Kamis, 19 September 2013

My Hero Series : Together, Fly Away (YeWook Paired)


Paired Cast: YeWook
Other Cast: SJ Members

BackSound: HERO - Super Junior

Other Backsound :
~Sajinul Bodaga (YeWook)
~If You Love Me More (Ryeowook)

Author: LeeteukSJ
Genre : Fantasy Sad

Disclaimer: My Hero Series is MINE ^^



Together, Fly Away (MY HERO)

~~~~~

Aku tidak kuat. Sungguh airmata berubah menjadi tangisan menyayat hati, bila mengingatmu..‘


“Hyung...,“ desah Ryeowook. Airmatanya bergulir. Dia mengelus tempat tidur di sebelahnya, berguling di atasnya. Menangis lagi. Dan berguling lagi. Airmatanya tidak berhenti walau dia sudah menghapusnya berkali kali.

“Hyungie.. Yesung Hyung...,“ lirihnya berkali kali.

“Stt.., aku di sini, Sayang,“ elus lembut satu sosok yang membuat Ryeowook berhenti menangis.

“Jongmal bogoshippoo..,“ rengek Ryeowook, “Yesung Hyung... nae Hyungie.. nae sarang.. hiks,“ Ryeowook merangkak ke arah Yesung, menaruh kepalanya di pangkuan Yesung, dan menangis sesenggukan.

“Nado bogoshipeuda...,“ elus Yesung, “Uljima.. menangis hanya membuatmu tidak memiliki tenaga. Ryeowook ku adalah orang yang sangat bersemangat, kan?“

“Aku tidak bisa bersemangat tanpamu,“ rengek Ryeowook, “Benar benar tidak bisa..“

“Wookie ah,“ satu suara, sukses membuat Ryeowook duduk dengan sempurna di atas tempat tidurnya.

“Ada apa, Minnie Hyung?“ tanya Ryeowook datar. Wajahnya yang tirus, sangat kontras dengan mata yang membengkak karena menangis sepanjang hari.

“Makanlah,“ Sungmin membujuk Ryeowook, “Lihatlah.. kamu sangat kurus“.

“Aku ingin makan dengan Yesung Hyung,“ ucapnya sembari menoleh ke arah Yesung duduk. Dan tercekat karena tak ada siapapun di sana.

“Sungie Hyungg...!“ jerit Ryeowook cemas. “Sungie Hyung...! Yesungie Hyung!! Ayo makan dengan ku!!“

Sungmin menangis. Miris melihat dongsaengnya yang bertingkah seperti itu.

“Tenanglah, Wookie ah,“ Sungmin memeluk Ryeowook, mencoba menenangkannya. Tapi Ryeowook meronta. Bahkan dia mendorong Sungmin hingga terjatuh.

“Yesung Hyung?“ Ryeowook mencari Yesung di kamar mandi di dalam kamar mereka. Kosong.

“Ayo makan,“ bujuk Ryeowook, “Jangan bersembunyi begini. Aku akan memasak untukmu. Keluarlah“.

“Wookie! Apa yang kau lakukan?“ tanya Shindong, kaget melihat Sungmin yang kesakitan di lantai.

“Yesung Hyung...,“ Ryeowook tak mempedulikan pertanyaan dari Shindong. Dia masih memanggil nama Yesung.

“Ada apa??“ tanya Leeteuk pada Shindong, dengan nafas tersengal karena berlari.

Shindong mendecak kesal. Sembari membantu Sungmin untuk bangun. Leeteuk segera paham.

“Wookie ah,“ panggil Leeteuk lembut. Dia mendekati Ryeowook yang masih mencari dan memanggil Yesung.

Satu satunya yang bisa membuat Ryeowook bereaksi, adalah suara Leeteuk. Ryeowook hanya melembut di saat bersama Leeteuk.

“Ada apa?“ tanya Leeteuk pelan, setelah Ryeowook tepat di hadapannya, “Kau mencari Yesungie?“

“Hyung..,“ Ryeowook menghambur ke dalam pelukan Leeteuk. Menangis di sana, “Yesung Hyung.. dimana?“

“Apa Yesung tidak mengatakan padamu?“ tanya Leeteuk. Dia mengelus rambut coklat milik Ryeowook, warna yang sama dengan milik Yesung.

“Dia tadi di sana...,“ tunjuk Ryeowook lemah ke arah samping tempat tidur miliknya dan Yesung, “tapi lalu dia menghilang“.

“Mungkin dia sibuk,“ Leeteuk menghibur Ryeowook, “jadi dia tidak sempat mengatakan kemana dia akan pergi. Apa dia mengatakan sesuatu padamu, sebelumnya?“

Sungmin dan Shindong hanya bisa melihat mereka berdua dengan airmata yang mengalir deras. Mereka melihat Ryeowook yang frustasi, dan Leeteuk yang menenangkan Ryeowook.

“Yesung Hyung bilang, agar aku tidak menangis..“

“Lalu janganlah menangis, Wookie ah...“

“Dia mau aku bersemangat...“

“Kemudian bersemangatlah..“

“Dia mau aku kembali menjadi Ryeowook yang bersemangat..“

“Kalau begitu, kembalilah..“

“Aku tidak bisa...“

“Wae?“

“Tak ada Yesungie Hyung di sampingku,“ tangis Ryeowook, “Aku hanya bisa bersemangat di sampingnya“.

“Apa aku tak bisa menggantikan Yesung untuk membuatmu bersemangat?“ tanya Leeteuk lagi, dengan suara lebih lembut.

“Bukan...,“ Ryeowook tersengguk dalam pelukan Leeteuk, “bukan itu.. maksud ku...“

“Aku tidak kuat,“ bisik Sungmin pada Shindong yang memapahnya. Lalu dengan tertatih, dia pergi dari kamar YeWook. Dengan wajah basah karena tangisannya.

Shindong terpaku. Kaki nya lemas melihat Eternal Magnae nya tak bisa bangkit karena Yesung. Ya, The Art Of Voice itu penyebabnya. Dia benar benar mengutuk Yesung yang telah membuat dongsaengnya seperti ini. Tak peduli bahwa Yesung adalah salah satu Hyung nya yang paling di sayangi.

