Kamis, 28 Maret 2013

The Beautiful Loved! ~ One Shoot ; Destiny Of Love


Dedicated For : Sungmin Super Junior ^^

Author by : JJ Park
Story code: 06
Story type: One Shoot - part of "The Beautiful Loved!"

Genre: Fantasy, sad romance

Main Cast:
Lee Sungmin
Eun Min Ji

Support Cast:
Yesung
Leeteuk
Kyuhyun

Other Cast:
SJ Member

Background Song:
Memories

~Salah satu bagian yang paling sulit untuk ku lakukan saat ini adalah, meninggalkan mu.. - Min Ji~

~Jangan paksa aku memilih. Aku tak mungkin memilih satu dan meninggalkan yang satunya lagi hanya karena aku tidak memilihnya - Sungmin~

Destiny Of Love

***Author***

~July, 29th 2010

Sosok tubuh itu diam saja. Meski di kelilingi orang orang yang begitu menyayanginya. Dia tak bergeming walau beberapa di antara mereka mencoba menyadarkannya. Dia berada dalam dunia yang berbeda dengan orang orang yang mengelilinginya. Dunia tanpa sadar, mengukung nya dalam kegelapan dan seolah membawa jiwanya pergi meninggalkan tubuhnya.

“Sungmin.. bangunlah. Sungmin, kau tidak boleh membuatku takut seperti ini..,“ ujar Shindong. Matanya memerah.

Mereka semua adalah Super Junior. Yang tengah terkenal di seluruh dunia. Dan saat ini tengah mengalami depresi, karena salah satu membernya, Sungmin, mengalami kecelakaan.




~Flashback, in 2 week ago~

“Kyu, ayo temani aku,“ rengek Sungmin kepada Kyuhyun, member terkecil yang paling dekat dengannya.

“Hyung, aku tak mungkin menemani mu berkencan, kan?“

“Ini bukan kencan. Ayolah, temani aku bertemu dengan Min Ji. Sebentar saja. Aku ingin memperkenalkan mu padanya“.

“Memang kenapa jika aku tidak pergi denganmu? Biasanya kau juga hanya pergi berdua dengannya,“ Kyuhyun memandang heran Sungmin.

“Aku sedang ingin dengan mu juga. Jika kamu tidak pergi, aku akan membatalkan pertemuanku dengan Min Ji,“ ucap Sungmin, yang membuat Kyuhyun terkejut.

“Jika dia jadi menyukaiku, bagaimana dengan mu?“ ujar Kyuhyun, berusaha menggoda Sungmin.

“Jinjja..,“ Sungmin tertawa, “Min Ji adalah tipe gadis yang setia. Dia tidak akan berpaling dari ku hanya karena melihatmu“.

“Baiklah. Aku akan menggodanya,“ kata Kyuhyun dengan wajah puas.

“Coba saja,“ kerling Sungmin.

“Kau tidak cemburu?“

“Tergantung situasi. Yang penting sekarang, kau harus ikut dulu,“ kata Sungmin dengan wajah penuh niat, membuat Kyuhyun tidak tega jika terus menolaknya.

“Arraseo. Aku akan ikut denganmu. Begini sudah bisa?“

“Ne. Gomawo Kyu~yaa.. Jongmal saranghae~,“ pekik Sungmin senang.

Alis Kyuhyun bertaut. Dia heran dengan tingkah Hyung nya yang sangat di luar kebiasaan nya itu. Tapi dia memilih tidak berpikir negatif dan menemani Sungmin menemui kekasihnya, Eun Min Ji.

~~Flashback end~~


“Andai aku tetap bertahan untuk tidak pergi..,“ ratap Kyuhyun di hadapan yang lain.

“Bukan salahmu, Kyu,“ peluk Siwon, “Itu kecelakaan. Bukan kesalahan siapapun“.

“Minnie, ayo bangun!!“ sentak Leeteuk tiba tiba. Dia menarik tangan Sungmin hingga posisi Sungmin yang tadi terbaring, menjadi duduk dengan tegak. “Jangan tidur terus. Kau harus bangun! Kau bilang mau menari di atas panggung? Kau bilang mau mengiringi ku bernyanyi dengan permainan gitarmu? Ayo bangun dan mulailah berlatih dengan ku!!“ histeris Leeteuk.

Yesung dan Donghae segera mendekap Leeteuk dengan erat, sementara Ryeowook dan Eunhyuk berusaha melepaskan tangan Sungmin dari Leeteuk, dan membaringkannya dengan hati hati.

“Dia harus bangun!! Dia harus bangun!!“ Leeteuk berteriak teriak.

“Hyung! Kau seperti ini juga tidak berguna!“ sentak Kangin dengan nada putus asa. Dia kembali dari wajib militer nya karena mendengar Sungmin kecelakaan. Tapi sekarang pun dia tak bisa berbuat apapun. Bahkan Hyung tersayangnya, begitu depresi dengan keadaan dongsaeng nya yang satu ini.

“Lalu kau pikir kau berguna?!“ Leeteuk berteriak pada Kangin, “Bangunkan dia segera jika kau merasa berguna! Cepat bangunkan, dan aku akan menyerahkan posisi leader ini pada mu jika Sungmin memanggil ku ‘Hyung‘ sekarang!!“

Kangin tersentak. Dia sama sekali tidak menyangka Leeteuk akan mengatakan hal itu kepadanya. Sejenak dia hanya bisa terdiam. Airmatanya mengalir perlahan.

“Hyung, tolong jangan begini,“ Shindong mencoba menenangkan Leeteuk dengan memegang tangannya. Wajahnya basah oleh airmata.

“Dia tidak boleh tidur!!“ histeris Leeteuk lagi, “Jangan biarkan dia berbaring!!!“ Leeteuk meronta dalam pelukan Yesung dan Donghae, “Dia tidak boleh meninggalkan ku!!“. Pelukan Yesung dan Donghae terlepas. Dan sebagai gantinya, Heechul langsung menarik tangan Leeteuk menjauhi ranjang tidur Sungmin, dan menamparnya.

“Dia belum matii!!!“ sentak Heechul, dan Leeteuk terdiam akibat tamparan Heechul yang telak di pipinya, “Dan kau memperlakukan nya seperti dia benar benar akan mati!!“

“Minnie~ya..“ lirih Leeteuk, airmatanya mengalir perlahan, “Kau tega sekali membuatku begini“.

“Kuatkan diri mu, Hyung,“ rangkul Siwon dengan airmata yang nyaris tumpah, “Kami juga membutuhkan mu di sini“.

“Jebal, Hyung. Jangan membuat yang lain semakin terpuruk melihatmu yang tidak bisa mengendalikan diri,“ Kangin memeluk Leeteuk.

“Lebih baik kalian semua kembali,“ ujar Yesung tiba tiba, “aku yang akan menjaga Sungmin. Lagipula,“ Yesung menoleh ke arah Leeteuk, “Hyung perlu tidur untuk menjaga kesehatan“.

“Sungie Hyung benar,“ tambah Eunhyuk dengan wajah yang basah, “aku akan disini dan menjaga kedua hyung ku“.

“Aniya,“ isak Leeteuk, “Kalian mau menyingkirkan ku? Kalian mau membuatku gila, hah?“

“Bukan begitu, Hyung..“

“Kalau begitu, biarkan aku di sini!“

“Kau harus pulang dan tidur,“ tarik Heechul. Leeteuk memberontak.

“Andwae! Aku mau disini!“

“Kau harus tidur!“

“Aku bisa tidur dimana pun!“

“Tidak bisa. Pikirkan kesehatanmu!“

“Kau pikir aku bisa melakukan apa yang tadi kau katakan, Heechul-ssi?!“

“Ah..,“ Heechul terdiam, suasana menjadi tegang karena Leeteuk sudah memanggil Heechul dengan nama aslinya, bukan nama panggilan mereka sehari hari, “tapi aku yang memikirkan mu, Hyung!“ airmatanya keluar.

“Aniya! Andwae! Kenapa kalian sangat ingin menyingkirkan ku?? Waeyoo??!!“ teriak Leeteuk dengan suara parau.

“Ne, ne, arraseo, Hyung. Kau boleh di sini. Aku akan menemani mu,“ Siwon segera memeluk Hyung tertuanya. Sementara yang lain sudah berderai airmata melihat Hyung mereka tertekan dengan keadaan Sungmin yang seperti itu.

Sungmin mungkin sadar. Dia mungkin saja tau siapa yang mempedulikannya. Bagaimanapun, dia sepenuh nya selamat dari kecelakaan itu. Tapi, yang hilang pada Sungmin adalah.. Jiwanya. Dan Sungmin yang sekarang hanya bisa terpejam, dengan sesekali gulir airmata mengalir di pipinya.


