Jumat, 30 Agustus 2013

My Hero Series : I Can Be Your Hero (KangTeuk Paired)


Dedicated to: VampireKangin

Paired Cast: KangTeuk
Other Cast: SJ Members
BackSound: HERO - Super Junior

Author: LeeteukSJ
Genre : Romance Sad

Disclaimer: My Hero’s Series is MINE ^^


I Can Be Your Hero (My Hero‘s Series)

~~~~~

Apa harus ini yang menghalangi kita...‘


“Kamu mau terus seperti ini?“ tanya Kangin, pada Leeteuk, namja yang sedari tadi diam di sisinya. Leeteuk tetap diam. Mulutnya terbuka sedikit, tapi dia menahan diri untuk tidak mengatakannya.

“Kamu masih mau diam saja?“ tanya Kangin lagi, dengan nada semakin tinggi. Leeteuk menggigit bibirnya. Dia menahan tangis yang nyaris jatuh ke pipinya. Dan masih diam saja.

“Baiklah,“ Kangin berdiri, “itu permintaanmu. Aku tidak bisa berbuat apapun lagi,“ ucapnya datar, “terima kasih untuk ketidak jelasan ini. Aku akan pergi. Sesuai permintaanmu. Begitu sudah bisa, HYUNG??!“

Leeteuk memaksakan menatap manik mata milik Kangin. Tak ada lagi kelembutan dalam tatapan mata milik Kangin. Kelembutan yang selama ini sangat disukainya.

Tapi begitu lebih baik. Leeteuk memaksa untuk menganggukkan kepalanya. Kangin yang tidak percaya dengan penglihatannya ini, membuatnya tak sanggup menahan emosinya lagi. Air mata nya menitik. Tanpa mengatakan apapun lagi, Kangin pergi meninggalkan Leeteuk sendiri. Setelah Kangin pergi, barulah pertahanan Leeteuk runtuh. Dia menangis sesenggukan.

“Aku lemah, Kangin, dan kau tau itu. Tapi untuk sekali ini, aku tak ingin kamu tau...“

~~~~~



Aku tidak bisa berbuat apapun. Kau menutup rapat hati mu di hadapanku...‘


“Ayo makan, Hyung,“ sesosok namja menyuapi Leeteuk. Leeteuk memakan makanan yang di suapi ke arah nya dengan pandangan kosong. Matanya cekung, dengan wajah pucat dan tirus.

“Sampai kapan kau mau seperti ini?“ sergah namja yang menyuapinya. Leeteuk hanya diam saja. Seolah namja itu hanya bicara dengan sebuah patung.

“Arraseo! Aku akan menemui Kangin Hyung“.

“Ani!“ cegah Leeteuk, langsung memegang tangan namja itu, “Hajimara, Eunhyukkie. Jebalyo!“

“Aku tidak bisa melihatmu seperti ini terus, Hyungie! Tak ada lagi kehidupan dalam matamu. Kau seperti tidak ingin hi... dup...“ Eunhyuk memelankan suaranya.

Leeteuk tertawa. Tawa mirip ejekan namun begitu miris. Menertawakan dirinya sendiri.

“Memang aku tak ingin hidup. Aku sudah memberitahu mu tentang itu dari jauh hari, kan?“

“Aku tau. Dan semakin yakin saat kau benar benar menyuruh Kangin Hyung pergi, seminggu lalu. Kenapa kau melakukannya, Hyung?“

“Kamu tau alasannya, Eunhyukkie,“ Leeteuk tersenyum lemah, “Kau yang paling tau kenapa aku melakukannya...“

“Kau bodoh sekali, Hyungie ku sayang...“ Eunhyuk menatap Leeteuk dengan tatapan sedih. Airmatanya sudah kering karena selalu menangis seminggu ini.

“Aku tau... terimakasih masih menyayangiku...“

~~~~~

Jika bisa... ijinkan aku menolongmu...‘


“Tak bisakah kau menyembuhkan nya?“

“Aku juga ingin sekali menyembuhkan nya. Tapi kamu juga tau, seberapa keras kepalanya Hyung kita yang satu itu, kan?“

“Cho Kyuhyun! Kamu itu dokter!!“

“Kalau begitu, paksa dia sampai mau ke Rumah Sakit, Kim Ryeowook!!“

“Kalian!“ hardik seseorang, membungkam pertengkaran antara Ryeowook dan Kyuhyun, “Leeteuk Hyung sedang istirahat. Jangan berisik“.

Kyuhyun menyandarkan dirinya pada tembok di belakangnya. Menghela napas berat, airmatanya mengalir. Dia selalu begitu akhir akhir ini.

“Kenapa si bodoh itu pergi di saat begini?!“ umpat Kyuhyun.

“Kau juga tau kan, siapa yang menyuruh si bodoh itu pergi?“ orang yang menghentikan pertengkaran antara Ryeowook-Kyuhyun itu menyeringai. Seringaian nya terlihat menertawakan, meremehkan, tapi tersirat jutaan rasa kecewa dalam seringai itu.

Kyuhyun hanya menggeleng, “Saat ini aku tidak tau siapa lagi yang harus ku salahkan“.

“Daripada kamu mencari siapa yang harus di salahkan, apa tidak lebih baik jika kamu mulai membujuk Hyung kita itu untuk ke Rumah Sakit?“ tanya Ryeowook lemah. Kyuhyun menatap Ryeowook dengan pandangan tidak percaya.

“Walau satu grup meminta dia untuk pergi pun, dia tidak bersedia sama sekali. Cara apa lagi yang harus ku lakukan??!“ nada Kyuhyun meninggi.

“Pelankan suaramu,“ ujar orang itu lagi, dengan suara datar.

“Heechul Hyung,“ tatap Ryeowook pada orang yang baru saja menyuruh mereka tenang, “Cobalah sekali lagi memintanya pergi ke Rumah Sakit“.

“Wookie,“ lagi lagi, Heechul menyeringai, “Dokter sekaligus magnae kesayangannya saja tidak didengarkan. Apalagi aku!“

“Cobalah, Hyung,“ rengek Ryeowook dan Kyuhyun bersamaan, “siapa tau dia lebih mendengarkan mu“.

“Sudah, tanpa kalian minta pun, sudah ku lakukan. Tapi...,“ Heechul menghela napas, “Entah kenapa dia sekarang lebih keras kepala dari ku“.

“Seseorang!!“ teriak Eunhyuk dari dalam kamar milik Leeteuk, “Tolong aku!!“

Mereka bertiga langsung menyerbu masuk ke kamar Leeteuk.

“Ada apa, Hyung?“ Kyuhyun yang lebih dulu sampai.

“Leeteuk Hyung kolaps! Bantu aku membawanya ke Rumah Sakit!“

~~~~~

Mana mungkin aku membiarkan mu pergi begitu saja?‘


“Ada apa? Kyu ya, kenapa dia??!“ tanya Eunhyuk panik. Kyuhyun menggeleng lesu.

“Kanker nya semakin menyebar, Hyung...“ Kyuhyun mengigit bibir.

“Apaa?!“ seluruh orang di ruangan itu berteriak. Kyuhyun hanya bisa menunduk.

“Bohong. Kau bohong kan, Kyu ya? Ayo bilang kalau kau bohong,“ ucap namja berwajah manis yang tengah terisak.

“Sungmin...,“ Heechul menggenggam tangan Sungmin, “Tenanglah“.

“Aku sangat ingin begitu, Hyung,“ Sungmin menyentak kasar tangan nya dari genggaman Heechul, “Tapi aku juga bukan orang yang tidak punya hati yang masih bisa bersabar seperti itu!“

“Sungmin Hyung, jangan begini,“ peluk seseorang, sementara Heechul membeku di tempatnya, “Pikirkan tentang Leeteuk Hyung. Jebal...“

“Aku sangat memikirkannya sekarang, Lee Donghae!“ kali ini, dia menyentak pelukan Donghae, menbuat namja itu terdorong mundur.

“Bisakah kalian tidak seperti ini? Terutama kamu, Lee Sungmin!“ ucap seseorang dengan wajah memerah. Sungmin terengah engah.

“Yesungie Hyung...“

Namja yang di panggil Yesung itu tidak menyahuti kata kata dari Sungmin. Matanya terfokus pada Kyuhyun, magnae dalam grup mereka, sekaligus dokter.

“Kyu... katamu tadi... Leeteuk Hyung... kanker nya menyebar?“ tanya Yesung, memastikan. Kyu mengangguk pelan.

