku meneteskan airmataku saat melihat fotonya. Bahkan, kami belum berfoto bersama, tapi dia sudah meninggalkanku. Memoriku, tanpa sengaja memutarkan semua kenangan indah yang kami lakukan bersama. Dari dia yang hanya menjadi temanku, sampai dia yang menjadi yeojachinguku. Aku merindukan semua itu. Aku merindukan memeluknya dan menjahilinya. Aku merindukan semuanya.

Karena aku tau, aku tidak akan bisa melakukannya lagi sekarang. Karena dia telah meninggalkanku. Aku meneteskan lagi airmataku yang jatuh. Airmata yang ku jatuhkan untuknya.

Sebenarnya apa yang kau inginkan? Apa dari awal kau hanya mempermainkanku saja? Kumohon. Jawab aku, Kyura-ya... Aku membutuhkan jawabanmu...
**

~I don’t know why I was crying
I just want to hug you again
~



Disinilah aku sekarang. Jepang. Tempat dimana yeojaku lahir dan tinggal. Aku disini bukan karena aku kabur dan melarikan diri hanya untuk bertemu dengannya. Tidak tidak. Aku tidak mungkin melakukan hal itu dan menyulitkan hyungdeulku. Aku kesini untuk konser, dan hyungdeulku meminta ijin, atau kurasa mereka memohon-mohon agar manajer bisa memberikan sedikit waktu untuk kami 'berlibur' disini sebelum konser. Dan aku ingin menemuinya. Setidaknya, aku ingin memeluknya dan mungkin akan menculiknya sebentar.

Dan aku meminta tolong atau lebih tepatnya memaksa pada teman Kyura agar memberikanku alamat Kyura. Dan... Aku bertemu dengannya.

Dia, bersama dengan namja Jepang didepan rumahnya. Namja itu mengelus kepala yeojaku dan memeluknya. Oh, apa aku datang hanya untuk melihatnya bersama namja lain? Wajahnya, apa dia bahagia? Dia tidak tampak seperti itu. Atau ini hanya bayanganku saja? Ah. Namja itu pergi, dan aku masih melihat yeojaku dari sini. Dia menoleh dan melihatku. Dia meneteskan airmatanya lagi saat melihatku, dan berlari masuk ke rumahnya. Dan tanpa sengaja, aku juga meneteskan airmataku.
**

~Stupid love, foolish love
The end of love is always goodbye and tears
~


Masih ada sehari lagi aku ada di Jepang. Kukira aku bisa menculiknya atau memaksanya bersamaku. Tapi dia bahkan telah bersama namja lain. Aku merasa seperti orang tolol. Masih mengharapkannya bersamaku, masih mengira bahwa dia hanya mencintaiku. Aku sama sekali tidak mengira bahwa dia telah bersama namja lain.

"Kyu, ada yang sangat ingin bertemu denganmu. Temuilah." Kata Donghae hyung menghampiriku di meja makan sambil menepuk-nepuk pundakku.

"Aku sedang tidak ingin memberikan fanservice. Moodku tidak baik."

"Temuilah dulu. Kau pasti juga ingin menemuinya. Dia yeoja yang cantik." Bujuk Eunhyuk hyung, sambil memamerkan gummy smilenya.

"Aku tidak mau."

"Kau pasti ingin menemuinya. Temuilah. Dia yeoja yang kau kenal." Bisik Yesung hyung sambil tersenyum. Yeojaku kah? Aku menatap Yesung hyung penasaran.

"Temuilah." Bisik Yesung hyung tersenyum lagi. Aku beranjak dari dudukku dan menuruti perkataan hyungku. Yeoja itu, dia menunggu didepan pintu. Ya, yeoja itu adalah yeojaku.

"Kyuhyun..."

"Hm.. Ye..." Sahutku sambil memandang lurus ke matanya.

"Tadinya aku tidak berniat memberitahumu. Tapi, kurasa itu akan sangat menyakitkan dan tidak adil untukmu. Aku... Dijodohkan orangtuaku. Maaf..." Kata yeojaku lemah sambil meneteskan airmatanya lagi.

"Aku.."

"Aku pergi." Potong Kyura cepat. Aku tidak mengejarnya lagi. Aku sudah cukup hancur untuk berharap.
**

~I hope that you would change your mind
And come back to my side again
~


Aku tidak pulang ke Korea. Aku tetap berada di Jepang, di Rumah Sakitnya. Aku pingsan saat konser tengah berlangsung. Benar-benar memalukan dan sangat tidak professional.