~Flashback, in 2 weeks ago~

“Hyuunnggg!!! Andwaaeee!!!“

Kejadian itu tepat di hadapan Kyuhyun. Dia sendiri yang selamat, karena turun dari mobil yang di kendarai oleh Sungmin. Sementara Sungmin dan Min Ji.. mereka tidak beruntung karena tidak ikut turun dari mobil itu. Kyuhyun yang ingin membeli camilan yang di sukainya, hanya turun sendirian untuk membeli camilan itu di sebuah minimart, sementara mereka berdua memilih menunggu di dalam mobil.

Kyuhyun terpaku sejenak. Tiba tiba terlintas ingatan nya akan kata kata Sungmin dan Min Ji sebelum Kyuhyun membeli camilannya.

“Kyu, jaga kesehatan, ya,“ kata Sungmin.

“Jangan memilih yang aneh aneh hanya karena kami tidak ada bersama mu,“ timpal Min Ji.

“Tentu tidak. Kalian ini pasangan yang cerewet,“ jawab Kyuhyun asal, saat itu.

“Yaa!! Berjanjilah padaku untuk selalu menjaga kesehatan dan pola makan mu, Dongsaeng,“ kata Sungmin lagi, “karena aku belum tentu selalu dengan mu..“

~~Flashback end~~


“Hyung..“ panggil Kyuhyun datar. Matanya menatap nanar kearah tempat tidur Sungmin. Wajahnya sudah memerah dan sembab karena terlalu banyak menangis.

“Waeyo Kyu?“ tanya Siwon. Dia menuntun Leeteuk untuk duduk. Lalu menghampiri Kyuhyun. Siwon juga tidak bisa berbuat apapun lagi. Dia hanya berusaha menyemangati yang lain, walau dia sendiri juga sangat frustasi karena tidak bisa melakukan apapun di saat begini.

Kyuhyun menatap Siwon yang sudah berada di sampingnya. Pangeran Super Junior itu tampak berantakan. Matanya bengkak karena menangis, dan masih terus meneteskan airmata. Suaranya masih seiring dengan isakan. Wajahnya begitu kuyu. Wajah yang selalu bersemangat itu kini tampak menyedihkan. Mengiris perasaan orang yang melihatnya. Kyuhyun tidak tahan. Dia menangis lagi.

“Kyu..,“ Siwon memeluknya. Dia tau Kyuhyun begitu terpukul. “Jangan menangis terus. Mata mu sudah bengkak. Jebal, jangan buat yang lain juga mengkhawatirkan mu,“ Siwon mencoba tersenyum.

“Hyung,“ sengguk Kyuhyun, “Sungmin Hyung selalu memperhatikan ku. Bagaimana mungkin aku tidak menyadari keanehan yang dia tampilkan di hadapanku? Apa aku sebodoh itu? Aku jahat sekali, Hyung...“

“Aniyo, jangan bicara begitu. Kamu tidak jahat. Kamu adalah adikku yang paling baik. Kamu adalah adik kami yang terbaik. Sungmin Hyung juga sangat bangga dan sayang padamu. Mengapa bicara sesuatu yang tidak ingin kami dengar, Dongsaeng?“

Tangis Kyuhyun pecah lagi. Sungmin selalu berkata begitu jika dia mengatakan satu kata yang tidak patut di katakan. Sungmin selalu memanggilnya Dongsaeng, jika dia mulai berulah terhadap Hyung nya yang lain. Terlalu banyak memori indah dengan Sungmin, dan dia baru menyadarinya sekarang. Saat Sungmin justru tidak bisa mengatakan apapun padanya.


~Flashback, in 3 days ago~

“Sungmin-ssi mungkin sadar. Tapi untuk memulihkan fisik dan mentalnya lagi, mungkin sulit. Apalagi jika dia bisa kembali seperti sediakala, itu mungkin keajaiban Tuhan dan bukan kemampuan kami,“ jelas seorang pria paruh baya yang mengenakan jas putih panjang kepada Leeteuk dan Heechul. Seorang dokter.

Leeteuk terlihat sangat syok. Sementara Heechul masih bisa mengendalikan emosinya, “tapi masih ada kemungkinan dia untuk sembuh kan?“

“Ya. Hanya untuk membuat dia merespon kita. Tapi untuk membuatnya kembali, seperti yang saya katakan sebelumnya, itu bukan kemampuan kami. Mianhamnida,“ jelas dokter itu lagi.

“Dia harus kembali seperti semula,“ ujar Leeteuk pelan. Heechul menoleh padanya.

“Ya, aku tau itu,“ angguk Heechul, “Sungmin sangat kuat. Dia pasti bisa melewati ini semua. Kita harus membantunya“.

“Masalahnya adalah,“ sambung dokter itu lagi, “Saya juga tidak yakin apa dia benar benar baik baik saja. Jika terjadi kerusakan pada otaknya.., kemungkinan nyawanya pun bisa terancam“.

“Berapa besar kemungkinannya?“

“Sebesar optimistis kalian yang menginginkan dia seperti sedia kala“.

~~Flashback end~~


Heechul duduk di lantai menekuk kaki nya. Wajahnya basah dan sembab. Matanya bengkak. Salah satu member tertua yang sering di panggil princess ini sekarang terlihat sangat depresi. Sekarang, dia hanya bisa membantu Leeteuk menangani banyak job mereka yang terpaksa di cancel, karena seluruh member saat ini benar benar tidak mungkin tampil di atas panggung. Dan yang lebih parahnya lagi, Leeteuk sebagai Leader, benar benar dalam keadaan down total. Dan Heechul tau apa sebabnya. Karena dia juga dalam pihak yang sama dengan sang Leader saat itu. Melarang Sungmin.


~Flashback, in 18 days ago~

“Minnie, apa kamu benar benar tidak memandangku lagi sebagai Hyung mu?“ tatap Leeteuk tajam, dengan nada rendah namun tegas. Sungmin hanya menunduk.

“Aniya, Hyung. Tidak seperti itu“.

“Kalau begitu, hentikan aktifitas mu pulang malam. Kau harus menjaga kesehatanmu,“ ujar Leeteuk lagi.

“Aku tidak bermaksud begitu, Hyung. Aku hanya mengantarkan Min Ji pulang, tadi. Itu saja,“ jawab Sungmin masih menunduk.

“Kenapa kau harus setiap hari mengantarnya? Kau juga punya kesibukan masing masing, kan? Apa dia tidak tau status mu sebagai entertain?“ sela Heechul.

“Dia pasti tau kan, Minnie?“ tanya Leeteuk dengan suara yang lebih pelan. Sungmin mengangguk.

“Kurangi intensitas mu bertemu dengan nya, Minnie. Kau bukan babysitternya. Bukan bodyguardnya. Kau juga punya kehidupan dan kesibukan sendiri. Lepaskan saja dia jika tidak mau mengerti kesulitanmu,“ tegas Heechul. Sungmin tersentak.

“Aniyo, Chullie, tidak harus seperti itu juga,“ Leeteuk melerai, “Kami tidak melarangmu bersamanya, tapi tolong pedulikan kata kata kami tentang mu. Semua itu demi kebaikan mu. Tapi Chullie benar, lebih baik, kurangi intensitas mu bertemu dengan nya. Aku yakin dia mengerti masalahmu,“ ucap Leeteuk pada Sungmin.

“Hyung, aku sangat menyayanginya. Tak bolehkah aku sedikit peduli padanya?“ airmata Sungmin merebak, “itu adalah satu satunya yang bisa kulakukan, di antara sejuta keegoisanku terhadapnya. Terutama karena kami tidak bisa pergi berkencan dengan bebas dan terbuka seperti keinginannya“.

“Kalian selalu bisa pergi bermain jika kamu tidak sedang ada kegiatan, kan?“ tanya Heechul.

“Ne. Tapi bukan kencan dengan bebas. Kami selalu menyamar jika pergi berjalan jalan. Dan tragisnya, aku selalu punya jadwal senggang yang bentrok dengan kesibukannya. Aku cuma bisa bertemu dengan nya di saat saat seperti ini. Hyung, ku mohon mengerti kami“.

“Aku akan mengerti kenapa kau keluar selarut ini jika itu masalah pekerjaan. Tapi ini bahkan adalah hal yang sepele. Dia bisa pulang sendiri tanpa harus kamu antar, Minnie,“ suara Leeteuk mulai keras.

“Hyung, aku hanya mempedulikan dia. Apa itu juga tak boleh? Apa kau tidak tau betapa berbahaya nya waktu malam hari bagi seorang yeoja? Aku hanya mempedulikannya.. begitu juga harus minta ijin dari mu kah?“ seru Sungmin. Amarah Leeteuk tersulut.

“Kamu hanya mempedulikannya. Lantas tidak peduli pada kami, Super Junior? Yaa, Lee Sung Min! Aku tidak pernah melarangmu untuk mempedulikannya. Tapi karena kau bilang kau hanya peduli dia, maka katakan pada ku saat kita di bertemu lagi nanti. Beritahu aku, siapa yang PALING kau pedulikan!“ Leeteuk keluar dari kamarnya, lalu pergi dengan membanting pintu. Sungmin menangis.