~~~~~



Jika kamu masih berada di sini, inilah rumah kita. Akan lengkap bila ada kehadiranmu di sini...‘


Ryeowook tercenung di hadapan mangkuk nasi miliknya. Tak ada setetes airmata yang bergulir. Tapi dengan sikapnya yang seperti itu, membuat member lain yang berada satu meja dengannya, menangis hanya karena melihat sikapnya itu.

“Makanlah,“ tegur Leeteuk lembut.

Ryeowook mendongak ke arah Leeteuk. Menatapnya sebentar dengan pandangan kosong. Lalu kembali menunduk. Memandangi mangkuk nasi nya lagi.

“Cobalah,“ Leeteuk menggeser duduknya ke samping Ryeowook, mengambilkan beberapa lauk ke dalam mangkuk nasi Ryeowook, dan menyuapi Ryeowook. “Aku yang memasaknya. Tidak terlalu buruk, kan?“

Ryeowook menuruti Leeteuk. Dia memakan suapan dari Leeteuk, mengunyahnya perlahan. Bujukan Leeteuk, sekali lagi membuat member nya yang lain, menghela napas lega melihat Ryeowook memakan suapan dari Leeteuk.

“Nah, anak baik,“ Leeteuk mengelus kepala Ryeowook, “ayo makan sampai pipi mu menggembul“.

“Yesungie Hyung...,“ lirih Ryeowook tiba tiba. Dia menatap Leeteuk dengan pandangan rindu yang teramat sangat. Seolah Leeteuk menjelma menjadi Yesung.

Leeteuk menyembunyikan keterkejutannya karena panggilan dari Ryeowook tadi. Dan dia tetap menyuapi Ryeowook hingga selesai.