“Sudah tahap berapa?“

“Stadium 4....“

~~~~~
 
Lalu kenapa kau masih berusaha tegar di depanku?


“Kalian kenapa? Yaa.. ulljima...“ Leeteuk mengarahkan tangan nya pada seseorang yang duduk sangat dekat di sampingnya. Orang itu menangkap tangannya, menaruh tangan lemah itu ke pipinya sendiri.

“Hyung.. menurutlah.. jebal..,“ orang itu terisak pelan, “lakukan pengobatan.. bertahanlah untuk kami... tidak bisakah seperti itu?“

“Aigoo... Uri Wonnie.. kenapa sangat manja hari ini? Ulljimara, Wonnie...“ Leeteuk tersenyum tipis, menghapus airmata yang mengalir di pipi Siwon. Tangis Siwon tak terbendung lagi. Dia sesenggukan. Tangannya menggenggam erat tangan Leeteuk.

“Tak bisakah kami yang menjadi alasanmu dalam hidup, Park Jung Soo?“ tanya Heechul, matanya memerah.

“Kalian sudah menjadi alasan hidupku selama ini, Chullie...“

“Lalu kenapa sekarang kau menyerah pada kehidupan??!“ potong Heechul, suaranya meninggi.

Leeteuk tersenyum lagi, “Jika sudah waktunya, bukankah semua juga akan begini?“

“Tapi hidup mu perlu di perjuangkan!“ teriak Heechul, putus asa dengan jawaban Leeteuk, “Kenapa kau tidak memperjuangkan hidupmu lagi?!“

“Sudah selesai, semuanya... Perjuangan ku sudah berakhir...,“ lagi lagi, Leeteuk tersenyum tipis, “Aku tidak perlu memperjuangkan apapun lagi saat ini...“

“Jung Soo yaa...,“ Heechul terisak, “Kenapa kau menyerah?? Kau itu Leader yang tidak bertanggung jawab!!“

“Jongmal mianhaeyo..,“ ucap Leeteuk pelan, “Aku mengecewakan kalian lagi...“

~~~~~

Bahkan saat aku menangis pun, aku masih tidak bisa melupakanmu...‘


“Dokter!! Pasien kritis!“

“Panggil seluruh dokter terbaik di sini!“

“Denyutnya lemah, Dok!“

“Siapkan alat kejut jantung!“

“Tapi ini bisa membahayakan pasien, Dokter Cho!“

“Aku tau! Tapi aku tidak ingin kehilangannya...“

~~~~~
 
Untuk di sampingmu, haruskah sesakit ini?


“Berapa lama lagi dia akan menutup matanya seperti itu?“ tanya Yesung, entah pada siapa. Matanya menatap ke arah Leeteuk yang terbaring kritis di ruang ICU.

“Kata Kyu, ini masa kritisnya...“ ujar Ryeowook pelan.

“Wae??“ Donghae menggigit bibirnya. Airmata sudah sedari tadi mengalir di pipinya, “Apa dia benar benar serius dengan pilihannya?“

“Dia sudah begini saat mengetahui nya...“ Eunhyuk terisak. Tapi dari matanya, tidak keluar sama sekali airmata. Dia sudah menangis lebih dari 1 bulan ini, untuk orang yang sama. Leeteuk.

“Panggil Kangin!“ putus Heechul. Semua menatapnya terkejut.

“Apa? Hyung? Siapa yang kamu suruh untuk di panggil?“

“Kangin. Biarkan dia kembali. Dia harus tau tentang Hyung yang menyakitinya itu...“

~~~~~

Aku tahu, sejauh apapun diriku, aku pasti menuju dirimu lagi...‘


“Aku tidak bisa pulang begitu saja“.

“Hyung, jebal. Ini demi Leeteuk Hyung,“ Ryeowook menggigit bibir. Mempererat genggamannya pada ponsel yang tengah menghubungkannya dengan Kangin.

“Aku juga pergi demi dirinya,“ di seberang sana, suara Kangin bergetar. Namun masih terdengar dingin dan angkuh.

“Jebal, Hyung.. aku mohon padamu...,“ tangis Ryeowook pecah.

“Aku tidak bisa kali ini. Mianhae, Wookie“.

“Kangin! Pulang sekarang!“ Heechul langsung merebut ponsel yang ada di tangan Ryeowook, sementara Ryeowook sudah menangis sesenggukan.

“Aku tidak bisa, Hyung. Mengertilah“.

“Kalau begitu, bersiaplah menyesal!“

“Wae?“

“Jung Soo sakit. Dia membuangmu karena dia tak ingin kamu bersedih. Jadi, tetaplah bersikap dingin begini. Kamu sudah mengabulkan keinginan Jung Soo yang ingin kamu membencinya...“


~~~~~Flashback~~~~~

“Hyung.. ku mohon berobat lah. Demi ku. Eotthe?“

“Ne Hyung. Jebal.. ini masih bisa di obati. Masih tahap awal,“ Eunhyuk memegang tangan Leeteuk. Leeteuk tersenyum.

“Gwaenchana. Aku menyerah saja dengan penyakit ini,“ Leeteuk bangkit dari duduknya, “Ada hal lain yang harus ku urus lebih dulu“. Dan dia keluar dari ruangan milik Kyuhyun. Kyuhyun dan Eunhyuk berpandangan.

“Apa yang akan dia lakukan?“ tanya Kyuhyun pada Eunhyuk.

“Entahlah,“ Eunhyuk kembali menatap ke arah pintu, “kurasa dia akan melanjutkan keinginannya untuk mengusir Kangin Hyung“.

~~~~~Flashback End~~~~~


Aku tak yakin kau akan baik baik saja bila tanpa ku...‘


“Hyungie...,“ Kangin menggenggam tangan Leeteuk yang sudah sadar.

“Kenapa kau kembali?“

“Kenapa kau tidak memberitahu hal ini padaku?“

“Aku tanya. Kenapa kau kembali?!!“ Leeteuk meninggikan intonasi suaranya.

“Kau tidak senang dengan hal ini, Hyungie?“

“Tidak! Pergi saja!“

“Hyungie.. kau bodoh...,“ Kangin memeluk tubuh lemah Leeteuk. Tubuh Leeteuk menegang.

“Aku tau. Pergi lah sekarang!“

“Andwae. Jangan usir aku. Jangan usir aku lagi...“

“Pergi!!!!“

“Hyungie...“ Kangin berlutut di hadapan Leeteuk, memegang tangan Leeteuk dengan erat, “Jebal...“

“PERGI!!!“ kali ini, Leeteuk berteriak.

“Waeyo??“ Airmata Kangin mengalir deras. Hatinya terasa remuk redam melihat orang yang begitu di kasihinya, begitu ingin mengusir dirinya, “Katakan alasannya. Jika itu masuk akal, aku akan pergi“.

“Karena,“ Leeteuk berusaha menahan airmata dan mengeraskan hatinya, “Kamu tidak bisa melakukan apapun untukku. Kamu tidak berguna. Kamu tidak bisa membahagiakan ku. Mencintaimu adalah hal yang sia sia. Bersama mu hanya membuatku sakit! Puas dengan jawaban itu?!“

Kangin terdiam. Kata kata menyakitkan itu keluar dari mulut seseorang yang begitu disayanginya. Kangin menatap Leeteuk dengan tidak percaya.

“Kau benar benar.. merasa begitu.. Hyungie?“ Kangin menggigit bibir, airmata terus bergulir di pipinya. Leeteuk memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin melihat wajah Kangin yang sangat terluka karena ulahnya.

“Itu yang ku rasakan. Pergi lah sekarang!“

“Tidak. Itu tidak masuk akal. Aku tidak mau pergi!“

“Pergilah, Kangin ah.. Jebal...“ Leeteuk merasa kekuatannya akan luruh sebentar lagi. Dan dia tak ingin Kangin melihatnya. Dia hanya akan menambah beban Kangin sekali lagi.

“Kau tidak kuat, Hyung. Aku tau itu,“ Kangin memeluk lagi tubuh yang semakin kurus itu, “Jangan memaksakan diri. Aku pernah bodoh karena pergi dari mu. Tidak lagi, kali ini. Aku akan menjaga mu, walau kau terus mengusirku!“


~~~~~Flashback~~~~~

“Hiks, appo..,“ Leeteuk memegangi lengannya. Kangin tertawa pelan. Mengelus lengan milik Leeteuk.

“Gwaenchana, Hyungie. Ayo kita pergi dari sini. Akan ku obati lenganmu“.

“Tidak bisa,“ Leeteuk meringis, “aku takut berjalan dalam gelap“.

“Aku sudah ada di samping mu, kan? Jangan takut, Hyungie“.

Leeteuk segera memegang erat lengan Kangin. Dan Kangin memegangi tangan Leeteuk yang memegang lengannya, berusaha menenangkan hati Leeteuk.

“Hyungie, taukah kau?“

“Ne, Kangin ah?“

“Aku ingin kau selalu bergantung padaku seperti ini“.

“Waeyo?“

“Karena dengan begitu, kamu akan selalu membutuhkan ku,“ Kangin tersenyum lebar, sementara Leeteuk menatapinya dengan wajah penasaran, “Dan kau tidak akan pernah mengusirku dari hidupmu“.

“Haha,“ Leeteuk geli mendengar alasan Kangin, “Alasan macam apa itu?“

“Yah,“ Kangin menggaruk kepalanya, “Memang agak aneh sih. Tapi entah kenapa, aku selalu merasa satu nanti saat kamu akan membuangku, Hyungie. Ketika itu terjadi, aku tak tau aku akan menjadi seperti apa...“

~~~~~Flashback End~~~~~


Aku tak peduli bagaimana caramu menatapku. Aku hanya peduli padamu...‘


“Hyungie.. aku membawa makanan kesukaan mu“.

“.....“

“Aku taruh di atas meja, ya?“

“.....“

“Oh. Sebentar. Bukankah lebih baik jika aku menyediakannya untuk mu?“

“.....“

Kangin menghela napas. Dia melihat ke arah Leeteuk yang tengah melihatnya dengan tatapan benci. Tapi dia tidak peduli. Dia tetap menyiapkan makanan yang baru saja di bawanya. Lalu menyodorkan makanan itu ke hadapan Leeteuk.

“Kamu benar benar namja bodoh!“

“Aku tau“.

“Kamu melakukan hal yang sia sia!“

“Aku tau“.

“Aku benci padamu!!“

“Aku tau“. Kangin menatap lembut ke arah manik mata Leeteuk yang menatapnya tajam. Mata Leeteuk berkilau. Ada titik airmata yang menguar di sana.

“Apa yang kau tau?!“ Leeteuk berteriak.