“Hyung,“ panggil Sungmin pada Heechul yang terperangah melihat sikap Leeteuk yang seperti itu, “Apa aku berbuat kesalahan? Teuki Hyung akan kemana, Hyung?“

“Mollayo, biar nanti ku cari dia. Sudahlah, kamu jangan menangis. Mungkin Teuki sedang emosi saja. Sudahlah, ulljima,“ rangkul Heechul.

“Teuki Hyung sangat marah padaku, kan, Hyung? Apa selamanya aku tidak bisa bertemu dia lagi? Kenapa dia berkata seperti itu tadi?“ Sungmin terisak di bahu Heechul.

“Tidak, kau juga tau watak leader kita yang satu itu. Dia tidak serius mengatakannya. Dia akan kembali dengan cepat. Aku yang akan menariknya untuk kembali. Kau tidak boleh bicara begitu. Apa kau benar benar mau meninggalkan kami?“ Heechul mengelus kepala Sungmin.

“Tidak akan. Tapi bolehkah aku memilih keduanya? Aku tidak mau kehilangan kalian ataupun Min Ji“.

“Ne. Asal kau berjanji untuk mempedulikan kami juga,“ gurau Heechul, bermaksud membuat Sungmin tertawa dengan gurauannya.

“Aku selalu mempedulikan kalian, Hyung,“ Sungmin tersenyum getir, “meski seluruh peduli ku tidak sebanding dengan kepedulian kalian terhadapku“.

~~Flashback end~~


***SUNGMIN POV***

“Hyung, aku di sini,“ aku berusaha membuat mereka semua melihatku. Tapi percuma. Apa apaan ini? Apa mereka semua berniat mengerjaiku? Menangis sesedih itu untukku, padahal aku baik baik saja? Apa ini rencana si Evil, Kyu ku? Apa mereka semua berniat menghukum ku karena aku masih melanggar janjiku pada Chullie Hyung? Tapi apa harus berakting seperti ini? Aku sama sekali tidak pernah tega melihat mereka menangis.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan. Mereka semua terlihat jelas. Ada Teuki Hyung, Chullie Hyung, Sungie Hyung, Kangin Hyung, Shindong Hyung, Eunhyuk, Siwon, Donghae, Ryeowook dan Kyuhyun. Menyenangkan sekali melihat mereka semua berkumpul seperti ini. Dan ada juga yeoja manis yang sedang duduk di samping Sungie Hyung. Min Ji.

“Min Ji?“ panggilku.

“Ne, Oppa,“ jawabnya. Aku senang tidak semua nya mengerjaiku dengan berpura pura menangis, “jangan bingung ya. Cuma Sungie Oppa yang bisa menyadari kita,“ lanjutnya tiba tiba, dengan kata kata nya sama sekali tidak ku mengerti.

Aku menatap Sungie Hyung. Perlu beberapa lama bagiku untuk mendengar kata kata Sungie Hyung, ‘Dimana kau?‘

Aku memandangnya tidak mengerti. “Aku di hadapanmu, Hyung?“ Aku mencoba duduk di sebelahnya.
Lalu secepat kilat, Sungie Hyung bangun dari duduknya. Ku kira dia sedang menghindariku. Ternyata dia sedang memeluk Teuki Hyung bersamaan dengan Donghae.

“Dia harus bangun!! Dia harus bangun!!“ Teuki Hyung berteriak teriak. Aku bingung dengan maksud perkataan Teuki Hyung. Aku mencoba melihat siapa yang tadi di tarik oleh Teuki Hyung, tapi begitu sampai di bagian wajahnya, aku sama sekali tidak bisa melihatnya. Wajahnya terlalu blur untuk ku lihat. Aku sama sekali tidak tau siapa yang tengah di marahi oleh Teuki Hyung.

‘Itu kamu,‘ kata Sungie Hyung, masih sambil memeluk Teuki Hyung.

“Mwo??!“

‘Orang yang berbaring di sana,‘ tunjuk Sungie Hyung dalam ricuhnya perdebatan Teuki Hyung dengan Kangin Hyung.

“Lalu kau pikir kau berguna?! Bangunkan dia segera jika kau merasa berguna! Cepat bangunkan, dan aku akan menyerahkan posisi leader ini pada mu jika Sungmin memanggil ku ‘Hyung‘ sekarang!!“

Aku tersentak dengan omongan Teuki Hyung. “Tidak Hyung, jangan. Andwae jebalyo. Tidak ada lagi yang pantas menjadi leader selain kau...“

‘Percuma, Sungmin. Dia tidak bisa mendengar kata kata mu,‘ kata Sungie Hyung lagi. Sementara Min Ji hanya menatapku dengan ekspresi datar.

“Lalu kenapa kau bisa mendengar ku?“

‘Ya. Tapi aku juga berkomunikasi dengan mu tanpa bicara kan? Aku menggunakan pikiranku saat bicara dengan mu,‘ jelas Sungie Hyung.

“Dia tidak boleh tidur!! Jangan biarkan dia berbaring!!!“ tiba tiba ku dengar Teuki Hyung berkata sekeras itu pada kami semua. Lalu meronta dengan hebat. Aku terhenyak ketika Chullie Hyung menampar Teuki Hyung.

“Dia belum matii!!! Dan kau memperlakukan nya seperti dia benar benar akan mati!!“

Aku memandang Chullie Hyung dengan tatapan marah. Apa dia benar benar mau ku tinggalkan, ya?

‘Kau kecelakaan. Dan lebih baik jika kamu segera sadar. Teuki Hyung dan Kyu sangat depresi karena ini‘, jelas Sungie Hyung lagi.

Aku menarik napas dan menghembuskan nya dengan pelan. Di hadapanku, Teuki Hyung sedang di tenangkan oleh Siwon dan Kangin Hyung. Aku melihat wajah Hyung ku yang paling tegas, sekarang terlihat berada paling down. Aku terisak kecil, “Hyung, boleh minta tolong padamu? Tolong ajak Teuki Hyung pulang. Dia terlihat lelah“.

‘Akan ku usahakan,‘ kata Sungie Hyung. Dan tak lama,

“Lebih baik kalian semua kembali,“ ujar Sungie Hyung pada semuanya, “aku yang akan menjaga Sungmin. Lagipula, Hyung perlu tidur untuk menjaga kesehatan“.

“Yesung Hyung benar. Aku akan disini dan menjaga kedua hyung ku,“ ujar Eunhyuk tiba tiba. Aku mengangguk setuju dengan kata kata Eunhyuk. Teuki Hyung perlu tidur dengan cukup, kan?

“Aniya.. Kalian mau menyingkirkan ku? Kalian mau membuatku gila, hah?“ isak Teuki Hyung. Aku terkejut mendengarnya.

“Bukan begitu, Hyung..“ jawab Sungie Hyung dan Eunhyuk bersamaan dengan ku. Sungie Hyung segera melirikku lagi. Tapi aku tak peduli. Aku cuma mau Teuki Hyung pulang saat ini.

“Kalau begitu, biarkan aku di sini!“ Teuki Hyung mengatakan itu dengan suara tegas yang biasa di gunakannya ketika mengatur kami semua. Aku menggeleng.

“Kau harus pulang dan tidur,“ kata Chullie Hyung, dan menarik tangan Teuki Hyung. Tapi Teuki Hyung memberontak dari tarikan Chullie Hyung.

“Andwae! Aku mau disini!“

“Kau harus tidur!“ Chullie Hyung bersikeras.

“Aku bisa tidur dimana pun!“

“Tidak bisa. Pikirkan kesehatanmu!“

“Kau pikir aku bisa melakukan apa yang tadi kau katakan, Heechul-ssi?!“ tatapan Teuki Hyung kali ini benar benar membuat hati ku mencelos. Aku menatap Sungie Hyung.

“Hyung, berbuatlah sesuatu,“ kata ku pada Sungie Hyung.

‘Aku tidak bisa berbuat apapun lagi untuk menyakiti hati Teuki Hyung. Menyuruh dia untuk pergi dari sini, bisa membuatnya hilang kendali,‘ geleng Sungie Hyung samar, ‘Kau juga tau watak Leader kita yang satu itu, kan?‘

“Ah..,“ ku lihat Chullie Hyung terdiam sejenak, “tapi aku yang memikirkan mu, Hyung!“

Aku kaget. Chullie Hyung sangat jarang memanggil Teuki Hyung dengan sebutan Hyung. Airmataku tiba tiba bergulir.

“Aniya! Andwae! Kenapa kalian sangat ingin menyingkirkan ku?? Waeyoo??!!“ teriak Teuki Hyung. Suara nya sudah sangat parau. Aku melihat ke arah Sungie Hyung dengan panik, tapi sepertinya dia juga sama paniknya dengan aku.