“Sungie Hyung,“ Ryeowook tersenyum. Manis sekali. “Kau memang selalu menyuapiku sampai segembul Shindong Hyung,“ dia memegang pipinya, “padahal mau sebanyak apapun aku makan, pipi ku tidak akan gembul dengan mudah“.

Member yang lain terkejut dengan kalimat terpanjang yang Ryeowook ucapkan barusan. Ryeowook tidak pernah berkata sepanjang itu, bahkan bisa di katakan, dia hampir tidak pernah bersuara. Sejak kejadian itu.

“Sungie Hyung,“ dia memegang kedua pipi Leeteuk, “Lihatlah. Kau tidak kalah kurus dari ku. Kurasa kau juga harus makan sepertiku. Kita makan bersama. Biar aku yang memasak untukmu“.

“Wookie ah.. dia itu..,“

“Sstt..,“ Leeteuk menempelkan telunjuknya di bibir, memberi isyarat pada Eunhyuk yang hendak mengatakan kebenarannya. Eunhyuk pun memutuskan kata kata yang baru saja ingin di lontarkannya. Dan diam saja melihat dongsaengnya menganggap Leader nya itu sebagai Yesung.

“Ayo, Sungie Hyung,“ Ryeowook menarik tangan Leeteuk, “Bantu aku memasak untuk yang lain juga“.

“Wookie ah,“ Kangin yang sedari tadi menahan emosi dan kesedihan nya, mendadak bangun. Lalu menampar Ryeowook. Wajah Ryeowook terlempar ke samping. Dengan pipinya yang memerah akibat tamparan dari Kangin.

“Kangin ah!!“ Leeteuk membentak Kangin. Dan segera memeluk Ryeowook. Bermaksud melindunginya. Member yang lain pun tidak kalah terkejutnya ketika melihat kejadian itu.

“Jangan hidup dalam mimpi! Kau harus bangun!!“ Kangin menjerit. Menarik paksa tangan Ryeowook yang berada dalam lindungan tubuh Leeteuk.

“Hentikan! Hentikan, kataku!“ Leeteuk membentak Kangin sekali lagi. Dia semakin dalam memeluk Ryeowook yang sama sekali tak memberikan perlawanan. Eunhyuk dan Siwon segera memegangi tubuh Kangin. Menahannya untuk tidak berbuat hal yang lebih terhadap Ryeowook.

“Dia bukan Yesung mu!!!“ Kangin masih berteriak, “Dia Leeteuk Hyung!! Buka mata mu, Kim Ryeowook!!“

“Yesungie Hyung...,“ lirih Ryeowook dalam pelukan Leeteuk, “aku takut...“

“Gwaenchana..,“ Leeteuk mengelus kepala Ryeowook dalam dekapannya, “Hyung akan melindungimu“.