“Semuanya,“ jawab Kangin lembut, “termasuk kebohongan kata kata mu tadi“.

~~~~~

Aku seperti orang bodoh saat mencintaimu...‘


“Shindongie, bisa tolong ambilkan aku minum?“

Shindong memandangi Kangin yang menyodorkan segelas air pada Leeteuk dengan pandangan bersalah. Tapi dia melangkahkan kakinya untuk mengambilkan air untuk Hyungnya itu. Lalu menyodorkannya.

“Gomawo,“ ucap Leeteuk, lalu meminum habis seluruh minuman yang di berikan oleh Shindong.

“Hyung,“ tak tahan juga Shindong melihat kelakuan Leeteuk, “Kangin Hyung sudah memberikan mu minuman, kan?“

“Kangin? Apa dia ada di sini?“ tanya Leeteuk santai. Wajahnya mengeras. Sebisa mungkin dia menampakkan wajah angkuh miliknya. Shindong terperangah mendengar ucapan Leeteuk.

“Hyungie...!“

“Gwaenchana, Shindongie,“ Kangin menahan Shindong yang sudah siap melontarkan berbagai umpatan pada Leeteuk, “Asalkan orang yang begitu ku sayangi ini tidak mencoba untuk mengusirku lagi, aku akan menerima semua perlakuan apapun darinya...“


~~~~~Flashback~~~~~

“Hyung.. bagaimana menurut mu?“ tanya Kangin pada Leeteuk yang sedang membaca buku.

“Hm?“ Leeteuk menurunkan bukunya, menatap Kangin, “Tentang apa?“

“Ini..,“ Kangin menyodorkan selembar kertas, “Menurutmu bagaimana?“

Leeteuk menatapi kertas yang di sodorkan oleh Kangin, “Bagus. Kamu mau mencoba?“

“Ahaha, aniya. Aku hanya bertanya“.

“Kenapa tidak mau mencobanya?“

“Lalu aku harus meninggalkanmu? Ayolah Hyung, aku tau kamu tidak akan kuat jika ku tinggalkan“.

Wajah Leeteuk memerah, “Ani... jika itu untuk masa depanmu, mana mungkin aku tidak kuat? Kenapa tidak mencobanya?“

“Shireo,“ Kangin merengkuh tubuh mungil Leeteuk, “Aku tidak mau pergi jauh jauh dari mu. Bagiku, masa depanku adalah kamu...“

~~~~~Flashback End~~~~~


Kau membuatku berpikir cinta ku adalah sebuah kesalahan...‘


“Apa keputusanku memanggil Kangin itu bodoh ya?“ tanya Heechul. Dia menggigit bibirnya.

“Tidak, Hyung,“ ujar Siwon menenangkan.

“Tapi aku kasihan dengan Kangin Hyung,“ rungut Shindong, “Leeteuk Hyung benar benar tidak mau melihat Kangin Hyung sedikitpun. Dia terus menerus bersikap angkuh“.

“Ada banyak hal yang berubah pada Leeteuk Hyung,“ gumam Eunhyuk dengan pedih, “faktanya dia semakin lemah. Tapi semakin dia lemah, dia semakin ingin menunjukkan kalau dia kuat,“ Eunhyuk terisak lagi, “Apa salah nya jika ingin bermanja lagi?“

“Leeteuk Hyung benar benar tidak menghargai Kangin Hyung lagi,“ gerutu Shindong.

“Kalian berpikir terlalu jauh,“ ujar Yesung dengan nada datar. Semua menoleh ke arahnya.

“Apa maksud mu, Hyung?“ tanya Donghae.

“Kenapa kalian tidak berpikir, kalau dia tidak ingin kita lemah hanya karena dia melemah?“ Yesung menatap tajam, “Kenapa kalian tidak berpikir kalau dia bersikap angkuh hanya untuk menahan airmatanya? Kalian tidak tau apapun tapi mengatakan hal hal yang buruk tentang Leader kita sendiri. Lalu apa bedanya kalian dengan orang orang di luar sana yang mengumpat kita?!“ nafas Yesung memburu.

“Yesungie Hyung...“ Siwon dan Ryeowook memeluk Yesung.

“Yesungie Hyung benar,“ ucap Kyuhyun yang sedari tadi hanya terdiam mendengarkan mereka, “Eunhyuk Hyung juga pasti tau kan, bagaimana kita selalu menangis melihat Leeteuk Hyung yang tersenyum di saat dia justru sedang kesakitan? Kita tidak boleh menghakimi sikapnya pada siapapun saat ini. Pasti ada alasannya kenapa dia begini,“ urai Kyuhyun.

Shindong terdiam, “Mianhae, Leeteuk Hyung,“ ujarnya pelan. Matanya menatap ruangan tempat Leeteuk berada, “Aku hanya kasihan dengan Kangin Hyung“.

“Aku juga, Hyungie,“ Ryeowook memeluk lengan besar milik Shindong, “Tapi lebih kasihan lagi jika Leeteuk Hyung menunjukkan kelemahannya di hadapan Kangin Hyung. Kangin Hyung pasti akan merasa bersalah karena sempat meninggalkannya“.

“Ryeowook benar,“ kali ini, Sungmin yang bicara, “Aku juga pasti akan merasa bersalah jika meninggalkan orang yang ku sayang tanpa tau apapun mengenai kondisinya,“ airmatanya mengalir tipis, “walau itu adalah permintaan dari orang itu“.

~~~~~

Tiap kata kata mu bagai jarum yang menancap di hati ku...‘


“Hyung, ayo makan,“ Kangin duduk di sebelah Leeteuk. Memegangi sebuah sendok dan sepiring makanan.

“Shireo“.

“Nanti kamu sakit...,“ suara Kangin melemah.

“Aku sudah sakit“.

“Tapi kalau kamu makan, kamu akan membaik,“ bujuk Kangin lembut, “Makanlah sedikit saja“.

“Aku tidak ingin membaik“.

“Jebal, Hyung,“ lagi lagi, airmata Kangin mengalir, “Kamu perlu makan untuk memberimu kekuatan“.

Leeteuk tersenyum sinis mendengar bujukan Kangin, “Saat aku sehat dan banyak makan pun, aku masih lemah. Apa bedanya makan atau tidak?“

“Hyungie...,“ Kangin benar benar tidak mempedulikan image nya lagi kali ini. Dia terisak mendengar kata kata Leeteuk, “makanlah. Demi aku...“

“Untuk apa?“ lagi lagi, Leeteuk tersenyum sinis, “Agar aku punya kekuatan untuk mengusirmu lagi?“

“Aku tidak akan pergi lagi, Hyung,“ Kangin berkeras, “Aku akan tetap di sisi mu sampai akhir“.

“Apa akhir di sini berarti adalah kematian ku?“

“Jangan bicara begitu, Hyung!“

Leeteuk tertawa. Tawa yang sangat pahit dan mengenaskan, “Kenapa tidak boleh bicara seperti itu? Apa kata kataku terlalu benar untuk kau bantah?“

“Kenapa kau sangat berubah, Hyung?“ tanya Kangin dengan wajah yang memerah karena menangis, “Ini bukan malaikat Teuki yang sangat ku sayang“.

“Kalau kau pergi sekali lagi, mungkin aku akan kembali menjadi malaikat“.

“Kau benar benar ingin aku pergi? Apa salahku?“ Kangin menggigit bibirnya.

“Justru karena tidak ada yang salah padamu. Aku tidak ingin menjadi kesalahan dalam hidupmu...“

~~~~~~

Bagaimana aku harus bertahan, jika kamu justru menyerah...‘


“Lepaasss!! Aku mau di samping Hyung!!“ Kangin memberontak. Sungmin, Siwon, Shindong dan Heechul kewalahan memegangi nya. Berusaha menyeretnya keluar. Sementara Kyuhyun langsung berlari masuk lalu berusaha menutup pintu. Yesung, Ryeowook dan Eunhyuk menjagai pintu supaya Kangin tidak berusaha masuk dengan mendobrak pintu.

“Leepaaaaassss!!!!“ Kangin semakin kalap.

“Hyung! Kau harus tetap di sini!“ ujar Siwon, masih berusaha menahan tubuh Kangin yang sedang mengamuk.

“Shireo!! Dia butuh aku!! Dia butuh akuuuu!!!“ Kangin berteriak teriak.

“Hyung, tenanglah,“ isak Ryeowook.

“Dia lemah!! Dia bisa saja menyerah!! Aku tidak mau dia menyerah! Aku harus masuk kedalam! Aku harus melindunginya! Dia harus berjuang!! Aku mau masuk! Lepaskan akuuu!!!!!“

“Ada Kyu! Dia yang akan menjaganya!“ sentak Sungmin.

“Shireoo!! Dia tidak mau di jaga siapapun selain aku!!“ kaki Kangin berusaha menendang pintu, “Kyu!!! Buka pintunya!!!“

“Sungmin, tenangkan dia!“ perintah Heechul. Berkali kali pegangannya terlepas karena Kangin meronta ronta.

Dugg!! Sungmin segera memukul tengkuk Kangin. Kangin jatuh terkulai karena pukulan Sungmin. Sungmin, Shindong, Siwon dan Heechul segera membopongnya ke kursi terdekat di ruang tunggu itu. Donghae yang baru saja datang, segera menghampiri member member lainnya yang berkumpul di depan ruangan milik Leeteuk.

“Ada apa, Hyung?“ tanya Donghae pada Heechul. Ada kecemasan terpancar dalam nadanya.

“Leeteuk Hyung kolaps lagi,“ Heechul menghela napas berat, “dan Kangin baru saja mengamuk ingin masuk kedalam,“ airmata jatuh di pipi putih milik Heechul, “dia takut Leeteuk Hyung menyerah...“


~~~~~Flashback~~~~~

“Kangin ah, eotthe?“ tanya Leeteuk, menyodorkan sebuah jaket hitam berbulu pada Kangin.

Mata Kangin membulat, “Untuk apa, Hyung?“

“Untuk kau pakai di Paris nanti,“ senyum Leeteuk.

“Paris?“

“Ne,“ Leeteuk bersemangat.

“Untuk apa ke Paris?“ tanya Kangin, matanya memandang Leeteuk yang tersenyum lebar kearahnya.