“Ne, ne, arraseo, Hyung. Kau boleh di sini. Aku akan menemani mu,“ Siwon segera menyelamatkan keadaan dengan memeluk Teuki Hyung. Aku menangis melihatnya. Aku tak bisa memeluk mereka semua. Aku ingin segera bangun dan ada di hadapan mereka, agar mereka menghentikan tangis mereka. Dan mengganti airmata itu menjadi senyuman lega. Aku tidak sanggup melihat mereka menangis seperti ini.

“Hyung..“ tiba tiba ku dengar suara magnae kesayangan ku, Kyu. Aku menoleh padanya. Wajah Kyu yang biasanya selalu bersemangat dengan mata yang berbinar binar itu kini tampak lusuh. Matanya bengkak. Wajahnya merah. Dan dia terlihat down, sama dengan Teuki Hyung. Airmataku berderai lagi. Entah harus bagaimana caranya supaya wajah Kyu dan Teuki Hyung kembali lagi seperti semula.

“Waeyo Kyu?“ Siwon menghampiri magnae terkecil dalam member kami. Aku semakin terisak dengan kelembutan Siwon yang benar benar sangat membantu ku dalam situasi seperti ini. Dan Kyu bisa dengan nyaman menangis lagi dalam pelukannya.

“Kyu.., Jangan menangis terus. Mata mu sudah bengkak. Jebal, jangan buat yang lain juga mengkhawatirkan mu,“ Siwon benar benar mengucapkan persis kata kata yang sekarang terlintas di pikiranku. Aku berjanji, jika aku bangun lagi, aku akan mengucapkan terima kasih pertama kali kepada Siwon ku ini. Meski aku juga tidak tau, kapan aku akan benar benar hadir di hadapan mereka dengan tubuhku sendiri, bukan merupakan bayangan yang tak terlihat.

“Oppa,“ tiba tiba Min Ji memanggilku, orang yang sedari tadi ku lupakan kehadirannya karena member member ku, “mana yang kau pilih? Ikut dengan ku atau tetap dengan mereka?“

Aku terhenyak. Min Ji memegang tangan ku. Sekejap aku mendengar suara Sungie Hyung yang sangat khas, ‘Mau kemana kau?‘

Lalu suara itu menghilang. Begitu juga dengan semua member lainnya. Dan aku berada di satu tempat, di mana aku sama sekali tidak mengenali tempat itu.

“Oppa,“ sekali lagi Min Ji memanggilku, “apa pilihanmu, Oppa?“

“Min Ji, jebal,“ ucapku perlahan, “Mana mungkin aku memilih? Aku ingin bersama dengan semuanya. Termasuk kamu“.

“Tak sadar kah kau, Oppa? Sedari tadi, kita ada di dunia yang berbeda dengan mereka. Kamu masih mau memaksa untuk bersama dengan mereka?“

“Min Ji, jangan begini. Aku ingin bersama mu, menikahi mu. Dan saat itu terjadi, aku ingin mengundang seluruh saudaraku itu. Dan..“

“Apa kau tau kau sedang ada di mana, Oppa?!“ tiba tiba Min Ji berteriak.

Aku terdiam dan melihat ke sekeliling. Lalu menggeleng dengan polos.

“Dia tentu saja tidak tau. Hanya orang yang telah bebas sepenuh nya dari dunia fana saja yang bisa mengetahui tempat ini,“ tiba tiba satu suara berasal dari belakangku. Aku segera menoleh ke asal suara.
Tampak oleh ku, seorang laki laki berjubah hitam yang terlihat.. melayang?

Aku membelalakkan mata ku. Memastikan penglihatan ku tidak salah. Ya, memang tidak salah. Dia benar benar melayang.

“Maksud nya?“ tanya Min Ji.

“Dia, masih memiliki tubuh yang hidup, di tempatnya berasal. Sementara kamu tidak. Itu sebabnya kamu bisa mengetahui tempat ini, dan dia tidak,“ jelas makhluk melayang itu, “dan dia masih bisa hidup untuk kedua kalinya, tergantung apa pilihannya sekarang“.

“Ani,“ Min Ji menggeleng, “Dia pasti ingin ikut dengan ku kan, Oppa?“ Min Ji menoleh ke arah ku.

Aku membeku. Dihadapan makhluk asing dan Min Ji yang sudah bukan manusia lagi, membuatku gemetar. Tiba tiba, rasa takut menyergap ku. Rasanya sekarang, mulutku pun sangat sulit untuk di kendalikan. Hati ku mulai bercabang, membuat otakku mulai berpikir tentang segala kemungkinan yang bisa terjadi. Di tempat asing yang bisa saja membuatku melakukan hal yang tidak ingin ku lakukan. Bagaimanapun, aku harus memilih. Apapun resiko dari pilihan itu.

***Author***

~~ 3 days later

“Annyeong, Sungmin-ah..“

“Annyeong Oppa..“

“Gwaenchanayo?“

Sungmin menatap senang, para hoobae dan sunbae nya di SM Ent. berkumpul dan menjenguknya. Dan bukan hanya mereka saja, teman teman dan ELF pun banyak yang menjenguk nya. Dan di sampingnya, berdiri seluruh member SJ, dan juga keluarga nya.

“Haaahhh,“ hela Shindong lega, setelah semua tamu pulang dan juga keluarga Sungmin.
Orangtua Sungmin memang sangat mempercayai Super Junior untuk menjaga anaknya. Itu sebabnya mereka bisa melepas Sungmin di bawah pengawasan Leeteuk dengan tenang.

“Hyung,“ Kyuhyun memeluk Sungmin dengan erat. Rasanya, Kyuhyun tidak bisa lagi membiarkan Sungmin menjauh darinya, setelah sekian hari tertekan dan takut akan kehilangannya.

Leeteuk tersenyum canggung. Masih terlintas di benaknya, saat dia menyuruh Sungmin untuk memilih mana yang lebih penting untuknya. Dan sekarang, Sungmin ada di hadapannya lagi, setelah 21 hari tidak bertatap wajah dengannya. Dan karena.. Min Ji menghilang selamanya dari kehidupan mereka. Terselip rasa penyesalan dalam hatinya. Penyesalan yang hanya dia sendiri yang tau bagaimana rasanya.

“Hyung, bogoshipta. Jongmal bogoshippeoyeoo,“ peluk Siwon ke Sungmin. Tadi pagi, saat Sungmin membuka mata setelah 17 hari tidak sadarkan diri, kata pertama yang terlontar dari mulut Sungmin adalah “Siwon, jongmal gomapta. Aku telah menyusahkan mu karena ini.“ dan itu membuat Siwon yang selama 17 hari menahan isakannya, tidak tahan dan menangis terisak isak di pelukan Hyung Hyung nya.

“Hyung,“ Sungmin membuka mulut. Tangannya terulur ke arah Leeteuk yang sedari tadi hanya memandanginya dengan airmata yang bergulir tanpa henti.

Leeteuk menyambut uluran tangannya, “Bolehkah aku menjawab pertanyaan mu, beberapa hari yang lalu?“ tanya Sungmin, membuat Leeteuk spontan menahan airmata yang hendak jatuh lagi dengan menggigit bibirnya, “kita sudah bertemu lagi, bukan?“

“Andwaeyo,“ jawab Leeteuk dengan suara lirih menahan tangis, “Aku sudah tau apa jawabanmu. Jongmal mianhae, Minnie. Aku bersalah pada mu“.

“Aniya, Hyung,“ Sungmin menggeleng, “Hyung sangat susah karena ku akhir akhir ini. Biarkan aku menebus segala kesulitan Hyung karena aku. Aku memilih kalian, Super Junior, sebagai orang yang paling ku pedulikan. Semoga jawabanku bisa membuat kesedihanmu sedikit berkurang, Hyung,“ lalu Sungmin mencium tangan Leeteuk yang tengah menggenggamnya, membuat Leeteuk menangis dan menarik Sungmin kedalam pelukannya. Heechul tersenyum diam diam.

“Mianhae, Minnie-ya. Jongmal mianhae,“ isak Leeteuk. Lalu mencium kening Sungmin. Sungmin memasang wajah aegyo nya, membuat Leeteuk tertawa dalam tangisannya.

“Sudahlah,“ Heechul tidak tahan juga dengan suasana haru itu, airmatanya mengembang, tapi di tahan, “Aku bersyukur Sungmin kembali ke tengah tengah kita lagi“. Ucapan yang sembarangan itu langsung di sanggah oleh Sungmin.

“Yaa, Hyung! Aku memang selalu ada di tengah tengah kalian, kan? Apa kau tidak sadar, aku punya 5 Hyung dan 5 Dongsaeng? Dan aku satu satunya yang di tengah?“

Ucapan Sungmin serentak membuat yang lain tertawa.

“Jinjja,“ Eunhyuk langsung berkomentar, “Minnie Hyung memang mempunyai tempat paling strategis di Super Junior“.

