Senin, 02 September 2013

A Perfect Princess?



Author: Park Kyura

Genre: Romantic

Cast:
Cho Kyuhyun
Park Kyura
Seohyun

Happy Reading ^^

~~


Author pov


"Wah... Lihat dia, hari inipun dia begitu cantik." Bisik seorang yeoja pada temannya, sambil memperhatikan yeoja yang baru saja melewati mereka di lorong sekolah.

"Anggunnya. Aku ingin seperti dia." Puji yeoja lain sambil menatap iri yeoja yang terus berjalan dengan cuek dan melewati mereka.

"Aku ingin memilikinya." Kata seorang namja dengan pandangan memuja.

"Dia sempurna. Dia putri yang sempurna." Bisik seorang namja lainnya.

"Ya. Dia memang putri yang sempurna. Jago olahraga, selalu meraih ranking pertama, dan diapun cantik dan anggun. Haahh, benar-benar membuat iri."
**




Park Kyura pov



"Ngg... Aku.. Aku.." Aku menatap bosan namja itu. Sejak tadi dia hanya mengucapkan kalimat itu saja. Menyebalkan.

"Aku menyukaimu, Park Kyura. Apa.. Apa kau bersedia menjadi yeojachinguku..?" Aahh, akhirnya dia mengucapkannya. Lama sekali. Membuang waktuku saja. Tapi, aku menahan semua kata-kata itu dalam hatiku dan mencoba mengeluarkan senyumku yang termanis.

"Mianhae.. Aku tidak ingin berpacaran denganmu. Kurasa aku harus pergi sekarang." Sahutku sambil mem-bow pada namja, yang bahkan tidak kuketahui namanya itu.

"Dasar yeoja sok cantik. Dasar yeoja sombong..." Maki namja itu sambil pergi. Makian setelah tertolak, hm? Menyebalkan sekali.

"Menyulitkan bukan?" Tanya sebuah suara dibelakangku. Aku menoleh kaget, dan mendapati seorang namja tampan dan cukup tinggi dibelakangku.

"Eh? Maksudmu?"

"Jadilah yeojachinguku." Sahut namja itu sambil tersenyum. Bukan tersenyum manis. Bukan, bukan. Dia tersenyum evil, membuatku menghela nafas.

"Aku tidak..."

"Aku juga tidak menyukaimu." Potong namja itu cepat. "Tapi ini lebih baik. Apa kau tidak bosan, dengan semua orang yang menyatakan perasaannya padamu?" Lanjut namja itu lagi, membuatku makin bingung. Apasih maksud namja ini?

"Aku..."

"Aku juga bosan seperti itu. Jadi, ayo kita berpura-pura pacaran. Sempurna bukan? Aku yang dijuluki pangeran, dan kau yang dijuluki putri, menjadi kekasih." Kata namja itu, dengan lagi-lagi memotong kata-kataku.

"Baiklah. Kita juga tidak perlu berpura-pura satu sama lainkan?"

"Tentu. Jadi, anggap saja ini pernyataannya." Sahut namja itu sambil berlutut dihadapanku.

"Kau mau menjadi kekasihku, Park Kyura?"

"Tentu."
**



"Hah? Cho Kyuhyun menyatakan perasaannya pada Park Kyura? Cho Kyuhyun yang cuek dan dingin itu?" Teriak yeoja didepanku kaget, dan langsung dicubit temannya. Tak lama, yeoja itu menoleh kepadaku, yang masih asik makan. Lalu mereka berbisik-bisik tepat didepanku.

"Annyeong, chagi." Sapa seorang namja dengan lembut padaku. Aku menoleh. Cho Kyuhyun. Dan tiba-tiba, seisi kantin ini diam. Seolah sedang memperhatikan kami.


"Annyeong." Sapaku sambil tersenyum semanis mungkin. Kyuhyun tersenyum lembut menatapku, lalu sedikit mendekatkan wajahnya.


"Mereka memperhatikan kita. Lebih baik kita pergi." Bisik Kyuhyun. Aku menatapnya, dan tersenyum lagi.


"Tentu saja." Lalu dia memegang tanganku dan menarikku cepat. Kami menuju lantai atas, atap sekolahan.


"Sudah tidak perlu memegang tanganku, kurasa." Kataku sambil melepaskan pegangan tangan kami.


"Lain kali, makan disini saja. Jangan membuat lelah diri sendiri dengan beracting terus. Eh, ijinkan aku tidur di pangkuanmu ya." Lalu tiba-tiba dia sudah merebahkan kepalanya di pangkuanku.


"Hei, akukan belum bilang iya!" Teriakku kesal.