"Permisi, apa ini ruangan Cho Kyuhyun-ssi?" Suara itu, suara Kyura. Aku segera memejamkan mataku. Berpura-pura tidur.

"Tidak ada jawaban. Apa aku boleh masuk? Baiklah. Aku akan masuk." Aku menunggu dengan cemas. Entah apa yang harus kulakukan. Aku tidak tau, dia akan menjengukku. Lagipula, darimana dia tau tempatku dirawat?

"Kyuhyun...." Aku masih memejamkan mataku dan mendengarkan dengan baik.

"Cepat sembuh. Maafkan aku. Kau tidak mungkin seperti ini karenaku kan? Aku... Akupun tidak ingin begini." Dia terhenti sebentar, dan kurasa dia menangis.

"Aku mencintaimu.. Hanya mencintaimu... Saranghae Cho Kyuhyun..." Bisik Kyura tepat ditelingaku.

"Nado. Nado saranghae." Balasku cepat dan membuka mataku. Ternyata dia benar-benar menangis. Dia tampak kaget melihatku. Dan tersenyum singkat.

"Ternyata kau benar-benar Cho Kyuhyun. Aku pergi dulu."

"Nado saranghae Park Kyura! Tidakkah kau mendengarnya? Aku juga masih mencintaimu. Kembalilah padaku. Ayo kita mulai semuanya dari awal..." Kataku pelan, berharap dia mengubah keputusannya.

"Apa yang harus kita mulai? Segalanya telah berakhir. Aku harus pergi. Cepat sembuh." Dan lagi-lagi dia meninggalkanku dan pergi menjauh. Dan lagi-lagi, aku membiarkannya pergi...
**

~I will still love you forever
Please don’t ever forget about me
~


"Dia dijodohkan sehingga kalian harus berpisah?! Alasan macam apa itu? Kejar dia, yakinkan dia dan orangtuanya. Jangan hanya pasrah seperti itu!!" Teriak Kangin hyung keras.

"Aku tidak bisa. Dia sudah meninggalkanku."

"Lupakan dia jika dia sudah meninggalkanmu!" Balas Kangin hyung emosi.

"Aku tidak akan melupakannya, karena aku tidak berharap dia melupakanku hyung!!"

"Kau bodoh! Berhenti mencintainya! Berhenti menyakiti dirimu sendiri!!" Balas Kangin hyung lagi. Sedangkan memberdeul yang lain hanya melihat kami dengan serba salah.

"Aku mencintainya dan akan tetap mencintainya. Berhenti bicara dan menasehatiku. Berhenti bertindak seperti kau tau segalanya Hyung!! Kau tidak tau rasanya! Kau tidak mengalaminya sendiri!"

"Lalu? Lalu apa yang harus kuperbuat?! Lalu aku harus membiarkanmu terpuruk begitu?!"

"Kau hanya perlu diam dan membiarkanku sendiri Hyung!! Aku perlu sendiri." Aku pergi ke kamarku dan menutup pintu kesal. Mungkin aku ini memang dongsaeng yang tidak sopan, tapi aku sedang tidak ingin menjaga perasaan orang lain.
**

~Even after the tragic love ends
I am waiting for you
~


"Hey. Apa kau mau menemaniku menjadi DJ Sukira hari ini? Hyukkie sedang tidak bisa menemaniku. Daripada kau melakukan yang tidak-tidak disini, lebih baik kau menemaniku. Mau?" Tawar Leeteuk hyung sambil mengganggu tidurku. Yah, sebenarnya aku tidak benar-benar tidur sih. Hanya memejamkan mataku, dan lagi-lagi membayangkan Kyura, yeojaku. Ah, kurasa panggilan yeojaku tidak lagi cocok untuknya. Dia sekarang hanya Kyura. Hanya Park Kyura...

"Hey! Mau atau tidak?" Teriak Leeteuk hyung sambil menimpaku dengan bantal.

"Malas." Lalu aku kembali tidur di kasur empukku. Sukira, dari dulu, setiap malam, dia pasti mendengarkan siaran radio Sukira. Sekarang dia di Jepang, apa dia masih bisa mendengarkan siaran Sukira?

"Benar? Kau yakin tidak mau? Eh, apa kau punya nomor handphone Kyura yang baru?"

"Yakin. Tidak punya. Waeyo? Lagipula, Kangin Hyung kan ingin aku melupakannya. Jika aku memilikinya, kami akan bertengkar lagi."