“Yesungie Hyung...“

“Ya, sayang,“ suara Leeteuk terdengar seperti Yesung, “ini aku...“

~~~~~

Kenangan kita, memeluk kuat ingatanku. Memaksa ku menghadirkan ilusi tentang mu...


Ryeowook menekan nekan tuts piano yang berada di ruang tamu di dorm Super Junior. Sudah tengah malam. Dan Ryeowook justru keluar dengan sendiri nya dari kamarnya. Lalu memainkan piano itu. Dia bersenandung kecil.

“Wookie?“ panggil Kyuhyun. Dia terbangun karena mendengar dentingan piano yang di mainkan oleh Ryeowook.

“Kyu... Hyun...?“ tatap Ryeowook dengan pandangan nanar. Dia berusaha mengingat nama dari orang yang baru saja menyapanya.

“Kenapa kau memandangku seperti tak mengenaliku?“ tanya Kyuhyun, sambil duduk di samping Ryeowook.

“Aku.. agak lupa namamu,“ ujar Ryeowook jujur.

“Hah? Jinjja?“ Kyuhyun memegang dahi Ryeowook, “Kau tidak demam, kan?“

“Tidak,“ Ryeowook tersenyum, “kurasa karena dalam otakku hanya ada nama Yesung Hyung sekarang“.

“Itu alasan yang tidak masuk akal, Kim Ryeowook,“ Kyuhyun menyeringai, “kamu yang paling mengingat kami dengan baik“.

“Yah,“ Ryeowook tersenyum lagi, “itu juga karena bantuan Yesung Hyung“.

“Wookie,“ Kyuhyun memegang tangan Ryeowook, “aku sangat tau perasaanmu yang sangat mencintai Yesung Hyung. Tapi dia sudah pergi. Tak bisakah...“

“Sstt..,“ Ryeowook memotong ucapan Kyuhyun, “dia pergi kemana? Jelas jelas dia ada di sini..“

“Dimana?“ tubuh Kyuhyun seketika meremang mendengar kata kata Ryeowook.

“Dia berencana membangunkan mu dengan mendentingkan piano ini. Dia mau berlatih bersama kita“.

“Maksudmu?“

“Kau terbangun karena dentingan dari piano ini, kan?“ tanya Ryeowook. Kyuhyun mengangguk. Lalu Ryeowook menunjukkan kabel piano yang ternyata tidak tersambung ke stop kontak manapun.

“Piano ini tidak berbunyi,“ jelas Ryeowook, sembari menekan nekan tuts lagi. Benar saja, tak ada dentingan atau bunyi apapun yang di perdengarkan, saat tuts di tekan. Tentu saja. Saat kabel tidak tersambung ke dalam stop kontak, maka piano tidak akan bisa berbunyi.

“Dentingan tadi.. adalah Yesung Hyung yang memainkannya“.

“Hah? Bagaimana bisa?“

“Tentu saja dia bisa,“ Ryeowook tertawa kecil, “kau lupa dengan kemampuan nya dalam alat musik?“

“Bukan itu,“ Kyuhyun memucat, “Kau.. yakin.. bahwa yang tadi mendentingkan piano itu adalah... Yesung Hyung?“

“Tentu saja,“ Ryeowook geli melihat Kyuhyun yang pucat, “Yesungie Hyung ada di samping ku, sekarang,“ tunjuknya pada sisi bangku yang ada di sampingnya, “kenapa wajahmu menjadi pucat?“

Kyuhyun terbelalak. Memelototi sisi di samping Ryeowook. Tapi seberapa besar matanya membuka pun, tidak terlihat sosok yang di ucapkan Ryeowook tadi. Sesaat, dia hanya mematung tanpa menjawab pertanyaan Ryeowook.

“Hei,“ panggil Ryeowook pelan, “Ayo berlatih dengan kami. Kau sedang apa di situ?“

“A..a...,“ Kyuhyun tergagap, “Apa maksudmu? Yesung Hyung tidak.. ada...“

Wajah Ryeowook berubah mendengar Kyuhyun berkata begitu.

“Duduklah,“ suara Ryeowook ikut berubah, membuat Kyuhyun semakin ketakutan karena suara itu terdengar seperti suara Yesung, “Kita harus berlatih untuk konser K.R.Y nanti“.

~~~~~

Aku tak bisa membedakan antara kenyataan dan ilusi saat bersamamu...‘


Leeteuk hanya bisa menghela napas, saat melihat Ryeowook tergeletak di lantai kamarnya di pagi hari. Dia selalu tidur di lantai akhir akhir ini. Menurutnya, jika di atas tempat tidurnya, dia tidak akan bisa tidur karena dia selalu di peluk oleh Yesung disana.

Tadi malam, Leeteuk terbangun karena Kyuhyun masuk ke kamarnya dan Donghae. Lalu tidur di tengah tengah mereka. Tapi jadinya, Leeteuk yang tidak bisa tidur. Sementara Donghae masih tertidur pulas meskipun Kyuhyun datang dan sempat bercerita dengan ketakutan.