“Untuk studi mu,“ Leeteuk menyahut, “Yang waktu itu kamu tunjukkan padaku“.

“Hyungie,“ Kangin tersenyum, “Kan aku sudah bilang aku tidak mau pergi“.

“Wae?“ tanya Leeteuk. Dia melengkungkan bibir nya ke bawah, membuat Kangin tertawa melihatnya.

“Sudah ku bilang, aku tidak mau meninggalkan mu sendirian. Kau tidak akan kuat kalau kehilangan ku“.

“Alasan aneh,“ Leeteuk merajuk, “Sudah ku bilang aku tidak akan apa apa kalau kau tinggal“.

“Aish.. itu lebih apa apa lagi, Hyungie,“ Kangin pura pura cemberut, “Aku tidak mau kau sedih, tapi aku lebih tidak rela lagi kalau kau tidak sedih jika aku pergi“.

“Heii..,“ Leeteuk tertawa, “Kedengarannya egois sekali ya?“

“Ne,“ Kangin mendongakkan kepalanya, berpura pura angkuh, “Jadi kau harus mengikuti kemauanku, Hyungie“.

“Ne, Tuan Muda,“ Leeteuk tergelak, “Jadi kamu tidak mau dengan hadiahku ini?“ tanya Leeteuk sambil menggoyangkan jaket berbulu itu.

“Mau,“ Kangin langsung mengambil jaket yang ada di tangan Leeteuk, dan mengenakannya.

“Apa aku tampan?“ tanya Kangin pada Leeteuk, sambil bergaya di hadapannya. Leeteuk tertawa lagi.

“Tampan,“ Leeteuk membenarkan jaket yang di kenakan Kangin, “Sepertinya sangat pas di tubuhmu ya?“

“Tentu saja,“ Kangin menyahut cepat, “Kan kamu yang paling tau seluk beluk tubuhku,“ goda Kangin, membuat wajah Leeteuk memerah hanya karena mendengar kata kata Kangin barusan.

“Kamu bicara apa sih?“ Leeteuk tertawa canggung, menyadari pipinya memanas dan tatapan Kangin yang tengah menatapnya dengan intens.

“Aigooo...,“ Kangin menatap Leeteuk semakin dalam, senyumnya semakin lebar, membuat matanya yang sipit itu tinggal segaris, tertutup oleh pipi nya saat dia tertawa, “Malaikat ku pemalu ternyata,“ Kangin mengecup sekilas rona merah di pipi Leeteuk, membuat rona itu semakin jelas terlihat.

“Kangin ah nakal rupanya...,“ Leeteuk memukul lengan Kangin. Tidak keras, tentu saja. Dia hanya berpura pura memukulnya, mengalihkan rasa malu nya ketika di goda oleh Kangin. Tapi, walau itu pukulan yang tanpa tenaga, bukan berarti Kangin mau mau saja di pukul oleh Hyungnya itu. Dia segera menangkap tangan yang hendak memukulnya itu, dan mendekap pemilik tangan itu hanya dalam kejapan mata.

“Hyungie,“ bisiknya pelan di telinga Leeteuk, sementara Leeteuk hanya terpaku sejenak karena di peluk Kangin dengan begitu cepat, “Jangan mengusirku. Arraseo?“

~~~~~Flashback End~~~~~


Aku sudah kembali.. Maka tolong jangan tinggalkan aku...‘


Kangin meringkuk di sudut ruang tunggu di depan ruangan milik Leeteuk. Sudah 2 hari dia disana. Kadang berdiri, lalu berjalan bolak balik di depan pintu. Atau duduk di bangku yang di sediakan di ruang tunggu itu. Atau seperti ini. Duduk meringkuk di bawah lantai.

Dia menunggu. Dia menunggu malaikatnya tersadar. Lalu menangis karena merindukannya. Atau karena sakit yang di rasakan nya. Kangin tidak mau melihat malaikatnya itu tersenyum. Senyum itu sudah sering di lihatnya saat dia menemukan malaikatnya mengisi ruangan yang dingin itu, ruangan yang memisahkan dirinya dan malaikat miliknya.

Senyum itu. Ya, senyum palsu yang sangat menyakitkan hati saat melihatnya. Demi apapun yang ada di dunia, dia lebih rela melihat malaikatnya menangis dengan jujur, daripada senyuman penuh kebohongan yang di tampilkan nya saat mengisi ruangan dingin itu.

Kangin menyusupkan wajahnya ke dalam kaki yang di tekuk dan di peluknya. Dia menulikan telinganya, tak merespon sama sekali walau ada satu, -atau banyak suara, yang memanggilnya. Suara yang mempedulikan nya sama seperti mereka mempedulikan sosok yang terkurung di dalam ruangan dingin itu. Dia tidak peduli. Dia hanya mau suara malaikatnya yang memanggilnya.

“Mau sampai kapan kamu begini?“ Heechul merasa frustasi. Dia bahkan menendang tubuh Kangin, ingin membuat tubuh itu sedikit lebih manusiawi, bergerak atau menatap tajam ke arahnya. Tapi Kangin tak bergeming. Wajahnya tetap tertunduk dengan tubuhnya yang masih duduk di lantai sambil meringkuk.

“Hyung, hentikan,“ tahan Siwon, memegangi tubuh Heechul dan menariknya menjauh dari Kangin.

“Jangan bertingkah seperti orang gila!” bentak Heechul pada Kangin. Airmatanya mengalir. Sungguh, ini adalah hari hari yang berat untuknya. Di hadapannya, ada seorang manusia yang tampak seperti seonggok batu, berada dalam dunianya sendiri. Tanpa ada tanda kehidupan yang mengelilinginya.

Sedangkan di ruangan itu? Ya, ruangan di samping Heechul berdiri saat ini, tengah terisi oleh sosok yang lain. Yang sama seperti manusia di depan nya saat ini. Membuang kesempatan hidupnya jauh jauh.

Gila. Ini benar benar membuatnya gila. Dulu dia pernah mengalami peristiwa antara hidup dan mati, tapi dia memilih hidup. Itulah pilihannya saat dia mengingat orang orang yang sangat berarti untuknya, termasuk semua orang yang duduk di ruangan tunggu ini, dan orang yang terbaring lemah di ruangan itu. Itulah kekuatan dan harapannya karena tak ingin meninggalkan mereka semua begitu saja.

Tapi sekarang? Orang yang memberikan kekuatan untuknya itu, kenapa tidak bisa menjadikan dirinya sebagai kekuatan juga? Apa dia tidak bisa menjadi alasan untuk nya agar tetap hidup?

“Hyung...,“ sebuah pelukan, menyadarkan nya dari semua lamunan yang nyaris membuatnya hilang kesabaran, “Dia.. hanya berada di posisi yang sama dengan kita,“ ucap satu suara lembut yang berhasil menyentak kesadaran penuh milik Kim Heechul.

“Shireooo...“ tangis Heechul pecah dalam pelukan lembut itu, “Jangan lagi ada yang menyerah,“ isak Heechul, “Katakan pada nya, Yesungie...,“ Heechul menyembunyikan tangisnya di bahu Yesung.

“Ne, Hyung,“ Yesung mengelus pelan kepala Heechul, menenangkan perasaan Heechul yang sedang bergulat antara sedih, marah, kecewa dan terluka. Dalam situasi normal, Heechul pasti akan langsung marah marah saat kepalanya di sentuh orang lain. Tapi tidak dalam situasi ini. Elusan Yesung pada kepala Heechul saat ini memberikan perasaan tenang pada Heechul. Isakannya mulai mereda.

Ryeowook memberanikan diri untuk mendekati kedua Hyung nya yang termasuk paling tua selain Leeteuk Hyung, yang merupakan Leader mereka. Ryeowook ikut mengelus pelan kepala Heechul, lalu merangkul mereka berdua.

“Gwaenchana, Chullie Hyung,“ kata Ryeowook dengan suara gemetar dan serak, akibat menangis saat melihat kejadian tadi, “Ayo menangis lah. Kita boleh menangis sepuasnya sekarang, lagipula tidak ada tulisan di larang menangis di sini“.

Ucapan itu benar benar spontan, tapi membuat yang lain menarik bibir mereka, menyunggingkan senyum manis yang berubah menjadi sedikit gelak. Tapi, gelak itu di iringi airmata yang meluncur turun di pipi mereka masing masing. Bagi orang yang melihat keadaan mereka sekarang, mereka pasti terlihat seperti sekelompok orang yang hilang akal, menangis dan tertawa bersama sama. Tapi menurut mereka tidak sama sekali.

Mereka tertawa karena kata kata Ryeowook benar, tidak ada tulisan apapun, apalagi larangan untuk menangis, di sana. Tapi, mengenai airmata yang turun, itu lebih dari sebuah kebenaran. Bahwa ada perasaan yang tulus, yang mereka rasakan, yang menyatukan perasaan mereka semua. Benar benar menyentuh hati mereka. Yang baru terpikir oleh mereka saat ini, yaitu ‘kami saling melengkapi‘.

Tiba tiba pintu ruangan tempat Leeteuk terbaring, terbuka dari arah dalam. Mereka semua melompat bangun, termasuk Kangin yang sedari tadi meringkuk, tapi menangis dan tertawa juga bersama yang lainnya, dan sama sama menatap pintu yang terbuka itu.

Dan Leeteuk muncul di hadapan mereka semua.

“Ayo pulang. Aku ada siaran Sukira nanti malam“.

~~~~~

Tuhan.. buatlah satu keajaiban untuk malaikat ku...‘


Mereka semua memelototi Leeteuk yang sudah di paksa tiduran lagi di atas ranjang, tempat dia pingsan selama 2 hari.

“Ish,“ Leeteuk menggerutu risih, wajahnya yang masih pucat, tidak menghalangi semburat merah yang muncul di kedua pipinya. Melihat hal itu, mereka semua semakin melotot.