Sungmin tersenyum, “Ne, Hyukkie. Oh iya, kalian belum makan, kan? Bagaimana jika kalian semua makan, sekalian belikan aku makanan? Aku tidak percaya makanan di rumah sakit akan seenak makanan di luar,“ gurau Sungmin.

“Aku yang di sini menjaga Minnie,“ ujar Yesung cepat, saat Leeteuk hendak membuka mulut.

“Ashh, jinjja,“ gerutu Leeteuk, “baiklah, biar kami membeli makanan untuk kalian. Sungie, jaga Minnie dengan baik ya“. Dan mereka semua keluar dengan patuh, meninggalkan Sungmin dan Yesung.

Sungmin menoleh ke arah Yesung yang juga sedang menatapnya, “Waeyo Hyung?“

“Perjanjian apa yang kau buat dengan Min Ji?“ tanya Yesung langsung.

“Hyung.. kau tau?“

“Tentu saja. Sedari tadi, Min Ji ada di samping mu. Saat ku tanya dia, dia hanya bilang, kau punya janji padanya. Apa itu?“

“Hyung,“ Sungmin agak kaget juga dengan kemampuan Yesung, “Apa kau benar benar memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan makhluk lain?“

“Jangan mengalihkan pertanyaanku,“ ujar Yesung, “aku tau kau punya kesempatan untuk hidup. Pertanyaan ku sederhana, dan dari tadi kau berusaha mengalihkan perhatianku dan tidak menjawabnya“.

“Ah..,“ Sungmin menghela napas, “aku tak bisa mengatakannya, Hyung“.

“Kalau begitu,“ Yesung tiba tiba membalikkan badan. Sungmin kaget dengan gerak reflek Yesung, “apa kau juga terlibat dalam hal ini, Jung Yon?“

Sungmin terbelalak. Yesung bahkan mengenali makhluk aneh yang menurutnya hanya bisa di ketahui oleh orang yang sudah terlepas dari dunia fana.

Ya. Sungmin pun sekarang melihat makhluk bernama Jung Yon itu, dan juga Min Ji yang terus bersamanya sedari tadi. Mereka punya perjanjian, yang tidak boleh bocor dan ketahuan oleh manusia bumi. Tapi sekarang Yesung pun tau mereka siapa dan dimana.

“Hyung..,“ ucap Sungmin gemetar, sementara wujud Yesung mulai berubah, “Neo... nuguya?“

***SUNGMIN POV***

“Hyung... Neo nuguya?“

Di hadapanku, Sungie Hyung yang terbiasa memakai jaket tebal berwarna merah, kini sudah berganti penampilan. Tubuhnya hanya di liliti oleh kain kain putih tipis nyaris transparan di tubuhnya. Aku menahan napas melihat adegan yang hanya sekejap mata di lakukan oleh Hyung ku yang tidak lagi ku kenali sekarang.

“Oppa,“ ku dengar Min Ji tercekat di sampingku, “Sungie Oppa itu siapa?“

“Mollayo..,“ jawabku dengan wajah takjub sekaligus horor, “aku akan menanyakan hal yang sama padanya nanti“.

Tiba tiba Sungie Hyung menoleh lagi pada ku setelah sebelumnya sempat beradu tatap dengan si Jong Yun itu, “apa yang ingin kamu tanyakan?“

“Ah,“ aku kaget dengan wajah Sungie Hyung yang biasanya tidak pernah tercoret apapun, kini di pipinya terbentuk sebuah lambang yang tidak jelas bentuknya, “aku akan menunggu urusanmu selesai dulu, Hyung“.

Sungie Hyung tidak lagi berkomentar. Dia sibuk beradu tatap lagi dengan Jong Yun itu. Tak lama, pandangan sengit yang dari tadi di tampilkan oleh Sungie Hyung, perlahan berubah kembali. Menjadi pandangan seorang Yesung Super Junior yang ku kenal.

“Hyung,“ mulutku gatal juga saat melihat kedua kalinya di depan mataku Sungie Hyung berubah penampilannya, “kau itu siapa sih?“

Matanya membulat, lalu kemudian mengerjap ngerjapkan matanya, “Pertanyaan yang aneh. Aku ini Hyung mu, Minnie“.

“Ck,“ aku mendecak, “Maksudku, kau itu siapa? Kenapa bisa punya kekuatan seperti tadi?“

Matanya menatap tajam padaku, di iringi seringai menakutkan yang tak pernah kulihat sebelumnya, “Akan ku beritahu pada mu setelah kau bangun untuk kedua kalinya“.

***Author***

“Akan ku beritahu padamu setelah kau bangun untuk kedua kalinya,“ ujar Yesung menyeringai.

Sungmin tercekat. Ruangan tempat mereka berada menjadi lebih suram dan dingin ketimbang tadi. Dan tepat saat itu, pintu kamar rumah sakit pun terbuka dan masuk lah seluruh member SJ yang lain. Sungmin melirik ke arah Yesung. Tapi dia sama sekali tidak mencurigakan. Sungmin mendesah. Dia berada dalam masalah besar sekarang.

“Oppa,“ panggil Min Ji pelan, “aku akan datang 1 minggu lagi untuk meminta janji mu“.


~Flashback, 3 days ago~

“Apa pilihan mu?“ tanya Jong Yun. Sungmin menarik napas sejenak.

“Tak bisakah aku memiliki keduanya?“

“Pernahkah kau diajarkan di dunia mu untuk tidak memiliki sifat serakah?“ Jong Yun itu menyeringai.

“Oppa,“ Min Ji bersuara, “Kau harus memilih...“

“Jebal, Min Ji,“ Sungmin menatap mata Min Ji dengan tatapan memelas, “Jangan paksa aku memilih. Aku tak mungkin memilih satu dan meninggalkan yang satunya lagi hanya karena aku tidak memilihnya“.

“Tapi apapun alasanmu, kau tetap harus memilih. Oppa, kau harus punya pendirian sebagai namja,“ ujar Min Ji.

“Lalu aku harus memilih antara kamu atau member member ku? Begitukah keinginanmu?“ seru Sungmin, “Kau tau betapa berharga nya kalian semua bagiku, kan? Kenapa masih mau menyakitiku dengan meminta ku memilih?“

“Karena, Oppa,“ sahut Min Ji, “Aku ingin tau, seberapa penting nya aku untukmu“.

Sungmin tersentak mendengar ucapan Min Ji. Seketika terbayang pertengkarannya dengan Leeteuk Hyungnya, ingat kata katanya, juga perasaan kecewa nya. Ternyata, orang orang yang dia sayangi dengan tulus, tidak mempercayai perasaannya.

“Min Ji,“ tatap Sungmin dengan sorot mata terluka, “apa kau tak percaya dengan perasaanku yang tulus untukmu?“

Min Ji mulai terisak, “Ne, Oppa. Aku selalu meragukan perasaan sayang mu pada ku. Tapi aku tak bisa berhenti menyayangimu. Maka aku hanya bisa bertahan di samping mu“.

Dada Sungmin bagai di hujam beribu pedang mendengar kata kata Min Ji barusan. Dia harus melakukan sesuatu.

“Min Ji,“ panggil Sungmin akhirnya, “beri aku waktu seminggu. Biarkan aku hidup selama seminggu, dan aku akan memilih. Jika sampai batas waktu yang telah di tentukan dan aku masih tak bisa memilih, maka kau boleh memilih ku untuk bersama dengan mu“.

~~Flashback end~~


~~ 3 days later

“Apa yang sedang kau pikirkan?“ Kyuhyun yang tiba tiba masuk, mengejutkan Sungmin yang sedang termenung.

“Kyu~ya,“ panggil nya ceria, “Darimana kau?“

“Tadi pemotretan sebentar,“ ujar Kyuhyun, dia duduk di tepi ranjang Sungmin, “setelah itu aku langsung ke RS untuk menjaga mu dengan Yesung Hyung“.

“Yesung Hyung?“

“Ne. Dia sedang menjadi MC dulu. Setelah itu baru menyusul kesini“.

“Oh, Ne. Arraseo,“ angguk Sungmin, “Kalau begitu aku bertanya saja pada mu“.

“Tanya apa, Hyung?“ Kyuhyun memandanginya dengan muka aneh.

“Tak usah pasang tampang aneh begitu,“ Sungmin tergelak, “aku cuma ingin bertanya, bukan ingin meminta mu melakukan sesuatu“.

“Ne~,“ Kyuhyun menyeringai, “tanya saja yang ingin kau tanyakan“.

“Hmm,“ Sungmin agak bingung memulainya, “Apa kau menyayangiku?“

“Haa~,“ Kyuhyun tertawa, “pertanyaan macam apa itu?“

“Yaa! Jawab sajalah,“ kata Sungmin dengan kesal karena di tertawakan. Sebenarnya dia sudah tau Kyuhyun akan menertawakan nya.

“Menurutmu?“ tanya Kyuhyun balik, kali ini sambil nyengir.