Teringat dengan cerita Kyuhyun tadi malam, membuat Leeteuk jadi sangsi bila Yesung tidak benar benar pergi dari mereka. Yesung ada di satu tempat, di antara mereka. Mengawasi mereka, terutama Ryeowook yang menjadi depresi setelah kehilangannya.

“Hyung...“ tubuh Leeteuk seketika menegang. Pikirannya yang baru saja melayang, mendadak waspada. Dia memperhatikan wajah Ryeowook yang masih tertidur pulas di lantai. Jadi... siapa yang memanggilnya?

“Teuki Hyung...“ suara itu terdengar lagi. Leeteuk membeku di tempatnya. Suara itu terdengar dari belakang tubuhnya. Tanpa harus menoleh pun dia sudah tau kalau pintu di belakangnya itu sudah tertutup entah sejak kapan. Dan hawa dingin menguar di dalam kamar milik Ryeowook itu.

“Siapa.. itu?“ suara Leeteuk tertahan. Dia berusaha menekan ketakutannya. Dia merasa walaupun takut, tapi dia tetap harus mengetahui siapa yang memanggilnya tadi. Perasaan nya mengatakan, suara itu adalah milik orang yang sangat di sayanginya.

“Aku.. Yesung...“

~~~~~

Aku merasa seperti buih yang menguap di antara laut, saat di kelilingi oleh tanda ketidakhadiranmu di sini...‘


Ryeowook menatap sayu tempat tidur di depannya. Sementara dia sendiri tergeletak di lantai. Dia mendesah pelan. Biasanya dia di atas sana, bersama dengan Yesung di sampingnya.

Dengan lemah, dia bangkit dari ‘tidurnya‘, lalu berjalan pelan ke kamar mandi. Dan mendesah lagi. Biasanya, dia suka sekali menarik Yesung nya untuk mandi, lalu menyiapkan sarapan untuknya saat dia mandi.

Pandangan Ryeowook jatuh pada handuk yang tergantung di sisi kamar mandi. Handuk merah bergaris ungu milik Yesung. Dia meraih handuk itu. Menyampirnya di pundak. Kemudian mendekatkan ujung handuk itu ke wajahnya. Dia mengusap pipi tirus nya dengan handuk milik Yesung. Tercium bau Yesung di sana. Aroma tubuhnya setelah mandi masih membekas di handuk itu.

Airmata Ryeowook jatuh lagi. Handuk ini pemberiannya. Yesung sangat menyukai handuk ini. Menurut Yesung, perpaduan di handuk ini adalah perpaduan kesukaan YeWook. Yesung yang menyukai warna merah, dan Ryeowook yang suka dengan warna ungu, bersatu menjadi sebuah handuk. Saat itu, Ryeowook hanya tertawa mendengar analisa Yesung. Kenapa sekarang jadi sangat merindukan analisa kacau yang di lontarkan Yesung?

Dia tak tahan. Ruangan ini, setiap sudutnya terdapat kenangan tentang Yesung nya. Setiap inci dari ruangan ini, pernah di laluinya bersama Yesung. Tubuhnya jatuh bersimpuh di lantai kamar mandi miliknya yang begitu dingin. Bahkan di lantai ini pun, dia kembali teringat tentang Yesung.

Lantai ini, dulu juga pernah di rasakannya. Saat itu, dia terpeleset karena lantai itu penuh dengan air sabun. Tapi, Yesung yang setahunya masih tertidur, mendadak muncul di hadapannya. Dengan wajah panik, Yesung mengangkat tubuh kecil miliknya itu dan segera membawanya ke tempat tidur milik mereka. Meski berkali kali mencoba meyakinkan pemilik suara emas itu bahwa dia tak apa apa, namja itu tetap saja merawat nya. Bersikeras menemaninya seharian, bahkan membuatnya mengarang bebas tentang ketidakhadirannya di suatu acara yang seharusnya di isi olehnya.

Ryeowook memegang handuk yang sedari tadi masih tersampir di bahunya dengan halus. Airmata yang sudah membasahi wajah dan sebagian handuk itu pun tak berniat di hapusnya. Dia menikmati aliran hangat yang jatuh dari kelopak matanya, membuatnya merasa yakin bahwa perasaan nya masih ada. Perasaan tulus yang selalu berkeliaran dalam hatinya.

“Kurasa...,“ Ryeowook berbisik lirih pada dirinya sendiri, “Aku masih mencintaimu, Hyung...“

~~~~~

Berdiri aku tak sanggup. Tak sanggup bila tanpamu...‘


Ryeowook jatuh sakit. Seluruh Hyung nya menatap cemas pada eternal magnae yang satu itu.