"Biarkan aku. Semalam aku habis begadang untuk meraih nilai sempurna pada ujian kimia tadi."


"Seperti orang bodoh..." Sahutku pelan. Ya, aku juga begitu. Seperti orang bodoh, lebih mementingkan belajar daripada mendapatkan tidur yang cukup. Aku mendapatkan nilai bagus hanya untuk pujian, hanya untuk mempertahankan gelarku sebagai 'putri' dan sekarang aku malah tidak bisa berhenti...


"Kau juga, kan? Lalu, kenapa kau bisa begini? Berceritalah. Aku butuh sesuatu agar aku lebih cepat tertidur."


"Aku hanya... Tidak ingin diremehkan." Bisikku pelan. Aku menarik nafas sejenak, lalu mengingat-ingat awal saat aku menjadi begini.


"Mereka, namja-namja dan yeoja-yeoja itu, selalu mengganggapku putri dari dulu. Di sekolah manapun aku berada. Mereka semua begitu, menganggapku putri... Putri anggunlah, putri cantik, dan lainnya. Lalu para namja itu, mereka menginginkanku..." Aku berhenti dan menarik nafas.


"Aku mencoba. Aku mencoba menerima mereka dan berpacaran dengan mereka. Lalu saat aku mulai sedikit menyukai mereka, atau mungkin sangat, mereka meninggalkanku..." Dan tanpa sengaja, airmataku menetes.


"Mereka bilang, aku tak seanggun itu. Aku tak sesempurna yang mereka inginkan. Aku tak sepintar yang kutunjukkan. Aku membosankan. Aku... Aku..." Airmataku makin deras keluar, hingga nafasku menjadi tidak beraturan. Aku menarik nafas panjang. Menstabilkan nafasku.


"Aku mengecewakan." Bisikku sedih. Aku melihat Kyuhyun yang tidur di pangkuanku. Menyebalkan. Dia benar-benar tertidur pulas di pangkuanku, karena ceritaku.


"Haah... Cho Kyuhyun bodoh." Teriakku kesal pada Kyuhyun yang sekarang tampak polos karena sedang tertidur. Dia... Dia mungkin tidak mempunyai beban saat bersamaku. Kami sama-sama tidak punya beban ketika bersama. Ketika kami bersama, kami tidak perlu berpura-pura sempurna satu sama lain.
**



"Lihat mereka, meskipun aku benci mengakuinya, mereka tampak serasi." Kata seorang yeoja sambil menatapku kagum.


"Ah, jika lawanku Kyuhyun, aku yakin aku pasti kalah untuk mendapatkan Kyura."


"Cho Kyuhyun sunbae..!" Teriak beberapa yeoja sambil mendatangi kami. Menghentikan langkah kami. Dan tiba-tiba para yeoja itu sudah mengelilingi Kyuhyun dan memberikan jarak antara aku dan Kyuhyun. Aku berhenti, dan bersandar dekat jendela untuk menunggunya.


"Kyuhyun sunbae memang hebat. Bahkan Kyuhyun sunbae mendapatkan nilai sempurna untuk pelajaran kimia." Puji salah seorang yeoja sambil menatap Kyuhyun kagum. Wah, ternyata dia memang terkenal seperti yang dia bicarakan.


"Benarkah? Aku padahal hanya mempelajarinya sebentar sebelum ujian. Tadinya aku bahkan lupa kalau ada ujian kimia." Sahut Kyuhyun, yang jelas-jelas berbohong.


"Uwah!! Sunbae memang benar-benar hebat!! Kecerdasan sunbae luar biasa!!" Pekik mereka kagum. Luar biasa, hm? Kalian semua tertipu bodoh. Dia bahkan tidak tidur semalaman untuk belajar.


"Lain kali aku ingin diajari, sunbae. Bisakah?" Tanya seorang yeoja yang paling cantik yang ada disana. Aku menatap kesal pada yeoja itu. Mengganggu.


"Tidak, yeoja-ku pasti akan cemburu nantinya." Sahut Kyuhyun sambil menghampiriku.


"Ah, ternyata daritadi ada Kyura sunbaenim disana. Mianhae. Kami tidak tahu."


"Hng. Kyura sunbaenim sangat beruntung memiliki Kyuhyun sunbaenim yang sangat sempurna." Lalu mereka mengelilingi kami.


"Sempurna? Ah, terkadang dia agak egois juga kok." Sahutku sambil menatap Kyuhyun. Sebenarnya bukan agak, tapi sangat.