"Ya kau tidak perlu bilang kalau kau memilikinya kan? Lagipula aku punya nomor handphonenya. Kau pernah bilang kan? Kalau dia adalah penggemar dari siaran Sukira? Kau bisa menelponnya untuk mendengarkan siaran Sukira. Kurasa dia tidak akan menolak. Dan aku takkan bilang siapapun. Jadi? Apa kau yakin tidak ingin menemaniku?" Tanya Leeteuk Hyung dengan senyum persekongkolan. Aku bangkit dan tersenyum, dan langsung meraih handphone Leeteuk Hyung.

"Kajja hyung. Kita akan terlambat nanti." Sahutku senang. Leeteuk Hyung hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Ini pertama kalinya kau tersenyum normal lagi padaku Kyu." Aku menoleh dan menatap Leeteuk hyung kaget.

"Benarkah? Kau terlalu membesarkan masalah Hyung. Aku tidak pernah seperti itu."

"Kau seperti itu. Bahkan kau seperti mayat hidup."

"Oh. Ppali Hyung!" Aku segera menelpon Kyura saat dalam perjalanan.

"Yoboseo. Kyura-ya?" Aku diam dan menunggu, karena dia tidak menjawab panggilanku.

"Kyu... Hyun?"

"Ne. Itu aku. Jangan tutup dulu telponnya. Aku hanya ingin kau mendengarkan siaran radio Sukira lagi. Karena hari ini aku yang menjadi DJnya. Apa.. Kau mau?"

"Tidak. Aku... Sebentar lagi, aku harus pergi ke acara yang penting. Aku tidak akan bisa mendengarkan. Kalaupun bisa, itu tidak akan selesai..."

"Ah.. Jeongmallya? Maaf jika aku mengganggumu."

"Ne. Tidak apa. Apa... Ada yang kau ingin sampaikan dalam siaran itu padaku? Ah, bukannya aku kegeeran atau apa tapi,..."

"Aku harap kau tidak akan melupakanku. Jangan sering menangis lagi, seperti kau yang dulu." Potongku langsung. Dia terdiam. "Dan perlu kau tau, Kyura-ya.. Aku... Bahkan setelah ini semua berakhir, aku tetap akan menunggumu, Kyura-ya."

"Jangan menungguku. Aku tidak akan pernah bisa kembali."

"Aku tidak perduli. Aku hanya ingin tetap menunggu."

"Jangan lakukan itu, kau bodoh." Bisik Kyura sambil mulai terisak.

"Hanya itu. Yang ingin kusampaikan. Akan kututup dulu telponnya. Saranghae Kyura-ya." Bisikku pelan.

"Nado..." Dan aku segera menutup telponnya. Aku tersenyum. Setidaknya, dia masih memiliki perasaan itu.
**

~Even if I die, leave you like this
You will be able to find another love
~


Aku mencoba menjalani hidupku seperti biasa. Bermain psp setiap malam atau disetiap waktu senggangku yang tersisa. Aku berusaha untuk tersenyum. Didepan hyung-hyungku. Didepan media, didepan seluruh keluarga SM, dan didepan manajerku. Seperti sekarang, aku mencoba tersenyum didepan mereka semua.

"Berhentilah tersenyum. Aku merinding melihatnya." Protes Ryeowook hyung sambil menyikut perutku pelan.

"Kenapa? Bukankah aku terlihat makin tampan saat tersenyum? Beraninya kau bilang merinding melihat senyumku!" Teriakku sambil mengambil bantal untuk menimpuk hyungku itu.

"Kau tidak terlihat tampan dengan tersenyum begitu. Kau terlihat menyedihkan." Sahut Siwon hyung sambil menepuk-nepuk pundakku pelan.

"Ya, kami muak melihat senyum yang kau pamerkan belakangan ini." Sahut Shindong hyung sadis.

"Yak. Kau jahat Hyung." Protesku sambil menimpa Shindong hyung dengan bantal juga.

"Jadi kau sudah bisa melupakannya seperti yang kukatakan?" Tanya Kangin hyung sambil menatapku serius.

"Hyung. Jangan mulai lagi." Balasku sebal.

"Oh, kau mulai mencoba melupakannya?" Tanya Kangin hyung lagi. Aish, aku tidak mengerti kenapa dia ingin sekali aku melupakan Kyura.

"Aku tidak akan melupakannya hyung. Bahkan, jika aku harus mati dan meninggalkannya, aku tidak akan melupakannya. Dan aku juga tidak ingin dia melupakanku. Asal dia tidak melupakanku, tidak apa-apa jika dia ingin mencari cinta yang baru."