“Wookie ah, kau harus makan...,“ Sungmin menyodorkan sesendok bubur cair buatannya ke arah mulut Ryeowook. Sayangnya, bubur yang sebenarnya sangat di sukai oleh Ryeowook itu, tidak mampu membuatnya menggerakkan kedua bibir kering nya untuk membuka. Ryeowook hanya bisa tercenung. Duduk bersandar di papan tempat tidur miliknya. Yang lain menatapnya khawatir. Dan Sungmin yang menatapnya tanpa daya.

Donghae bergegas keluar dari kamar Ryeowook itu, di ikuti oleh pandangan dari member lain. Yang lain hanya bisa menghela napas. Paham jika Donghae tak bisa menahan perasaan nya melihat Ryeowook seperti itu.

Tapi tak lama, Donghae kembali ke kamar milik Ryeowook. Dia membawa sekantung selang plastik kecil berwarna warni. Dengan cepat, Donghae merebut mangkuk di tangan Sungmin yang tercengang dengan kelakuan Donghae. Dia bergeser tanpa sadar, memberi celah untuk Donghae duduk di samping Ryeowook.

“Wookie, mungkin agak sedikit menjijikkan, tapi aku cuma ingin kamu makan,“ ujar Donghae pelan. Mengelus pipi cekung milik Ryeowook. Ryeowook masih tercenung. Sebagian kesadarannya menangkap seluruh kata kata Donghae. Hanya saja, kesadarannya yang lain hilang, membuatnya tak bisa merespon ucapan Hyung nya itu.

Donghae lalu menaruh selang plastik itu ke dalam mangkuk bubur. Lalu dia menghisap bubur itu melalui ujung selang yang cukup panjang secara perlahan, hingga bubur itu memenuhi rongga di selang plastik tersebut. Kemudian dia mengangkat selang plastik itu dengan hati hati, dan memasukkan ujung yang tadi di tenggelamkannya di dalam mangkuk bubur itu ke dalam mulut Ryeowook. Dan meniup pelan bubur yang berada di dalam selang plastik tersebut. Dan memasuki mulut Ryeowook, untuk kemudian di telan oleh Ryeowook dengan susah payah.

Cara yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, yang sekarang hanya terperangah melihat apa yang Donghae lakukan.

“Kau...,“ hanya Leeteuk dan Kangin yang mampu bersuara, sekarang. Yang lain hanya menatap Donghae sembari menelan ludah mereka sendiri.

Donghae memberikan cengiran lemah ke arah Leeteuk dan Kangin, “Cuma ini yang terpikir olehku“.