Leeteuk benar benar mengutuk pandangan mereka semua yang seolah ingin menelan nya hidup hidup.

“Aish! Jinjja!“ Leeteuk menelan umpatan yang akan di lontarkannya lagi saat mata mereka sudah membulat sempurna sambil melihatnya dengan wajah takjub yang jelas jelas terlihat.

Leeteuk menelan air liurnya sendiri dengan susah payah. Pandangan mereka semua seperti ingin melucuti kain kain yang membungkus tubuh Leeteuk, meski dia tahu bukan itu maksud dari tatapan mereka. Akhirnya dia menyerah.

“Kangin ah~~,“ rengeknya, membuat orang yang memiliki nama itu spontan maju mendekatinya. Leeteuk segera menyembunyikan wajahnya di balik tubuh besar Kangin. Membuat semua orang yang ada di ruangan itu nyaris melepas bola mata mereka karena sudah membelalakkan matanya sebesar mungkin, termasuk Kangin yang tidak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya itu.

“Jeball..,“ akhirnya Leeteuk menyerah juga, dan mengeluarkan jurus terakhirnya, merengek, “Kalian tidak capek memelototi ku, eoh??“

“Hyungie..,“ Kangin yang pertama bereaksi mendengar rengekan Leeteuk di balik punggung nya itu, “Ini benar benar kau, kan?“

Leeteuk menggigit tangan Kangin dengan kuat, membuat Kangin langsung berteriak dan melompat.

“Hyung!!“ protesnya, sementara member yang lain sama sama kaget mendengar teriakan dari Kangin.

Leeteuk nyengir, memperlihatkan deretan gigi putihnya dan bibir tipisnya yang kering, karena tiada cairan yang membasahi bibir nya yang masih pucat itu selama 2 hari ini, “Sakit, eoh?“ tanyanya dengan wajah polos.

“Tentu saja,“ sergah Kangin, dan tak lama dia terperangah sendiri mendengar ucapannya. Sementara yang lainnya hanya memandangi mereka dengan wajah penuh tanda tanya.

“Berarti itu memang aku,“ senyumnya kemudian, “Ayo pulang!“ sifat otoriter nya langsung keluar. Membuat seluruh member tersenyum penuh kelegaan.

“Kata siapa kau boleh pulang?“ Kyuhyun, yang menjadi dokter pribadinya selama beberapa bulan terakhir ini, dan sekaligus adalah magnae dari grup mereka, berjalan mendekati Hyung tertuanya itu. Setelah bersama sama dengan yang lain memelototi Hyungnya sedari tadi, Kyuhyun yakin bahwa ini adalah Hyung nya yang kembali seperti dulu.

Leeteuk mengerucutkan bibirnya. Membuat yang lain semakin yakin bahwa Leeteuk mereka telah kembali, “Hei magnae tidak sopan, Hyung mu yang satu ini harus bekerja, arraseo?“

“Hyung,“ Kyuhyun menyeringai, “Taukah kau siapa aku? Aku adalah Cho Kyuhyun. Seorang dokter dan artis. Itu sudah membuat tabunganku gendut dalam waktu singkat,“ Kyuhyun mengangkat alisnya sebelah, “ditambah lagi aku punya peringkat ke 3 terkaya setelah Siwon dan Sungmin Hyung dalam Super Junior,“ tatap Kyuhyun pada Leeteuk dengan wajah ala evilnya, “Kau tinggal bilang pada ku, berapa honor yang harus ku ganti karena menahan mu di sini“.

“Aigoo,“ Leeteuk langsung mencubit hidung milik Kyuhyun, membuat pemiliknya itu langsung menjerit, “Tapi kamu tidak lupa juga kan, tentang siapa yang menduduki peringkat nomor 1 mengenai pendapatan paling tinggi?“

“Daebak!“ yang lain tertawa mendengar Shindong tiba tiba menyela pertengkaran antara Leader-Magnae itu, “Super Junior di kelilingi oleh member member nya yang kaya raya,“ Shindong diam sejenak, wajahnya menjadi lucu, “Tapi apa hubungannya dengan larangan Kyu terhadap Leeteuk Hyung, hm?“
Yang lain tergelak mendengar pertanyaan penuh niat dari Shindong. Juga Kyuhyun dan Leeteuk yang ikut tertawa.

Tanpa ada yang menyadari, tawa Leeteuk juga di sertai lelehan air mata yang mengalir tipis.

~~~~~

Senyum itu.. bolehkah aku menebak arti di dalamnya...‘


“Aku sudah sembuh,“ Leeteuk senyum senyum, saat keluar dari ruangan dokter yang memeriksanya. Bukan Kyuhyun, karena magnae yang satu itu harus konser dengan member K.R.Y lainnya. Ya, sejak Leeteuk mulai ceria lagi, dan penyakitnya yang mulai menunjukkan kesembuhan, para member berbagi tugas untuk menjaganya, sementara yang lain bisa kembali mengerjakan aktifitas mereka masing masing.

“Jinjja?“ tanya Sungmin, Heechul, Siwon dan Kangin bersamaan. Untuk Sungmin dan Siwon, mereka mendapat giliran untuk menjaga Hyung nya saat ini. Tapi kalau Heechul dan Kangin, mereka tidak pernah sedikitpun meninggalkan Leeteuk sendirian. Kangin dan Heechul selalu bergantian jika akan melakukan sesuatu yang pribadi.

Sebenarnya semua member benar benar tidak tega jika mereka tidak menjaga Leeteuk sendiri. Tapi Leeteuk bersikeras memaksa mereka untuk kembali profesional. Leeteuk beralasan bahwa nama baik Super Junior di pertaruhkan dalam keprofesionalan mereka. Itulah yang membuat mereka terpaksa melangkahkan kaki nya menuju pekerjaan mereka masing masing. Meskipun tak ada yang benar benar rela bekerja begitu saja tanpa mendapat info apapun mengenai kabar Sang Leader itu.

Seperti saat ini. Baru saja Leeteuk keluar dengan ceria dari ruangan dokter yang juga menanganinya, 4 ponsel milik Siwon, Sungmin, Heechul dan Kangin, berdering bersamaan.

Ponsel milik Siwon terlihat mendapat video call dari K.R.Y yang berada di belakang panggung. Ponsel Sungmin memperlihatkan nama Shindong, yang juga menggunakan video call. Ponsel Heechul terpampang video call dari Henry Zhoumi dari Taipei. Dan Kangin... dia mendapat video call dari Donghae Eunhyuk yang sedang berada di Sukira.

“K.R.Y, EunHae, Shindong, Zhou Mi dan Henry,“ kata mereka serempak, sambil tersenyum senyum. Sementara Leeteuk terlihat antusias mendengar ponsel keempatnya berbunyi berbarengan.

“Jawab. Jawab,“ sahut Leeteuk ceria.

Keempatnya mengangguk, segera menekan tombol ‘answer‘ di ponsel mereka masing masing, di tambah dengan loudspeaker.

“Anyeong Leeteuk Hyung....!“ sapa mereka semua kompak, Lalu saling mencari cari suara lain yang bukan merupakan suara mereka sendiri.

Leeteuk tertawa geli, sementara Sungmin, Siwon, Heechul dan Kangin tersenyum lucu melihat Hyungnya yang tertawa geli seperti itu.

“Hei,“ seru Yesung, yang pertama menyadari bahwa ternyata yang menelpon bukan mereka saja, “Siapa saja yang menelpon Leeteuk Hyung?“

“Aku,“ jawab 2 suara merdu namun khas, meluncur dari 2 mulut namja yang ada di samping Yesung.

“Itu juga aku tau,“ rutuk Yesung pada Ryeowook dan Kyuhyun, yang rupanya iseng menyahut pertanyaan dari Hyung nya itu.

“Zhoumi menelpon Heechul Hyung, Hyungie“.

“Henry too. Sama Zhoumi Gege“.

“Shindong di Shim Shim Tapa sendirian nih. Makanya telpon Sungmin“.

“Aku di temani Hae di Sukira, Dongie Hyung... Hahaha“.

“Ne, aku bersama Hyukkie di Sukira. Tapi aku mau tau kabar Leeteuk Hyung. Jadi aku menelpon Kangin Hyung“.

“Seru sekali ya?“ Leeteuk berkaca kaca melihat member member nya menelpon bersamaan hanya karena ingin tahu tentang keadaannya.

“Hyung?“ panggil Kangin khawatir. Namun Leeteuk tersenyum.

“Gwaenchana,“ Leeteuk mengusap airmatanya dengan tangannya, “Aku hanya terharu“.

“Ah, Mianhae Hyung, aku masih belum bisa pulang,“ Henry terlihat ingin menangis saat mengatakannya, “Aku dan Zhoumi Gege benar benar terdesak di sini“.

“Gwaenchana, Henry,“ Leeteuk tersenyum haru, “Gomawo sudah mengkhawatirkan ku“.

“Ne Hyung,“ sahut Eunhyuk dan Donghae bersamaan, “Mereka setiap malam menelpon kami semua dan terus meneror kami jika kami lama atau tidak menjawab telpon dari mereka. Terutama kalau Henry yang menelpon“.

“Harusnya kalian menjawabnya dengan cepat, Hyungdeul,“ gerutu Henry, sementara Zhoumi hanya tertawa di sampingnya, “Aku kan juga khawatir dan ingin tau keadaan Leader kesayanganku“.

“Kue mochi jangan menggerutu, ne?“ sahut Shindong lucu, “Nanti ku makan pipi mu itu loh“.

Mereka tertawa lagi bersamaan. Leeteuk benar benar merasa senang dan gembira. Untuk sesaat, ingatannya terlepas dari apa yang baru saja di katakan oleh dokter yang juga merupakan teman dari magnae nya.