"Kau benar-benar naif, Kyu. Jika tidak ingin melupakannya, lalu berusahalah. Jika tidak ingin berusaha, maka lupakanlah." Sahut Kangin hyung lagi. Aku sungguh tidak mengerti kenapa dia sangat senang berdebat denganku.

"Kenangan, ada bukan untuk dilupakan, Youngwoon-ah." Sahut Yesung hyung menengahi.

"Aku punya caraku sendiri hyung. Sudahlah." Kataku menatap Kangin hyung kesal.
**

~But there would still be sadness in that love~


Dia datang lagi ke Korea. Itulah kabar terakhir yang kudengar tentangnya. Tapi, aku sama sekali tidak berusaha menghubunginya, dan mencari tau tentangnya lagi. Aku membiarkannya begitu saja. Aku merindukannya, tapi, aku tidak yakin bisa menahan perasaanku dengan baik jika bertemu lagi dengannya.

"Hei! Untuk apa kau kesini? Untuk membuat dongsaengku bertingkah seperti orang gila lagi?! Pergi sana!!" Teriak Kangin hyung kencang dari luar kamarku. Aku terlonjak kaget. Dia... Diakah yang datang? Diakah yang mencariku? Aku meloncat dari tempat tidurku dan setengah berlari menuju pintu dorm. Dan benar, itu Kyura.

"Haish... Apa yang harus kulakukan jika sudah begini?" Keluh Kangin hyung sambil memandangiku dan Kyura sebal.

"Annyeong." Sapa Kyura sambil menundukkan kepalanya.

"Lama tidak bertemu, rasanya kau semakin sopan. Aku benar?" Tanyaku berusaha tampak baik-baik dan biasa saja. Aku bahkan memamerkan senyuman tampanku.

"Benarkah? Ah~ Itu pasti karena aku sudah tidak bertemu lagi denganmu. Karena itu, virus tidak sopan yang kudapat darimu sedikit demi sedikit musnah dari diriku yang memang sangat sopan ini." Balasnya sambil tertawa kecil. Aku ikut tertawa kecil. Mungkin memang tidak lucu, tapi ini cukup untuk mencairkan suasana antara kami.

"Jadi? Untuk apa kau kesini? Apa kau merindukanku?" Tanyaku sedikit berharap.

"Sedikit. Bagaimanapun, kau temanku kan? Kita sering berbuat jahil bersama. Aku kehilangan partner evilku ini." Sahutnya sambil memaksakan senyumnya.

"Aku temanmu? Kau bercanda?" Tanyaku spontan. Ah, ini benar-benar pertanyaan diluar rencana. Perasaanku terbawa begitu saja.

"Apa aku terlihat bercanda? Eii~ kau bodoh Kyuhyun-ah. Dan ini. Aku mau memberikan ini. Kau datang atau tidak, itu sepenuhnya keputusanmu. Nah, aku akan pergi. Salam untuk hyungdeulmu." Aku melihat sekilas undangan yang dia berikan.

"Apa ini? Undangan pernikahanmu kah?"

"Ya, harusnya seperti itu."

"Ah, kau sudah sangat tua sepertinya Kyura-ya, sampai kau harus secepatnya menikah begini. Apa kau ingin aku datang?"

"Sebenarnya aku tidak ingin kau datang. Akupun terpaksa mengirimimu undangan itu."

"Kenapa kau tidak mau aku, yaitu temanmu datang, Kyura-ya? Dasar bodoh."

"Karena jika kau datang, rasanya aku hanya ingin melarikan diri." Aku tertegun memandanginya. Dia, masih sama denganku.

"Kalau begitu, aku pasti datang." Sahutku tanpa ragu. Dan dia hanya tersenyum sekilas sambil menjauh pergi.
**

~Through my lips, I can’t tell
That I will love you forever~


"Dia... Akan menikah? Dan kau? Kau akan datang? Apa itu tidak keterlaluan?" Tanya Siwon hyung sewot. Yah, aku tau. Mereka pasti mengkhawatirkanku.

"Ye. Aku akan datang, dia pasti sangat cantik hari itu..." Sahutku sambil tersenyum miris.

"Kau gila, Kyu!" Kata Kangin hyung emosi. "Aku tau harusnya aku tidak membiarkanmu bertemu lagi dengannya." Lanjutnya sinis.