Leeteuk mengangguk. Tegas namun terasa miris. “Buat dia menghabiskan buburnya, Hae ah“.

~~~~~

Aku masih merasakan tubuhku menapak di bumi. Tapi rasanya hati ku melayang mengikutimu...‘


“Dengar, Kim Jong Woon,“ desah Leeteuk, pada tembok di hadapannya, “Ku rasa aku gila. Aku tau kau menyayanginya. Tapi aku akan membunuhmu jika kau menyakitinya“.

“Hyung..,“ terdengar suara yang hanya bisa di dengar Leeteuk, “Aku tak akan menyakitinya. Tapi.. bagaimana cara mu membunuhku?“ suara itu tertawa pelan.

Suara itu masih indah. Leeteuk menangis dalam hati saat menyadari suara itu masih merupakan nafas untuk mereka. Super Junior yang tengah vakum karena seorang Yesung. Dia sadar, jika Super Junior kehilangan nafasnya, maka hanya tinggal menunggu waktu untuk Super Junior nya itu menghilang bersama dengan nafasnya, alias mati.

“Bagaimanapun caranya,“ Leeteuk menggeram, “Aku akan membunuhmu“. Suara Leeteuk terdengar berbahaya.

“Hei,“ suara yang indah itu kembali tertawa, “tak perlu repot repot. Aku sudah meninggal. Untuk apa di bunuh lagi?“

“Dongsaeng menyebalkan,“ rutuk Leeteuk, membuat suara itu tertawa lagi, “aku pasti dengan senang hati merepotkan diri untuk membunuhmu“.

“Kau menyeramkan, Hyung,“ tawa halus itu tak berhenti, “seolah berniat menjadi pembasmi hantu, eoh? Padahal waktu aku memanggil mu untuk pertama kalinya dalam wujud ini, kau hampir menendangku karena takut“.

“Walau aku benar benar menendang mu pun tak akan melukaimu, Yesung ah,“ Leeteuk berkilat, “Bagaimana ini? Wookie semakin lemah akhir akhir ini“.

Suara tawa itu berhenti. “Nan molla, Hyung. Aku juga tak mau melihat dia seperti itu. Aku.. benar benar tidak pernah menginginkan dia seperti itu“.

“Kau tau?“ Leeteuk menatap tembok, tempat suara itu berasal, “Kurasa.. dia mulai kehilangan kesadarannya...“

“Jangan asal bicara, Hyung,“ sergah suara itu lagi, “Kau mau bilang dia mulai tidak waras?“

“Aishh...,“ Leeteuk menendang tembok di hadapannya, dan sebuah bayangan yang sedari tadi tak terlihat, menjadi gumpalan gumpalan buyar.

“Kau memang tidak menyakitiku, Hyung,“ ucap suara itu lagi, “tapi kau membuatku buyar, eh!“

“Maka tampakkan wujudmu,“ Leeteuk nyengir mendengar suara itu menggerutu, “jadi aku bisa menendangmu dengan lebih tepat“.

“Astaga Hyung,“ suara itu mulai diiringi dengan gumpalan padat, hingga membentuk sebuah tubuh, “Apalagi yang kau inginkan dari ku selain membunuh dan menendangku, eh?“

“Aku mohon,“ suara Leeteuk kembali serius, saat gumpalan yang berbentuk tubuh itu mulai membentuk sosok transparan yang sangat ia sayangi, “Tetaplah dengan sosok itu, Yesungie. Dan kembalilah pada kami“.

“Andai aku bisa, Hyung,“ gumam Yesung pelan, “Aku juga ingin kembali pada kalian. Dan kembali membuat Uri Ryeowookie ceria“. Wajah transparan Yesung terlihat muram.

“Begitu saja,“ decak Leeteuk, “Dengan sosok seperti ini pun kamu bisa bersama kami lagi. Ayolah..“

“Hyung,“ sosok Yesung itu meringis, “apa yang ada di pikiran mu, eh? Kau membiarkan HANTU menjadi member SUPER JUNIOR?“

“Hantu yang sangat ku sayangi,“ Leeteuk menatap Yesung yang membulatkan matanya, “tentu saja ku biarkan menjadi member Super Junior“.

“Kau mulai gila, eoh?“ ringis Yesung lagi, mendengar kata kata Leeteuk.

“Sudah ku katakan dari awal, Yesungie,“ Leeteuk menyeringai, “Kemana telinga mu?“

“Aish,“ kali ini Yesung yang mendecak, “kau tidak memikirkan yang lain? Sebagai seorang Leader, kamu benar benar sangat sembarangan“.

“Memikirkan siapa lagi?“ sergah Leeteuk, “member lain akan senang hati menerima mu. Apalagi Ryeowookie“.

“Kau tidak memikirkan... Direktur? Dan juga... ELF?“

Leeteuk terdiam. Harus di akui, kata kata Yesung ada benarnya. Selain itu, bagaimana kalau justru dengan permintaan nya kepada Yesung tadi, berdampak buruk untuk Yesung sendiri? Leeteuk tidak pernah mempedulikan imbas buruk yang harus di terimanya. Hanya saja, dia sama sekali tidak ingin Yesung terluka. Tidak sekali lagi.

Tapi ternyata, diamnya Leeteuk, di salahartikan oleh Yesung. Dia tersenyum samar.

“Kau benar benar tidak memikirkan mereka, kan?“ Yesung menahan perih yang menyeruak melihat Leader nya terdiam, “Atau justru kamu baru saja terpikir, bagaimana pamoritas Super Junior jika ada HANTU yang menjadi member dari mereka?“

“Ani.. bukan begitu...“

“Aku pergi,“ Yesung berubah kembali menjadi gumpalan ringan, “Anyeong..“

“Yesungieee...,“ teriak Leeteuk panik, bersamaan dengan menghilangnya gumpalan gumpalan ringan itu, “Dengarkan aku...!“