"Benarkah? Wah, kalian mesra sekali." Sahut salah satu dari yeoja itu sambil terkikik geli. Apa maksudnya? Aku jujur kok. Kyuhyun hanya menatapku tanpa menyanggah ataupun membenarkan pernyataanku.


"Jika kau tidak puas mendapatkannya, maka berikan dia untukku saja." Sahut yeoja yang paling cantik disana. Aku terpaku mendengar pernyataannya. Memberikan Kyuhyun untuk yeoja lain? Entah kenapa rasanya aku tidak rela.


"Hei.. Jangan bicara seperti itu Seohyun." Bisik seorang yeoja sambil menyikut yeoja cantik itu.

"Tak akan kuberikan." Sahut Kyuhyun sambil memelukku dari samping. Membuatku kaget dengan perbuatannya. "Aku ini... Milik Kyura seutuhnya. Dari ujung kepalaku, hingga ujung kakiku. Sehelaipun, tak akan kuberikan padamu." Lanjut Kyuhyun sambil menciumi rambutku. Kemudian menarikku pergi dari gerombolan yeoja itu. Dan jantungku berdebar kencang. Sangat kencang.
**


"Gara-gara pernyataan cerobohmu itu, aku hampir menjadi milik yeoja lain. Kau bersalah padaku."


"Aku kan hanya berusaha jujur. Aku kan tidak tahu kalau penggemarmu juga sefanatik itu. Mianhae.."


"Apa kau tidak akan menyesal jika aku yang sempurna ini menjadi milik yeoja lain, hm? Besok bawakan aku bekal sebagai permintaan maafmu. Arraseo?!" Kyuhyun egois. Dia menyebalkan.


"Haaahhh, terserah."
**


Aku mencari-cari dimana Kyuhyun sambil membawa-bawa bekal. Biasanya dia selalu bersamaku disini kan? Apa dia sudah bosan dengan atap sekolahan ini? Merepotkan.


"Kyura-ya! Gunakan matamu dengan lebih baik. Daritadi aku berada disini!!" Teriak Kyuhyun dari pojokan. Kenapa tadi dia tidak terlihat?? Aku segera menghampirinya, dan menyerahkan bekal yang sudah kubuat.


"Apa ini?"


"Jjangmyun."


"Payah, masa kau hanya bisa membuat jjangmyun saja?" Tanya Kyuhyun sambil menatapku tidak puas.


"Bawel. Sudah bagus kubuatkan." Sahutku kesal. Tapi diam-diam, aku sudah menunggu-nunggu reaksinya saat memakan jjangmyun buatanku.


"Yak!! Apa ini?! Kenapa sangat asin?!" Teriaknya kesal. Aku tertawa geli melihatnya.


"Itu karena kau menyebalkan!" Balasku senang.


"Bilang saja kau memang tidak punya kemampuan dan beralasan hal itu terjadi dengan sengaja." Ejek Kyuhyun.


"Yak!! Tidak seperti itu!"


"Dasar payah. Membuat jjangmyun saja tidak bisa? Lain kali, buatlah yang lebih baik dari ini. Pura-pura menikmati masakan tidak enak kan juga ada batasnya." Sahut Kyuhyun yang membuatku naik darah.


"Hei!! Yang menyuruhku untuk membuatnya kan kau juga!!" Teriakku tidak terima. Tapi dia tidak mempedulikanku.


"Haah, membuat makanan saja tidak bisa." Keluhnya sambil menarik nafas.


"Ah, aku tak tahan lagi. Ayo kita putus saja!! Kau menyebalkan!! Biarpun cuma pura-pura, aku tidak sudi tau!!" Kyuhyun tertegun sebentar menatapku.


"Tidak mau." Sahutnya singkat. Tidak mau? Entah kenapa, jantungku mulai berulah lagi.


"Aku tidak mau putus. Baru sebentar kita pacaran tapi sudah putus? Apa jadinya dengan image ku? Yahh, meskipun itu memang salahmu sih. Tapi aku bisa kok, bertahan dengan yeoja sepertimu daripada menghancurkan imageku." Sahut Kyuhyun santai. Bodohnya. Dari awal, semua ini hanya pura-pura. Memang jawaban apa yang ingin kudengar darinya? Aku pergi meninggalkannya. Menuju kelasku.
**



"Hei, ayo ikut aku." Kata Kyuhyun yang tiba-tiba muncul dihadapanku.


"Eh? Kenapa?" Tanyaku heran sambil mendongak menatapnya.


"Hanya ikuti aku." Lalu dia menarikku menjauh dari sana dan memasuki ruang lab kimia yang sangat sepi.


"Kau marah?"


"Marah? Untuk apa? Kenapa harus?"