"Hey hyung. Aku sudah dewasa. Aku bisa mengambil keputusan sendiri. Tidak usah terlalu mengkhawatirkanku begitu. Sungmin hyung, Leeteuk hyung, dan Yesung hyung pun mengerti dan mendukungku. Kenapa kau selalu sinis begitu, hyung?" Sahutku kesal.

"Mana bisa aku membiarkanmu menyakiti diri sendiri seperti itu?"

"Sudahlah, aku yakin dia tau yang terbaik untuknya Youngwoon-ah."

"Kyu... Kau menyukainya, tapi kenapa kau bahkan tidak mencegahnya menikah? Aku mendengar percakapanmu kemarin." Kata Eunhyuk hyung yang daritadi hanya diam saja.

"Aku... Tidak bisa lagi mencegahnya. Dia sudah memutuskannya, maka aku hanya bisa menerima. Sejak awal, aku sudah terlalu hancur untuk mencegahnya. Bahkan mulutku pun, sudah tidak bisa lagi mengatakan padanya... Bahwa aku akan mencintainya selamanya..."

"Aku tau kau kuat Kyu. Tapi kenapa kau memutuskan untuk datang?" Tanya Donghae hyung memelukku erat.

"Aish, sudahlah hyung. Aku bukan anak kecil. Jangan perlakukan aku begini. Aku datang, untuk memastikan satu hal." Sahutku sambil mencoba tersenyum.
**

~I have no idea why
Saddnes and tears are part of farewell
~


Aku datang lagi kesini, Jepang. Di sebuah hotel yang mewah dan megah. Tapi anehnya, nuansa ruangan ini adalah gold, nuansa yang glamour. Apa dia sudah melupakan impiannya? Atau suaminya memang terlalu tidak kaya sehingga impiannya tidak bisa terwujud? Ah. Harusnya dia memang menikah denganku saja. Aku melirik jam tanganku, sedikit telat mungkin, atau banyak. Tapi aku tidak perduli. Sekarang, mataku pun mencari-cari dimana Kyura berada.

"Kyuhyun-ah..." Panggil seorang yeoja dibelakangku. Suara itu.. Aku berbalik dan menemukan dia tepat dibelakangku. Dengan gaun putih bersih, yang tampak glamour untuknya. Dia cantik. Aku hanya terpaku menatapnya.

"Ehmm." Suara namja disebelah Kyura membuyarkanku.

"Kau tidak mau memberi selamat pada kami?" Tanya namja disebelah Kyura.

"Ah, kau suaminya? Kukira kau tidak bisa berbahasa korea. Makanya aku sedang menyusun kata-kata dalam bahasa Jepang tadi. " Sahutku sembari tersenyum.

"Ah, tidak. Aku campuran Korea-Jepang juga. Sama seperti Kyura, appaku orang Korea dan eommaku Jepang. Jadi aku bisa berbicara bahasa Korea juga."

"Oh. Selamat untuk pernikahan kalian. Semoga bahagia."

"Ah, terimakasih. Kudengar kau adalah sahabat Kyura, benarkah?"

"Ne. Itu benar. Eii~ Park Kyura, ternyata kau lebih dulu menikah daripada aku. Kukira kita akan bersama-sama." Kataku tersenyum samar.

"Eh? Maaf?" Tanya namja itu bingung. Sementara Kyura hanya tersenyum miris padaku.

"Ah. Tidak." Sahutku lagi. Bodoh, begitu saja tidak bisa mengerti.

"Hmm, aku masih ingin berbincang dengan temanku. Apa kau tidak ingin menemui tamu yang lain?" Tanya Kyura sambil memegang lengan baju namja itu. Apa mereka sudah sedekat itu? Dan aku merasa aku tetap tidak rela melihatnya.

"Baik. Kutinggal dulu, ne? Permisi Kyuhyun-ssi." Aku hanya melambaikan tanganku santai.

"Kukira kau takkan datang, Kyuhyun-ah."

"Tidak mungkin kan? Aku sudah berjanji. Dan daritadi aku sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu, kau sangat cantik." Pujiku sambil mengelus kepalanya pelan. Takut merusak tatanan rambutnya.

"Benarkah? Jika kau yang mengatakannya, berarti aku benar-benar cantik. Sebab kau sangat jarang memuji. Aku benar?"

"Ye." Sahutku singkat. Sekarang dia hanya menatapku dan kami hanya diam-diaman.

"Ah~ canggung sekali. Ini pertama kalinya kita sama sekali tidak punya topik pembicaraan." Kata yeoja itu tersenyum canggung.