~~~~~

Aku tak tahu harus lega atau cemas, melihat senyum mu saat ini..‘


“Welcome home...!“ jerit para dongsaengnya bersamaan, ketika Leeteuk melangkahkan kaki nya ke dorm mereka. Ya, dorm itu seperti rumah kedua untuk nya. Dengan para member yang begitu menyayanginya.

Leeteuk menitikkan airmata. Membuat Kangin yang ada di sampingnya langsung bergerak spontan menghapus airmata itu. Yang lain langsung menggoda Hyung mereka yang menampilkan kemesraan kecil itu. Membuat pipi Leeteuk merona.

“Istirahat, Hyung,“ Kangin langsung mengalihkan celoteh celoteh yang akan muncul dari member lain, “Aku antar“.

Leeteuk mengangguk. Membiarkan dirinya di bimbing oleh Kangin. Lengan kekar milik Kangin melingkari pundaknya. Jutaan rasa nyaman yang selalu Leeteuk rasakan, juga menyergapnya saat ini. Hingga mereka sampai di kamar mereka berdua.

“Kangin ah..,“ panggil Leeteuk pelan, setelah mereka berada dalam kamar milik mereka.

“Ne, Hyung?“ tanya Kangin lembut. Dia agak khawatir kalau Leeteuk akan menyuruhnya pergi lagi.

“Gomawo“.

“Eh?“ Kangin melihat Leeteuk, memandanginya dengan wajah penuh tanda tanya.

“Gomawo,“ ulang Leeteuk lagi, “Karena kamu kembali untuk ku. Karena kamu masih di sampingku. Karena kamu mau melindungiku. Dan..“ kata kata Leeteuk terhenti. Kangin mengecup bibirnya sekilas.

“Hanya ada satu penjelasan kenapa aku mau melakukan itu semua, Hyungie,“ tatap Kangin lembut, melihat tepat ke manik mata milik Leeteuk, “Aku menyayangi mu. Neomu neomu saranghae..,“ peluk nya kemudian. Kangin menahan airmatanya yang hendak jatuh.

“Dan maaf..,“ lanjut Leeteuk, memeluk Kangin lebih erat, “Aku mencoba menyuruh mu pergi“.

“Jangan lagi.., arraseo?“ Kangin melepas pelukannya, menatap lagi wajah yang ada di hadapannya.

Leeteuk mengangguk, “Aku tak akan menyuruhmu pergi lagi. Kau benar, Kangin ah. Aku lemah.. aku benar benar tidak bisa jauh dari mu...“

~~~~~~
 
Jangan menghilang dari pandangan ku.. Aku perlu melihatmu agar bisa melindungimu...‘


“Teukiii Hyuuunggg..“ teriak Kangin. Dengan berisik, dia menggeledah 2 lantai dorm yang mereka tempati.

“Heiiii...,“ teriak Heechul yang langsung terbangun saat pintu kamarnya di buka begitu saja oleh Kangin, “Percuma ada pintu kalau masih bisa masuk seenaknya!“

“Hyung, apa kau melihat Teuki Hyung?“ Kangin tidak meladeni omelan Heechul.

“Dikamarnya?“ tanya Heechul balik.

“Kamar nya juga merupakan kamarku, Hyung,“ gerutu Kangin, lalu keluar terburu buru. Mencari Leeteuk di kamar kamar yang lainnya. Dengan Heechul yang mengekor di belakangnya.

“Duh, Hyung!“ Kyuhyun dan Sungmin yang merupakan teman sekamar, menggerutu bersamaan, “Kenapa pagi buta sudah berisik sih?!“

“Diam saja kalian,“ Kangin melongok ke dalam kamar mereka, lalu keluar lagi setelah tidak menemukan apa yang di cari.

Dan dalam waktu sekejap, mereka semua, -Shindong, Sungmin, Heechul, Kyuhyun, Yesung, Ryeowook Eunhyuk, Donghae, bahkan Siwon yang tidak tinggal di dorm pun muncul- berkumpul di ruang tengah dorm.

“Oke,“ Yesung mengambil alih suasana karena yang lain masih sibuk mengumpulkan nyawa, “Kenapa kau berisik di pagi buta begini, Kim Young Woon?“

“Teuki Hyung,“ wajah Kangin terlihat sangat cemas, “Dia tidak ada di sampingku“.

“Apa maksudmu, Hyung?“ tanya Kyuhyun. Otaknya yang berputar membuat kantuknya seketika menghilang.

“Mollaaa..,“ jawab Kangin panik. Wajahnya benar benar terlihat takut dan cemas. Dan akibat ekspresi nya, member yang lain mulai tertular panik nya.

“Yaaa!! Kenapa tidak mengatakannya dengan jelas?“ seru Heechul. Wajahnya mulai panik.

“Hyung..,“ Sungmin menggigit bibirnya, “ini.. hanya pemikiranku saja..,“ dia menatap ke arah member satu persatu, dan berhenti pada Kangin, “kalau... kalau...,“ dia menekankan kata katanya, “Leeteuk Hyung ternyata belum sembuh.. dan dia memilih pergi dari kita... bagaimana?“

Kyuhyun tersentak. Sebenarnya, dia pernah memikirkan kemungkinan itu. Kemungkinan bahwa Hyung nya itu belum benar benar sembuh. Berdasarkan sifat dari penyakit yang di derita oleh Hyungnya itu, penyakit itu tidak bisa sembuh dengan cepat.

“Maldo andwae,“ desis Kangin, membuyarkan pemikiran Kyuhyun, “Dia berjanji untuk tetap di sampingku“.

“Jika itu benar..,“ Yesung menggumam, sementara yang lain hanya mampu mendengar. Mereka tak bisa berhenti berpikir negatif akibat kata kata Sungmin tadi, “Akan kemana Teuki Hyung sekarang?“

Satu pertanyaan yang baru di sadari oleh yang lain, sementara Kangin dan Yesung berpandangan.
Siwon menggeleng lemah, saat tatapan tajam Kangin berpindah kearahnya. Begitupun dengan yang lain. Membuat Kangin mengerang putus asa.

“Aku tak peduli,“ ujarnya pada diri sendiri, “Aku harus menemukannya. Apapun yang terjadi“.


~~~~~Flashback~~~~~

“Hyung?“ Siwon terbelalak melihat Leeteuk Hyung datang ke rumahnya di jam yang bahkan belum termasuk pagi itu.

“Boleh aku menginap?“ tanya Leeteuk dengan senyum yang bercampur gemetar. Dingin merasuk hingga ketulang tulangnya, membuatnya menggigil.

“Tentu saja,“ Siwon segera membawa Leeteuk masuk, dan menyelimuti Hyungnya dengan selimut tebal dari kamar tamu miliknya. Lalu menuntun Hyungnya menempati salah satu kamar tamu yang tersedia di rumahnya.

“Wonnie,“ panggil Leeteuk, ketika Siwon sedang menyiapkan tempat tidur untuk nya, “Tolong jangan beritahu yang lainnya kalau aku di sini“.

Gerakan Siwon terhenti. “Wae, Hyung?“ tanya Siwon dengan polos.

“Berjanjilah lebih dulu, dan aku akan menceritakan yang sesungguhnya,“ ucap Leeteuk.

Siwon berpikir sejenak. Baru saja hendak membuka mulutnya, tiba tiba ponselnya berbunyi. Tertulis nama ‘Kangin Hyung‘ dalam ponselnya itu.

“Kangin Hyung?“ lirih Siwon, dan Leeteuk mendengar lirihannya.

“Jangan mengatakan apapun pada mereka,“ ucap Leeteuk, mengingatkan.

Siwon meneguk ludah, mengangguk pelan, lalu menjawab panggilan dari Kangin. Dan beberapa saat, mereka terlibat percakapan. Untuk sesaat, Leeteuk hanya memperhatikan ekspresi milik Siwon.

“Ada apa?“ tanya Leeteuk, setelah Siwon memutuskan sambungan teleponnya.