"Kau marah karena jawabanku tadi, kan? Kau juga mulai menyukaiku kan? Jujur saja Park Kyura." Bisiknya sambil mendekatkan wajahnya itu padaku.


"Aku tidak! Dan, jauhkan wajahmu dariku. Disini tidak ada orang. Kita tidak perlu berpura-pura mesra lagikan?" Sahutku sebal. Dia benar-benar menyebalkan. Lalu bagaimana jika aku benar-benar menyukainya? Aku keluar dari ruangan itu, diikuti Kyuhyun.


"Cho Kyuhyun sunbaenim, aku menyukaimu!" Aku dan Kyuhyun menoleh. Ah, yeoja yang waktu itu. Seohyun.


"Tidak mungkinkan? Aku sudah mempunyai Kyura. Mianhae." Sahut Kyuhyun sambil menggenggam tanganku.


"Ani!! Kalian hanya berpura-pura kan? Pasti kalian ingin menghindari pernyataan cinta kami kan? Kalau begitu, tidak harus dengan Kyura sunbaenim kan? Denganku juga bisa." Tidak... Tidak... Aku tidak mau...


"Tapi jika dengan Kyura, bukankah percintaan ini tampak sangat sempurna? Sangat ideal." Sahut Kyuhyun tersenyum. Aku tersenyum sinis dan menepis tangan Kyuhyun. Ya, alasan hubungan ini dari awal memang begitu. Kenapa aku jadi merasa tersakiti sekarang? Memang lebih baik aku segera mengakhiri permainan ini. Sebelum aku benar-benar jatuh cinta padanya...


"Kyura sunbaenim, aku serius padanya. Tidak sepertimu. Biarkan aku saja yang menggantikanmu. Dengannya, biarpun pura-pura, aku rela. Jebal Kyura sunbaenim..." Kata Seohyun memohon sambil memegangi tanganku. Aku hanya bisa memandangi mereka.


"Chukkae. Untuk partnermu yang baru. Aku mundur." Kataku pelan, menahan semua perasaanku. Aku segera pergi meninggalkan mereka.


"Kyura-ya!!!" Teriak Kyuhyun. Aku semakin berlari dan nyumpet di salah satu ruangan.


"Kyuhyun sunbaenim..!"


"Ahh, dimana dia? Apa dia bisa menghilang?" Pekik Kyuhyun yang masih bisa kudengar dari sini.


"Hei, Seohyun-ah. Apa yang terjadi? Kenapa Kyuhyun sunbae berteriak-teriak begitu?"


"Mereka putus. Kyuhyun dan Kyura sunbaenim." Sahut Seohyun.
**


Aku berjalan menuju ruang kelasku. Kurasa aku akan pergi ke UKS saja. Badanku tidak enak.


"Kyura! Apa kau benar-benar sudah putus dengan Kyuhyun?" Tanya seorang namja menghampiriku.


"Wah, hubungan kalian cepat sekali."


"Untung kau cepat putus dengannya."


"Benar! Jika kau bersamanya, aku tidak bisa mengobrol denganmu." Dan sekarang, aku sudah dikelilingi namja. Aku menundukkan kepalaku risih.


"Bagaimana Kyura-ah? Lebih baik, kau pilih salah satu dari kami untuk menjadi pacar barumu."


"Iya, itu benar."


"Ah, reaksimu manis sekali."


"Minggir kalian! Dia milikku." Aku mendongakkan kepalaku. Itu Kyuhyun. "Kenapa kau pergi begitu saja?!" Teriak Kyuhyun kencang. Dia membentakku di depan semua orang. Aku berusaha menahan airmataku.


"Kau... Sudah memiliki yeoja baru kan? Kau tidak memerlukanku lagi."


"Haah, hanya karena dari awal aku berkata begitu, sampai sekarang kau terus salah paham. Baiklah, dengarkan aku baik-baik Park Kyura. Saranghae. Jeongmal saranghae."


"Tapi.. Tapi kau bilang itu..."


"Jika aku mengatakan seperti yang lain, aku juga pasti akan ditolakkan? Karena yang kuinginkan itu kau, maka aku harus bisa lebih darimu kan?"


"Kyuhyun-ah.. Tapi kau taukan, aku tidak anggun?"


"Aku tau."


"Aku.. Aku juga tidak sempurna."


"Aku tau."


"Dan aku bahkan juga bukan seorang putri..."


"Aku tau, Kyura-ya. Aku tau. Aku menyayangimu yang apa adanya." Sahut Kyuhyun yang membuatku segera meloncat ke pelukannya.


"Nado. Nado saranghae."
**