"Benarkah? Aku bahkan memiliki banyak sekali kata yang ingin kusampaikan. Tapi tidak tau yang mana yang harus kusampaikan pertama kali."

"Formal sekali. Hah, sampaikanlah. Aku akan mendengarkan."

"Aku sudah mempersiapkan diriku. Bahwa hari ini kau akan bersama namja lain. Tapi, aku tidak tau bahwa rasanya benar-benar sesakit ini." Kataku miris.

"Jangan mulai lagi Kyuhyun. Jeball."

"Kau bilang kau akan mendengarkan? Dasar pembohong." Ejekku sambil mehrong. Dan dia tertawa. Dia tertawa di depanku untuk pertama kalinya setelah kejadian itu.

"Baiklah. Aku akan mendengarkan setelah kau mendengarkanku." Sahut Kyura.

"Baik. Apa?"

"Aku ingin kau melupakanku."

"Ah~ kenapa semua orang selalu menyuruhku melupakanmu Kyura-ya? Aku tidak mau."

"Semua orang? Itu berarti kau memang harus melupakanku Kyuhyun-ah. Tapi, kumohon jangan terlalu cepat melupakanku." Dan sekarang, mata yeoja itu berkaca-kaca lagi.

"Kau ingin aku melupakanmu, tapi kau juga bilang, jangan cepat-cepat melupakanmu? Kau aneh. Ah, ulljima Kyura-ya. Make-up mu akan berantakan nantinya."

"Aku merasa aku bukannya aneh. Hanya... Sedikit egois mungkin? Aku ingin kau melupakanku, karena aku tidak ingin kau terus tersakiti seperti ini olehku. Tapi, kumohon jangan terlalu cepat melupakanku. Karena rasanya pasti sangat menyakitkan... Ah, aku tau aku sangat egois. maaf." Kyura, dia benar-benar menangis sekarang.

"Ulljimara. Ulljima. Saranghaeyo, ulljimara Kyura-ya." Aku mengusap air matanya dengan tanganku. Dia menatapku dan tersenyum.

"Ulljimara~ Ulljima~ Saranghaeyo ulljimara~" ledeknya sambil menyanyikan lagu SJ, A-Cha. Dia tersenyum dengan mata yang sembab.

"Apa ini perpisahan kita, Kyuhyun-ah?" Dia menatapku dan bertanya dengan miris.

"Apa ini tidak bisa disebut perpisahan? Kau sudah milik namja lain. Aku benar-benar harus melepasmu." Bisikku sedih. Sungguh, ini menyakitkan untukku.

"Ah~ Kenapa kesedihan dan airmata selalu menjadi bagian dari perpisahan?" Balasnya serak.

"Bahkan sampai sekarang, kau tidak pernah memanggilku oppa. Kau bodoh."

"Kau yang bodoh, oppa!"

"Bagus. Ah, aku tak bisa lama-lama disini. Aku harus segera pergi. Selamat tinggal Kyura-ya..."

"Selamat tinggal, Kyuhyun-ah. Nae sarang..." Dan lagi-lagi dia meneteskan airmatanya dan berbalik pergi meninggalkanku. Ya, kurasa ini benar-benar perpisahanku dengannya... Selamat tinggal juga, Nae sarang~

~There’s no such thing as eternal love
Goodbye My Love
~
** 




You are like the wind passing by me
Without saying goodbye
The feeling that almost cause death
My tears start to fall
I can’t hold you anymore in my arms
I don’t know why I was crying
I just want to hug you again
Stupid love, foolish love
The end of love is always goodbye and tears
I hope that you would change your mind
And come back to my side again
I will still love you forever
Please don’t ever forget about me
Even after the tragic love ends
I am waiting for you
Even if I die, leave you like this
You will be able to find another love
But there would still be sadness in that
love
Through my lips, I can’t tell
That I will love you forever
I have no idea why
Saddnes and tears are part of farewell
Stupid love, foolish love
The end of love is always goodbye and tears
I hope that you would change your mind
And come back to my side again
I will still love you forever
Please don’t ever forget about me
Even after the tragic love ends
I am waiting for you
I know my love is hard but I still want to
hold on
I am sad
I am sick but I still have to let you leave me
I can’t never forget about you
Even if I tried thousands and millions of
time
(I know that in this life)
(Another sad love)
Without you in my life I am useless and
nothing
(I try not to, not to grieve about it)
(You left me all alone)
After the end of tragic love
I would be just crying
There’s no such thing as eternal love
Goodbye, my love~
(Onew ft Jonghyun - Tragedy)