“Kangin Hyung menelpon,“ ujar Siwon dengan wajah keruh, “dia memintaku ke Dorm,“ tatap Siwon pada Hyungnya itu, “katanya kamu HILANG“.

~~~~~Flashback End~~~~~


Aku jatuh.. tanpa kamu sekali lagi...‘


Kangin mengacak rambut dengan frustasi. Dua Hyung nya melarangnya pergi mencari Leeteuk. Mereka beralasan bahwa dia tak tau kemana Leeteuk pergi, dan dia menyadari itu benar. Hanya saja, jika diam di sini lebih lama, dia merasa hanya akan menjadi gila.

“Apa aku harus melapor polisi?“ gumamnya tanpa sadar.

“Jangan gila,“ Heechul menyeringai, sementara Yesung yang berada di sampingnya, menatap Kangin dengan tajam, “Apa yang mau kau laporkan? Kehilangan orang? Penculikan? Apa hanya dengan laporan seperti itu, polisi mau bergerak?“

Kangin terdiam lagi. Kata kata Hyungnya masuk akal. Agak sulit membuat polisi bergerak tanpa adanya bukti yang cukup.

“Berdoalah semoga Hyung kita itu kembali dengan sendirinya,“ ujar Yesung dengan wajah datar. Emosi nya benar benar habis terkuras oleh pikiran pikiran yang terus bergulat di otaknya. Tanpa sadar, dia menoleh ke arah Siwon. Dan sedikit tersentak.

Siwon, saat ini hanya menundukkan kepalanya. Sedari tadi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya menggeleng, atau mengangguk sebagai jawabannya. Otak Yesung kembali bekerja.

“Wonnie,“ tegur Yesung pelan. Meski itu adalah teguran yang sangat wajar, tak urung wajah Siwon berubah pucat saat tersadar oleh panggilan Hyungnya itu.

“Ah, ne,“ Siwon langsung menoleh kearah Yesung, “Hyung?“

“Ada apa?“ tanya Yesung lembut. Siwon terkejut, tapi berkat kemampuan aktingnya, dia bisa menutupi keterkejutannya.

“Aniya, Hyung. Aku hanya khawatir pada Leeteuk Hyung. Tubuhnya masih lemah. Bagaimana keadaannya sekarang?“ Siwon menerawang.

Yesung tersenyum tipis. Meski Siwon bisa menghindari pandangan curiga dari member lain, tidak dengan Yesung. Yesung tau Siwon sedang menyembunyikan sesuatu. Hanya saja, dia tidak tau apa yang di sembunyikannya.

“Hyung..,“ Siwon tiba tiba berdiri, membuat seluruh pandangan mengarah ke padanya, “Aku mau pulang dulu ya...“

“Yaa!! Kau tidak peduli dengan Leeteuk Hyung??!“ sergah Kangin ketus.

Siwon menghela napas. Justru dia ingin pulang untuk memastikan keadaan Hyung yang membuat kekacauan di dorm ini. Tapi dia memilih tidak menyahuti Kangin. Dia takut akan mengatakan hal yang tidak boleh di katakan.

Tatapan Siwon mengarah pada Heechul dan Yesung, dua Hyung yang tertua di sini. Meminta ijin mereka. Heechul menatapnya sebentar, lalu menoleh pada Yesung yang duduk di sebelahnya. Yesung mengangguk. Memberikan ijin tanpa mengatakan apapun. Tindakannya itu spontan membuat Kangin semakin emosi.

“Apa maksudmu, Hyung?“ tanya Kangin sengit, “Kenapa membiarkan dia pulang?“

“Lalu untuk apa dia di sini?“ balas Yesung, menatap mata Kangin secara telak ke manik matanya, membuat Kangin bungkam seketika.

“Kurasa Yesung benar,“ ucap Heechul lirih. Pandangannya beralih ke Siwon, “Kau boleh pulang, Wonnie“.

Siwon mengangguk. Setelah mengucapkan salam, dia bergegas pergi dari dorm. Pikirannya melayang mengenai Hyungnya yang sekarang berada di rumahnya. Hingga tak menyadari, ada bayangan yang juga mengikutinya dari belakang.

~~~~~

Bukankah aman bersamaku? Lalu kenapa kau memilih jauh dari ku?


“Hyung..,“ Siwon berteriak teriak dari luar rumahnya, “Leeteuk Hyung..“

“Leeteuk Hyung?“ desis seseorang yang sedari tadi mengikuti Siwon.

“Ne..,“ ucap Leeteuk, tepat di belakang sosok yang mengikuti Siwon, membuat sosok itu terlonjak kaget, “ini aku, Sungie“.

“Sungie Hyung?!“ Siwon terbelalak kaget, melihat Yesung berdiri tepat di depan Leeteuk. Dia masih berdiri di depan rumahnya sendiri.

Yesung meringis. Entah dia harus marah atau meminta maaf pada Siwon saat ini.

“Mianhae“. Leeteuk malah membungkukkan badannya pada Yesung. Yesung terperangah.

“Apa yang kau lakukan, Hyung? Ayo bangun,“ Yesung segera berusaha menegakkan badan Hyung nya. Namun Leeteuk tak bergeming.

“Hyung,“ Siwon maju dan mengelus punggung Leeteuk, memaksanya menegakkan badan. Dan membawa Leeteuk masuk secara paksa.

“Sebaiknya kita bicarakan didalam, Hyung,“ ujar Siwon pada Yesung dengan nada rendah, menahan gejolak amarahnya saat melihat Leadernya membungkuk seperti tadi, “Akan ku jelaskan kesalahanku hingga Leeteuk Hyung tak perlu meminta maaf untuk ku“.

Yesung mengangguk. Dan mengikuti Siwon masuk.

“Sungie,“ panggil Leeteuk lemah, menyela Siwon yang baru saja hendak bicara, “tolong jangan katakan pada yang lain kalau aku di sini,“ ucapnya setelah mereka semua duduk di ruang tamu di rumah milik Siwon.

“Hyung,“ Yesung menatap Leeteuk, matanya berkaca kaca, “Kau tidak tau seberapa panik nya Kangin saat melihat kamu tak ada di sampingnya. Kau tak melihatnya saat dia menggeledah seluruh dorm hanya untuk mencari mu. Kau tak....“

“Ku bilang, jangan memberitahu pada mereka kalau aku di sini!“ Leeteuk berkata tegas, memotong kata kata Yesung.

Yesung memincingkan mata, menatap Leeteuk dengan pandangan tak percaya, “Aku tidak bisa, Hyung!“

“Harus. Itu perintahku!“

“Jangan memerintahku di saat begini. Aku tau apa yang harus ku lakukan!“

“Aku masih Leader,“ Leeteuk menyeringai, “Apa kau lupa?“

“Lalu kenapa?“ balas Yesung sengit, “Aku tak akan mengikuti perintah yang melanggar hati nuraniku. Walau pun RAJA yang memerintah ku!!“

“Kalau begitu, katakan saja pada mereka,“ Leeteuk masih menyeringai, “dan kau akan membuat Siwon dalam masalah. Sedangkan aku? Aku akan pergi ke tempat yang tidak bisa kalian temukan“.

“Kamu mengancamku?“

“Memperingatkan, lebih tepatnya!“

Mata Leeteuk berkilat, membuat Yesung bungkam. Dia cukup tau bahwa hyung nya saat ini berada dalam ego nya yang tertinggi. Tapi jika ini merupakan ego nya semata, dia harus membuat Hyung nya sadar.

“Jangan begini, Hyung...,“ airmata Siwon tumpah melihat pertengkaran antara kedua Hyung yang begitu di hormatinya, “Yesung Hyung benar.. aku sendiri merasa sakit melihat Kangin Hyung yang terus menerus menyalahkan dirinya sendiri. Dia benar benar tidak bisa mengendalikan diri dari tadi“.

“Dia kuat,“ gumam Leeteuk, “aku yakin tanpa aku, dia masih bisa bertahan“.

“Kalau dia kuat,“ sergah Yesung, “Dia tidak akan mendobrak kamar kami hanya untuk mencarimu. Bahkan sampai terpikir untuk meminta bantuan polisi,“ Yesung menatap Leeteuk, berusaha meyakinkan Hyungnya itu melalui tatapannya, “Jika dia melakukan itu, Siwon akan berada dalam masalah yang lebih besar“.

“Mwo?“ mata Leeteuk membulat, membuat pertahanannya memudar, “dia mau melapor polisi?“

“Ne,“ angguk Yesung, “dan mungkin kau juga tau, walau dia kuat, tapi dia bodoh,“ Yesung tertawa datar, “dia terpikir untuk mencari mu sendirian. Dengan mengelilingi Seoul. Sungguh pikiran yang bodoh, bukan?“

Air mata Leeteuk menetes. Hatinya terasa tertusuk duri halus. Perih, namun tak terlihat. Dan hatinya mulai mengalami pergulatan. Di satu sisi, dia tidak tega dan ingin menghentikan tindakan bodoh yang ingin di lakukan oleh Kangin. Tapi di sisi lain, jika dia kembali, dia mungkin tidak akan bisa lagi pergi dari Kangin. Dan jika dia harus pergi selamanya, dia takut tidak rela untuk meninggalkannya.

Namun pergulatan hatinya tidak lama. Pandangannya menggelap. Dan 2 suara segera memenuhi telinganya. Sebelum akhirnya dunia ketidaksadaran menarik nya untuk bergabung.


~~~~~Flashback~~~~~

“Dokter, tolong jangan kasih tahu mereka yang ada di luar,“ ucap Leeteuk pelan.

“Termasuk pada Kyu?“ tanya sang dokter.

“Terutama padanya,“ tegas Leeteuk.

“Tapi Leeteuk-ssi,“ dokter merasa keberatan, “penyakit mu ini serius“.

“Aku tau, Dokter. Aku tidak mungkin sembuh, kan?“

“Kita bisa mengusahakan yang terbaik, Leeteuk-ssi,“ ujar Dokter.

“Ini yang terbaik. Tolong penuhi keinginan ku, Dokter“. Leeteuk kemudian keluar dari ruangan dokter itu.
Dan 4 orang member kesayangannya aja sudah menunggunya di depan pintu sang dokter.

Leeteuk tersenyum, senyum yang di paksakannya namun tak terlihat, “Aku sudah sembuh...“

~~~~~Flashback end~~~~~


Aku rapuh tanpamu.. hanya dengan berada  di samping mu aku bisa lebih kuat..‘


Kangin memegangi tangan Leeteuk yang tengah terpejam. Airmata tak berhenti mengalir dari kedua matanya yang membengkak. Batinnya penuh pergolakan dan penuh oleh rasa bersalah kepada yang lain. Dia merutuki dirinya sendiri yang tak mampu menjaga malaikat nya sendiri. Membuatnya kembali terbaring di atas ranjang dingin sang Rumah Sakit.

Kangin memandangi Leeteuk. Kata kata Yesung melintas saat pandangannya menatapi kelopak mata milik Leeteuk yang tertutup sempurna. Kata kata yang menahan lidah Kangin untuk menanyai Siwon.

“Jangan kau tanyakan pada Siwon. Ini adalah keinginan Leeteuk Hyung untuk pergi dan bersembunyi di tempat Siwon…”

“Hyung, mianhae,“ Siwon duduk di sebelahnya, “Aku yang membawa Leeteuk Hyung ke rumah ku,“ ujar Siwon lemah.

Emosi Kangin nyaris meledak. Tapi untunglah tangan Leeteuk masih tergenggam olehnya, membuat Kangin menahan emosi nya.

“Gwaenchana,“ ucapnya, setelah sebelumnya Kangin menekan kuat kuat emosinya, “Yang penting ada yang bisa menjaganya saat itu“.