“Kau ini,“ Sungmin meringis, “Aku bertanya padamu, kenapa kau bertanya balik?“

“Karena, Hyung,“ Ujar Kyuhyun kemudian setelah nyengir beberapa saat, “Orang akan bertanya seperti itu jika hatinya mulai meragukan orang yang selama ini dia percaya“.

“Jadi?“ tanya Sungmin kemudian, berusaha agar Kyuhyun menjawab nya, padahal hatinya mulai terasa miris mendengar kata kata Kyuhyun barusan, “Apa jawabanmu?“

Kali ini Kyuhyun tersenyum. Senyum tulus yang di tampilkan nya ketika dia sedang serius, “Aku sangat menyayangimu, Hyung ku“.

“Jinjja?“ Sungmin menggodanya untuk menutupi rasa senangnya yang berlebihan, “Jika aku tak selamat waktu itu, bagaimana dengan mu?“

“Jangan mengatakan hal yang tak ingin ku dengar, Hyung,“ ujar Kyuhyun dengan raut wajah yang berbeda. Sungmin tau Kyuhyun mulai marah mendengar pertanyaan itu. Tapi dia tak punya pilihan selain menanyakan nya. Ya, Kyuhyun benar. Dia memang sedang meragukan hati para membernya.

“Bagaimana?“ desak Sungmin. Kyuhyun mengernyit.

“Kenapa kau mendesakku begitu, Hyung? Apa kau benar benar mau meninggalkan ku?“

“Aku bertanya. Dan kau harus menjawabnya,“ kata Sungmin.

“Kalau kau sampai meninggalkan ku, seumur hidupku, Hyung,“ ujar Kyuhyun pelan sambil menatap tajam ke arah Sungmin, “aku tak akan pernah memaafkan mu“.

“Jinjja,“ Sungmin tergelak sesaat, “kenapa kau mengancam ku?“

“Aniyo,“ Kyuhyun masih menatap Sungmin, “Kau tidak tau bagaimana depresi nya aku melihat mu terbaring di sini“.

“Tentu saja,“ jawab Sungmin cepat, “Saat itu aku sedang terbaring, kan?“

“Ya, dan aku hampir gila karenanya,“ kata Kyuhyun datar, “aku yang menyebabkan mu terbaring di sini“.

“Waeyo?“ Sungmin terkejut dengan kata kata Kyuhyun, “apa maksudmu bicara begitu?“

“Aku tak bisa menahan mu, dan malah pergi dengan mu,“ mata Kyuhyun mulai memerah, “aku yang menyebabkan ini semua. Ini adalah kesalahanku“.

“Aniyo, Kyu~ya,“ Sungmin mulai merasa bersalah karena memulai topik ini, “Bukan kamu yang salah. Ini semua di luar kemampuan mu, Kyu~ya“.

“Ya, tapi kalau aku mengikuti kecurigaan ku terhadap prilaku mu yang aneh dan berpikir tentang kemungkinan terburuk nya, aku mungkin bisa mencegahnya,“ sekarang airmata Kyuhyun sudah mengembang.

“Kyu~ya,“ Sungmin merentangkan tangan, dan Kyuhyun sambil menarik senyumnya, menghambur ke pelukan Sungmin, “Mianhae telah membuatmu khawatir. Aku tak akan meninggalkan mu“.

“Jinjja? Berjanjilah padaku, Hyung,“ Kyuhyun mengacungkan tangannya di depan Sungmin.

“Aish,“ tepis Sungmin, “Kau tak percaya pada ku?“

“Haha~,“ Kyuhyun tertawa sesaat, “Hyung juga seperti itu pada ku. Mari kita membuat satu sama lainnya saling percaya, Hyung,“ ucap Kyuhyun sambil memeluk erat Hyung nya.

“Ne~,“ jawab Sungmin, “Arraseo, Dongsaeng,“ jawab Sungmin sambil tertawa. Lalu Sungmin menghapus airmata yang tersisa di pipi Kyuhyun.

“Dasar kau magnae evil yang cengeng,“ cela Sungmin, “mudah sekali membuat mu menangis“.

“Ya, kau bisa dengan mudah membuat ku menangis,“ Kyuhyun menyeringai sesaat, “dasar Hyung tak punya rasa kasihan“.

“Lalu aku apa?“ tanya Yesung yang tiba tiba memasuki kamar rawat Sungmin.

“Hyung lambat seperti kura kura,“ ejek Kyuhyun spontan.

Yesung mendelik, “Jangan sebut sebut ddangkoma ku. Nanti dia bisa bersin bersin“.

“Yang benar saja Hyung,“ tawa Sungmin dan Kyuhyun bersamaan, “panggil aku jika kura kura mu bersin,“ lanjut Kyuhyun kemudian.

“Lalu kau mau apa?“

“Akan ku berikan obat untuknya“.

“Hahahaha,“ Sungmin langsung tertawa dengan keras mendengar gurauan Kyuhyun. Kyuhyun dan Yesung kemudian saling berpandangan, dan tersenyum simpul.

“Hyung, mau ku belikan sesuatu?“ tanya Kyuhyun tiba tiba pada Yesung dan Sungmin.

Yesung hanya tersenyum mendengarnya, sementara Sungmin takjub. “Kau tak salah memilih kata?“

“Hah? Waeyo?“

“Kau mau membelikan kami makanan?“ tanya Sungmin takjub. Kyuhyun nyengir.

“Aku mau membelikan kalian makanan,“ ulang Kyuhyun, “tapi uangnya dari kalian,“ sambungnya sambil tergelak.

Yesung langsung tertawa, “Aku sudah tau ending nya akan seperti apa“.

“Memang kau adalah Hyung ku yang paling mengerti aku,“ ujar Kyuhyun lagi sambil memeluk Yesung. Dan tindakan Yesung selanjutnya adalah.. mengeluarkan uang.

“Yeayy, gomawo Hyungie,“ sorak Kyuhyun kemudian, mengambil uang yang di sodorkan oleh Yesung, dan pergi tanpa bertanya lagi.

“Anak itu benar benar,“ ujar Sungmin, “baru saja menawarkan ingin membeli apa, tapi sekarang pergi tanpa bertanya apa apa lagi“.

“Lebih cepat dia pergi, lebih baik. Kita harus membicarakan ini berdua,“ kata Yesung lagi. Sungmin tercekat. Dia lupa kalau Hyung nya berasal dari dunia yang berbeda.

“Hyung, apa maksudmu?“

“Apa kamu takut pada ku?“ seringai Yesung, “Singkirkan lengan baju mu“.

Sungmin menurut. Dia tau Hyungnya pasti tau sesuatu tentangnya.

“Ini..,“ Yesung menyentuh gelang yang melingkari lengan Sungmin dengan sangat tipis dan transparan, “alat pengumpulkah?“

“Ne,“ Sungmin mengangguk, “cara pakainya..“

“Tak usah di jelaskan. Aku tau. Bahkan aku tau bahayanya alat ini“.

“Bahaya?“

“Kau tidak tau?“

“Aku tidak di jelaskan“.

“Kenapa tidak bertanya??“

“Aku tidak terpikir melakukan nya“.

“Ahhh~,“ Yesung menggaruk kepalanya, “kenapa kau pabbo sekali??“

“Haa~, sudahlah,“ Sungmin menghela napas, “Lalu apa bahayanya, Hyung?“

“Ini adalah alat pengumpul,“ Yesung terlihat tertekan ketika harus menerangkan, “jika janjimu tidak di penuhi selama kurun waktu yang kau janjikan, maka gelang ini akan mengurungmu selamanya di dalam gelang“.

“Seperti.. penjara?“ tanya Sungmin dengan wajah ngeri.

“Lebih dari itu,“ ringis Yesung, “dan hanya jiwa mu yang tertahan di situ. Lalu, katakan pada ku, apa yang kau kumpulkan?“

“Kata sayang dari seluruh member,“ ujar Sungmin, kali ini wajahnya tampak ketakutan, “lalu aku harus bagaimana Hyung?“

“Dan kau baru mendapatkan satu?“ selidik Yesung. Sungmin mengangguk lemah.

“Bagaimana ini Hyung?“

“Kenapa sih kau bodoh sekali?“ gerutu Yesung lagi, “Kenapa melakukan hal yang berbahaya seperti ini tanpa berpikir? Aku tak percaya namja paling logis di antara para member, bisa sebodoh ini di hadapan seorang yeoja dan malaikat maut“.

“Malaikat... maut?“ Sungmin menatap takjub bercampur ngeri, “Nuguya?“

“Jong Yun itu malaikat maut, dasar pabbo,“ maki Yesung kesal, “dan kenapa kau tidak menggunakan otakmu?? Arghh“.

“Aku tidak tau, Hyung,“ Sungmin masih meringis, “mana ku tau akan seseram ini“.

“Kau ini bodoh sekali,“ Yesung masih belum puas memaki Sungmin, tapi kemudian dia terdiam. Otak nya berpikir dengan cepat. Dia melirik Sungmin yang masih meringis di hadapannya dengan pandangan tajam. Lalu sebuah seringaian muncul di bibir nya.