“Aku.. tidak tau apa yang terjadi saat itu,“ lanjut Siwon, “jadi aku tak memberitahukan keberadaannya pada yang lain..,“ Siwon menghentikan kata katanya. Menatap Leader nya yang terbaring lemah. ‘Biarlah Kangin Hyung menyalahkan ku. Dia sudah cukup menderita selama ini‘ Siwon membatin dengan pasrah.

“Gwaenchana,“ Kangin menatap Siwon, “Aku tau bukan kau yang membawa nya. Tapi memang aku yang membuatnya tidak nyaman hingga dia ingin pergi dariku,“ lanjut Kangin lemah sambil kembali menatap ke arah malaikatnya. Malaikat yang sangat dicintainya.

Kangin menelungkupkan tangan nya di samping Leeteuk. Lalu menaruh kepalanya di sana. Genggaman tangannya pada Leeteuk belum terlepas. Dia memutuskan untuk tidak melepasnya. Matanya terpejam. Dia merasa lelah.

“Hyung.. saranghae...“ ucap Kangin, sebelum dia tertidur di samping Leeteuk.

~~~~~~

Jangan pergi.. Jangan pergi.. bukankah kau tahu aku membutuhkan mu?


“Hari ini..,“ Heechul menarik napas sejenak, “Kami semua ada di hadapan kalian, para ELF. Juga para wartawan. Untuk mengumumkan sesuatu..,“ Heechul diam sejenak, “bahwa mulai hari ini, Super Junior... bubar!“ tegasnya.

“Kami minta maaf,“ lanjut Eunhyuk, melihat ada banyak pasang mata yang menangis dan histeris dengan keputusan mereka, “tapi kami tidak bisa melanjutkan aktifitas kami selanjutnya. Untuk itu, kami benar benar minta maaf“.

“Album ini,“ Shindong buka suara, “adalah album terakhir kami,“ ujar Shindong sambil menunjukkan sebuah cd, “lagu terakhir dari kami untuk kalian, para ELF“.

“Kami sangat menyayangi kalian semua,“ tambah Kyuhyun, “tapi kami juga tidak bisa bertahan terus. Mulai hari ini, kami akan memiliki kehidupan kami yang baru. Kami juga mundur dari dunia keartisan. Sebagai gantinya,“ Kyuhyun tersenyum, “aku akan menjadi seorang dokter di sebuah rumah sakit di Seoul“.

“Dan yang lain tentu saja akan menjadi pengusaha,“ ujar Yesung, “Kalian bisa menemuiku di tempat tempat yang ku miliki sekarang“.

“Sangat berat mengambil keputusan ini,“ kali ini Ryeowook yang bicara, “karena seperti kata Kyuhyun-ssi, kami sangat menyayangi kalian semua. Tapi ada satu hal yang membuat kami sepakat dengan keputusan kami ini“.

“Hal yang sangat penting inilah,“ ucap Sungmin, “yang sangat membuat kami tidak sanggup jika harus bertahan sebagai Super Junior“.

“Karena kami kehilangan dua sosok penting dalam tubuh kami sebagai Super Junior,“ jelas Siwon, “maka kami tidak bisa bertahan tanpa sosok sosok itu“.

“Sosok itu...,“ Donghae menghela napas sejenak, sementara member yang lain menunduk, “adalah kedua Hyung ku yang tersayang. Leeteuk Hyung sebagai Leader kami, dan Kangin Hyung sebagai pelindung kami...“


~~~~~Flashback~~~~~

“Kangin Hyung?“ panggil Siwon, setelah sebelumnya membiarkan Kangin tertidur di sebelah Leeteuk.

“Hm?“ Kangin membuka matanya. Otaknya dengan cepat berputar, membuat dia langsung tersadar, dan menoleh ke arah Leeteuk. Leeteuk masih memejamkan matanya.

“Kyu mau memeriksa Teuki Hyung, Hyung,“ Siwon memberitahu Kangin. Kangin menoleh ke arah Siwon.

“Huh? Oh.. ne,“ jawab Kangin. Dia melepaskan pegangannya pada Leeteuk, dan mengikuti Siwon keluar. Digantikan oleh Kyuhyun yang segera masuk dan menutup pintunya.

Kangin terduduk di ruang tunggu. Pandangannya tak lepas dari pintu yang memisahkan dia dan Leeteuk.

Shindong menghampiri nya. Dan merangkulnya. Shindong hanya merangkulnya tanpa mengatakan apapun. Seolah memberikan kekuatan pada Kangin.

Kangin tersenyum tanpa menoleh. Membiarkan rangkulan hangat dari Shindong melingkari bahu nya. Dia perlu dukungan yang seperti ini, tanpa kata kata. Dan itulah yang sedang di lakukan Shindong sekarang.

Tak lama, beberapa perawat dan dokter berlarian, memasuki ruangan milik Leeteuk. Kangin tersentak melihatnya. Sekujur tubuh nya merinding. Tiba tiba dia menggigil. Dia merasa sangat takut sekarang.

“Kyu!!“ teriaknya histeris tanpa sadar, membuat para member lain yang juga melihat kejadian tadi, segera menghampiri Kangin, menenangkannya sebisa mereka, walau mereka juga takut dengan kejadian yang baru saja terjadi di depan mereka itu.

“Hyungie,“ Kyuhyun keluar dari ruangan Leeteuk, napasnya memburu dan pandangannya tepat menuju Kangin, “Teuki Hyung memanggilmu“.

Kangin segera berlari masuk. Menghampiri Leeteuk yang terbaring lemah. Menggenggam tangan kecil yang semakin kurus itu. Sementara para medis, termasuk Kyuhyun, memberikan privasi pada mereka dengan keluar dari ruangan itu.

Leeteuk menatap Kangin dengan nanar. Di bibirnya terukir senyuman, membuat Kangin tak kuasa menahan airmata lagi. Setelah berhenti sesaat tadi karena tertidur.

“Uljima, arraseo?“ tangan Leeteuk terulur ke arah wajah Kangin. Kangin menangkap tangan Leeteuk. Menaruh tangan lemah itu di pipinya.

Kangin semakin terisak. Suara Leeteuk sangat lemah di dengar olehnya. Kangin membungkukkan badannya, berbisik di telinga Leeteuk dengan pelan, “Hyung.. kali ini, jangan pergi lagi dariku“.

“Aku.. tidak bisa berjanji begitu,“ walau lemah, kata kata Leeteuk masih lancar saat bicara.

“Kamu mau kemana?“ tanya Kangin lirih. Kyuhyun yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa menangis. Begitupun dengan para member lain yang berada diluar. Kyuhyun sengaja membuka pintu kamar, agar dia bisa segera bertindak jika terjadi sesuatu terhadap Leeteuk.

“Aku mau ke tempat yang sepi..,“ Leeteuk tersenyum tulus, wajahnya terlihat bahagia saat mengatakan nya.

“Aku ikut ya?“ Kangin menatap Leeteuk, matanya menunjukkan kesungguhan di hati nya.

“Andwaaaee! Hyungie.. Jebaall...,“ Kyuhyun berteriak teriak dari tempatnya berdiri. Tapi sepertinya dua orang di depannya hanya bisa mendengar suara mereka satu sama lain. Para member yang juga berteriak histeris di luar pun tidak mereka dengar.

“Kamu mau ikut?“ tanya Leeteuk pelan, “Apa kamu tidak menyesal? Itu tempat yang sangat sepi. Nanti kamu kesepian...“

“Tapi jika kamu pergi sendiri, kamu yang kesepian di sana,“ balas Kangin lembut, “aku bisa menemani mu di sana. Kita bisa saling menemani di sana. Iya kan?“

Leeteuk tersenyum lucu, “Iya juga ya?“

“Ne,“ Kangin mengangguk, meyakinkan Leeteuk, “Jadi ijinkan aku ikut. Jebal?“

Leeteuk mengangguk, “Aku juga sebenarnya ingin mengajakmu, Kangin ah.. Tapi takut kamu keberatan ikut dengan ku“.

“Ani..,“ Kangin mengelus dahi Leeteuk, “Aku pasti dengan senang hati mengikuti mu“.

“Jinjja?“ tanya Leeteuk, pandangannya menatap lurus menuju Kangin.

Kangin mengangguk, “Asal jangan mengusirku atau pergi dari ku lagi“.

“Tidak tidak,“ Leeteuk tertawa pelan, “aku tak akan melakukannya lagi“.

“Janji?“ tanya Kangin.

“Janji,“ Leeteuk kembali mengukir senyum tulus di bibirnya.

“Coba buktikan,“ tantang Kangin.

“Bagaimana caranya?“ Leeteuk tertawa.

“Kiss me?“ goda Kangin. Wajah Leeteuk memerah.

“Aish..,“ Leeteuk memajukan bibirnya, “Ini di tempat umum, Kangin ah..“

“Aku tak peduli orang lain selain kamu,“ Kangin tersenyum. Wajah Leeteuk semakin memerah mendengar kata kata Kangin. Membuat Kangin semakin tersenyum lebar.

Lalu mata Leeteuk terpejam. Dan Kangin menundukkan tubuhnya, menyentuh bibir mungil milik Leeteuk dengan bibirnya. Saat dia merasa Leeteuk merespon sentuhannya, Kangin mulai mencium Leeteuk dengan lembut.

Perasaan tulus yang di rasakan Leeteuk saat Kangin mulai memberikan ciuman di bibirnya, membuat Leeteuk tersenyum. Tangannya merengkuh leher Kangin dengan pelan. Mereka berciuman dalam waktu yang lama, hingga akhirnya tangan Leeteuk terkulai ke bawah.

Dan Kangin terjatuh dari tempatnya berdiri.

~~~~~Flashback End~~~~~

*****