“Kau... bohong pada ku,“ tuding nya langsung. Sungmin tercekat.

“Mwoya?“ tanya Sungmin.

“Kau..,“ Yesung memamerkan senyuman nya yang terlihat menakutkan, “Aku tau kau pandai berakting, tapi kau tak bisa berbohong kepada seorang Hyetnich“.

“Mwo?“ kali ini, Sungmin terlihat kebingungan. Yesung menatapnya dengan jengkel. Lalu Yesung merentangkan tangannya dan mendongak ke atas. Sekejap, Sungmin kembali merasa hawa aneh menyergap nya lagi. Tapi tak lama. Yesung kembali menurunkan tangannya dan menatap lagi ke arah Sungmin.

“Kau.. bicaralah dengan benar,“ tunjuk Yesung ke arah Sungmin. Kali ini, Sungmin melihat wajah Yesung mulai terlukis dengan sendirinya. Sungmin tercengang. Dia bahkan tak pernah berpikir bahwa Hyung nya punya lebih banyak kemampuan supranatural selain berubah penampilan saja.

“Kau.. apa yang kau lakukan, Hyung?“ tanya Sungmin dengan wajah pucat.

“Sungmin-ssi,“ Yesung menampilkan seringaian nya yang sangat berbeda, “Aku tak akan bisa menolong mu jika kau tak bicara jujur padaku“.

***SUNGMIN POV***

Aku benar benar takut dengan Hyung ku ini sekarang. Bayangkan saja. Ada orang yang sudah kamu percayai begitu lama, tapi tiba tiba berubah hingga 180 derajat dari yang kita kenal. Aku merasa seluruh tubuhku bergetar sekarang.

“Sungmin-ssi, aku tak akan bisa menolong mu jika kau tak bicara jujur padaku“.

Jujur saja, aku sangat ingin menangis di hadapan Hyung ku yang beberapa detik yang lalu membuat ku gemetar ketakutan karena perubahannya di depan mata ku. Tapi ketakutan itu langsung berubah ketika mendengar Hyung ku yang aku tak mengerti siapa dia sekarang, ternyata masih menganggap aku adalah dongsaeng nya. Tapi aku tetap harus menutup rapat mulutku tentang hal ini.

“Hyung.. sebenarnya siapa Hyung itu?“ tanya ku, mengalihkan pembicaraan.

“Aku adalah salah satu dari Bondeucht di dunia yang sempat kamu kunjungi kemarin,“ Sungie hyung menjelaskan, “dan aku merupakan Hyetnich di antara para Bondeucht“.

“Mwoya? Apa itu Hyetnich dan Bondeucht?“

“Sekarang aku sudah jujur padamu. Jelaskan apa yang kamu tau tentang hidupmu,“ Sungie Hyung benar benar tidak menghiraukan pertanyaan ku, “Dan sebaiknya cepat. Sebelum waktu kembali menangkap mu“.

“Hyung,“ aku sangat ingin jujur, tapi lidah ku terasa kelu untuk mengucapkannya, “Kau lebih tau banyak ketimbang aku. Tapi aku benar benar tidak ingin pergi. Aku tak mau pergi. Tapi saat ini.. aku tak bisa memilih siapapun...“

“Jika..,“ Sungie Hyung menjeda kata kata nya sesaat, “waktu kembali terulang, apa yang akan kau pilih?“

“Bisakah Hyung?“ tanyaku senang, “Aku tak ingin kecelakaan itu terjadi“.

“Tidak. Itu adalah takdir. Memang harus ada yang menjadi korban dalam kecelakaan itu. Kau tak bisa mengembalikan sesuatu yang tidak ada lagi di hari esok. Tapi kita bisa membuat akhir yang lebih baik“.

“Hyung, kau bisa melakukannya kan?“ Aku menatapnya. Sungie Hyung terdiam. “Aku ingin kau mengembalikan waktu dimana kecelakaan itu tidak pernah terjadi,“ pintaku lagi.

Sungie Hyung menghela napas, “Kau tau, kau tak bisa melawan takdir. Apa kau siap dengan kenyataan yang berbeda?“

“Asal dia tetap hidup, Hyung,“ jawabku mantap, “apapun itu, aku tak akan menyesal“.

“Kau tau, waktu saat ini terhenti. Dan hanya di saat ini kita bisa kembali. Aku punya kekuatan untuk itu,“ jelas Sungie Hyung lagi, “tapi aku ingin memastikan, apa kau tak mau mengubah keputusanmu?“

Aku melongo takjub saat menyadari memang waktu saat ini sedang berhenti. “Hyung,“ ujar ku dengan tatapan tidak percaya, “Kau ini siapa sih?“

Lagi lagi, Sungie Hyung tidak mempedulikan ku. Dia sibuk memejamkan mata. Dan tak lama, Min Ji hadir di hadapanku. Aku tercekat. Bukankah batas janji ku dengan nya masih 4 hari lagi?

“Kau mau membawa nya serta dalam perjalanan kita kan, Minnie~ya?“ tanya Sungie Hyung.

Sekejap aku mencerna kata kata Sungie Hyung yang mengandung arti yang tersirat, dan segera mengangguk. Dan aku mulai menyadari, penampilan Sungie Hyung sudah berubah lagi. Tapi belum sempat aku berkomentar, instruksi dari Sungie Hyung segera memenuhi pikiran ku dengan cepat.

“Pejamkan mata kalian“.

Dan... Wushh! Aku merasakan kepala ku berputar dengan cepat. Aku merasa pusing. Entah berapa lama aku menutup mata, tapi rasanya aku masih merasa pusing. Aku mencoba membuka mata ku, namun tak dapat ku lakukan.

‘Belum waktunya,‘ bisik satu suara di samping ku. Aku tau itu suara Sungie Hyung, dan aku mengikutinya. Tak lama, terdengar suara yang cukup ramai. Aku merasa familiar dengan keramaian ini.

“Hyung,“ seseorang memegang bahu ku, “apa kau masih tidur?“

Aku membuka mata, melihat sosok Kyu yang sekamar dengan ku. Dia hanya mengenakan kaus tanpa lengan. Begitupun dengan ku saat aku melihat keadaan tubuhku sendiri. Tiba tiba aku merasa pernah mengalaminya. Selama beberapa detik, aku hanya memandangi Kyu.

Tuk. Dia mengetuk kening ku dengan jari nya, “Bangun Hyung. Kau jangan menatapku seperti itu“.

“Dasar dongsaeng tidak sopan,“ gerutu ku.

“Haha,“ Kyu memang paling unik di antara magnae yang lainnya. Hanya dia yang bisa tertawa jika di marahi, “tadi ada telepon. Dari Min Ji. Dia meminta mu untuk menjemput nya. Bisa tidak?“

Deg. Ingatan ku tiba tiba sempurna. Sungie Hyung ternyata membawa ku ke malam dimana aku bertengkar hebat dengan Teuki Hyung. Aku memutuskan untuk tidak pergi ke tempat Min Ji. Aku ingin mengubah takdir. Yang selalu di sebut tak dapat di ubah oleh Sungie Hyung.

“Kyu,“ jawabku akhirnya setelah berpikir beberapa lama, “tolong bilang pada Min Ji kalau tidurku terlalu pulas dan kau tak mau membangunkan ku“.

“Kau yakin, Hyung?“ tanya Kyu dengan wajah sangsi, “Biasanya kau tidak pernah menolak untuk menjemputnya“.

“Ne. Aku memang tidak tega menolak nya. Tapi jika aku menjemputnya hari ini, Teuki Hyung akan marah padaku,“ jelas ku. Kening Kyu berkerut.

“Aku akan mengatakan nya dulu kepada Min Ji,“ kata Kyu akhirnya, lalu keluar kamar.

Aku termenung. Pikiran ku berkecamuk tentang segala macam hal yang harus nya terjadi hari ini. Juga kekhawatiran ku yang berlipat karena aku tak bisa menjemput nya kembali ke rumah dengan selamat. Tapi, ini masih 4 hari sebelum kejadian, kan? Ku rasa dia pasti baik baik saja. Aku harus mengubah akhir menjadi lebih baik.

“Hyung,“ tiba tiba Kyu masuk lagi dan duduk di sebelahku, “kenapa kamu bisa berpikir jika Teuki Hyung akan marah? Teuki Hyung baru pulang besok pagi“.

Aku memandangi Kyu. Dalam ingatanku, aku memang bertengkar dengan Teuki Hyung di hari ini. Lalu, kenapa Kyu bisa bilang Teuki Hyung baru akan pulang besok? Apa takdir berniat mempermainkan ku lagi?

“Ahh~,“ Kyu tiba tiba menyalakan teve di dalam kamar kami, “mari kita lihat apa yang bagus hari ini“.

Aku memperhatikan teve dengan seksama. Tiba tiba ada selintas berita yang memotong acara teve tadi, dan menampilkan berita kecelakaan.

“Ku ganti ya, Hyung?“ Kyu meminta ijinku. Dia selalu tidak tahan jika ada acara berita yang menampilkan berita kecelakaan.

“Sebentar,“ aku menatap layar teve ku dengan seksama, “bukankah jalan ini menuju tempat Min Ji?“

“Jinjjayo?“ Kyu jadi ikut memperhatikan, “Ah, mollayo Hyung. Aku tak pernah ke sana“.

Aku menatap Kyu. Tiba tiba terlintas pikiran buruk dalam otakku, tentang Min Ji. “Kyu, ayo temani aku,“ kata ku cepat sambil berjalan keluar dari kamar. Kyu mengikuti ku.

“Mau kemana, Hyung?“

“Ke tempat Min Ji tadi“.

“Untuk apa?“

“Aku harus memastikan keadaan nya“.

“Bukannya tadi kamu bilang tidak ingin menjemputnya?“

“Kenapa kamu cerewet sekali sih, Kyu?“ sentak ku. Kyu nyengir.

“Ne, ne.. arraseo. Aku akan ikut dengan mu. Begini sudah bisa?“

Aku tidak menyahut. Dalam pikiranku, terlintas lagi kata kata Sungie Hyung yang mengatakan bahwa takdir tak bisa di ubah. Aku memacu mobil dengan kecepatan tinggi yang tak pernah ku lakukan sebelumnya.

“Hyung!“ sentak Kyu, “Jangan secepat ini“.

Aku tak menghiraukan nya. Aku tak ingin kehilangan Min Ji. Tidak dua kali.

“Hyung!!“

“Diam dan berpegangan saja!“ hardik ku. Kyu terdiam. Dalam hati, aku merasa bersalah karena menghardiknya.

“Kalau kau ingin mati, sendirian saja,“ ucap Kyu lagi, dengan nada dingin yang tak pernah ku dengar sebelumnya, “Aku akan turun dari mobil ini walau tanpa kau hentikan“.

“Andwae!“ teriakku spontan, “Baiklah, aku akan mengurangi kecepatan“.

Dan setelah aku menurunkan kecepatan, Kyu diam dan tak bersuara lagi. Aku melirik nya diam diam. Dia memasang wajah dingin nya. Diam menatap lurus. Aku tak dapat berbuat apapun. Rasanya, aura yang Kyu keluarkan menjadi mengerikan dari sebelumnya. Aku jadi tak bisa konsentrasi menyetir. Tapi untunglah jarak yang harus ku tempuh tidak terlalu jauh. Aku memarkir kan mobil ku di sembarang tempat, dan berlari keluar dari mobil, meninggalkan Kyu di dalam mobil.

Dan.. itu benar benar terjadi. Di hadapanku yang berhenti berlari secara tiba tiba, lewat sebuah tandu berisikan sesosok tubuh mungil yang sangat ku kenali. Wajahnya berlumur darah. Kaki ku spontan mengikuti tandu itu. Walau otakku terasa berhenti berfungsi tiba tiba.

“Kamu jangan ikut,“ cegah seorang paramedis di depan ku, tepat ketika aku baru saja akan menaiki mobil ambulans yang akan membawa tubuh itu.

“Dia kekasih ku...“ ujarku lirih, menunjuk lemah pada sosok tubuh yang kini sudah berada di dalam mobil ambulans.

Paramedis itu menatap ku curiga, “Jinjjayo?“

“Ne,“ aku hanya bisa menyahut dengan lemah, “Eun Min Ji..“

“Baiklah, kau boleh masuk,“ akhirnya paramedis itu mengijinkan ku menemani Min Ji. Aku bergegas menaiki mobil. Tapi lalu tubuhku terpental menjauhi mobil ambulans itu.

“Itu yang akan kamu saksikan jika kamu meminta ku untuk memutar ulang waktu,“ ucap seseorang di belakang ku. Aku menoleh. Aku melihat Kyu di belakang ku. Tapi lalu sosok Kyu berubah menjadi Sungie Hyung.

“Hyung??!“ aku benar benar tidak percaya dengan penglihatanku.

“Akan ku bawa kau ke sisi lain, di mana takdir akan bergerak lain jika kamu berusaha mengubahnya,“ ujar Sungie Hyung lagi. Aku meratap.

“Hyung. Sudah cukup. Aku tak ingin melihat ini lagi,“ seru ku histeris. Ya. Mana mungkin aku tega melihat kekasih ku berkali kali hidup hanya untuk mengalami beragam kejadian yang membuatnya kehilangan nyawa?

“Jadi.. apa yang kamu pilih?“ tanya Sungie Hyung. Airmata ku berderai. Pada akhirnya, hanya aku yang di haruskan memilih. Kenapa hidup ini harus selalu memilih? Apa aku tidak di perbolehkan mendapatkan semua yang ku inginkan?

“Hanya untuk kau tau,“ ujar Sungie Hyung lagi, di tengah isak tangis ku yang perlahan, “Min Ji hanya orang yang pernah kau kenal, tapi bukan untuk ada dalam kehidupanmu“.

“Siapa kau sebenarnya, Hyung??!“ teriakku putus asa. Aku benar benar merasa hancur atas kenyataan yang di jelaskan oleh Sungie Hyung. Aku tidak ingin mendengarnya. Tapi aku mulai tau kalau itu adalah kenyataan yang tak bisa di ubah.

“Aku akan memberitahumu, jika kau sudah terbangun untuk kedua kali nya,“ senyum Hyung ku itu mengembang. Aku menangis mendengarnya.

“Siapapun kamu, Hyung..,“ ujarku lirih, “bisakah kau hentikan ini semua? Bisakah bila aku memilih untuk tak mengenalnya? Jadi, dia atau aku tak harus meninggalkan bumi hanya karena kami bukanlah takdir masing masing“.

Sungie Hyung tersenyum, “Mungkin akan terjadi hal yang seperti itu..“

Lalu, aku melihat tangan Sungie Hyung terentang, lalu mengarahkan tangan nya ke arah ku. Dan setelah itu.. semuanya gelap.

***Author***

~July, 29th 2010

“Terima kasih atas kerjasama nya“, Leeteuk menunduk hormat, di ikuti yang lainnya.

“Bagaimana jika setelah ini, kita ke tempat Kangin Hyung, Hyung? Kita harus memberitahukan hal ini,“ ujar Ryeowook semangat.

“Ne.. aku setuju,“ ujar Heechul dan Leeteuk bersamaan.

Sungmin hanya tersenyum melihat member member nya asyik mengobrol. Tapi dia tidak memperhatikan langkahnya.

“Tuan,“ panggil seseorang. Sungmin menoleh.

“Ne?“

“Punya anda terjatuh,“ ucap orang itu, yang ternyata adalah seorang yeoja. Sungmin menatap yeoja itu agak lama.

“Oh, ne. Gamsahamnida,“ ucap Sungmin sambil mengambil barangnya kembali, lalu menunduk sekejap dan tersenyum. Yeoja itu balas menunduk. Dan Sungmin segera berlalu dari hadapan yeoja itu.

“Waeyo, Minnie~ah?“ goda Yesung yang sedari tadi memperhatikan gerik Sungmin.

“Aniyo Hyung,“ Sungmin tergelak, “wajahnya terlihat familiar“.

“Familiar, atau karena kau terpesona pada yeoja itu?“

“Aniyo, Hyung. Benar benar hanya terlihat familiar untukku“.

“Ahh~, jongmalyo?“ goda Yesung lagi.

“Hyung.. apa maksudmu?“ Sungmin tergelak lagi.

“Aku ini peramal loh,“ ucap Yesung sambil mengerlingkan sebelah matanya.

“Aigoo~, bukankah kau itu penyanyi?“

“Ya, merangkap peramal juga. Penyanyi juga“.

“Jinjja,“ Sungmin tertawa, “Lalu kau ini siapa, Hyung?“

“Tentu saja aku adalah Hyung mu. Apa kau lupa?“

“Mana mungkin aku lupa. Yesung Hyung akan selalu menjadi Hyung ku...“


***MIN JI POV***

Itulah permintaan nya. Yesung Oppa mengabulkan permintaan nya dan sekarang kami terpisah. Aku hidup lagi, tapi takdir ku kali ini berbeda. Dia meminta takdir kami untuk tidak lagi saling mengenal. Tapi tidak dengan ku. Sekuat tenaga aku meminta Yesung Oppa memberikan ku ingatan tentang ini semua. Dan aku memilikinya sekarang. Hanya saja, mana ada orang waras yang percaya begitu saja dengan cerita ku ini? Tapi bagaimana pun, aku sangat berterima kasih padanya. Dia membuatku hidup kembali, walau dengan takdir yang berbeda. Dan kini... salah satu bagian yang paling sulit untuk ku lakukan saat ini adalah, meninggalkan mu..


###THE END###