~~~~~

Jika mengingatku berat, hanya lupakan aku..‘


“Hyung...,“ Ryeowook terbangun tengah malam. Mendapati Hyung tersayangnya sedang duduk di sampingnya, dan melihat ke arahnya.

“Wookie ah,“ Hyung kesayangannya itu mengelus perlahan kepalanya, “Kenapa kamu tidur di sini? Seharusnya kamu di sana. Di tempat tidur kita“.

“Tak ada kamu, aku tak bisa tidur di sana. Lebih enak berada di sana di temani pelukanmu,“ jawab Ryeowook pelan.

“Kalau begitu, naiklah. Aku akan menemanimu“.

“Jinjja?“

“Jinjja“.

“Ah, arraseo“. Mata Ryeowook berbinar. Dengan cepat dia bangkit dari lantai tempatnya tertidur tadi, dia segera naik ke atas tempat tidur milik nya. Di ikuti oleh Hyungnya.

“Yesung Hyung...,“ Ryeowook segera bersandar di bahu Yesung, saat Yesung sudah duduk di sampingnya, “Mereka semua tidak ada yang percaya padaku,“ adu Ryeowook, “Mereka tidak percaya bahwa kamu tidak pergi. Mereka bersikeras bahwa kamu meninggalkan aku...“

Yesung terdiam. Ryeowook tampak lemah dengan kondisi nya sekarang.

“Kamu sakit?“ tanya Yesung. Dia memegang dahi Ryeowook.

Ryeowook menggeleng, “Siapa yang bilang aku sakit?“

“Leeteuk Hyung...“

“Ani... aku tidak sakit. Hanya sedikit..,“ Ryeowook terdiam sejenak, “lemah“.

“Kalau kau menjadi lemah karena mengingatku,“ Yesung mengelus pelan pipi tirus milik Ryeowook, “Kau boleh melupakanku...“

~~~~~

Ku pikir aku bisa bila tanpamu, walau aku masih menunggumu...‘


Honjasodo jarhenel gorago... nan no obshido, jarhe nel su issulgorago...“ Ryeowook bernyanyi lirih. Menyanyikan lagu yang pernah di bawakan nya dengan Yesung, di atas panggung Super Junior dulu.

“Mau berapa lama dia begini terus?“ tanya Kyuhyun frustasi. Dia memandang Ryeowook dengan tak berdaya. Ryeowook seperti kehilangan seluruh pikirannya.

“Apa maksud mu, Kyu?“ tanya Donghae, menatapnya dengan wajah penuh tanya.

“Kalian tidak sadar. Apa tidak mau menerima kenyataan, huh?“ hardik Kyuhyun pada yang lain.

Yang lain hanya terdiam. Malas berdebat di saat begini. Dan memang kata kata Kyuhyun ada benarnya. Mereka tak ingin mengakui kenyataan ini.

Sarangul hadaga, hanchogul irhoso... Sarangul hadaga, na honja namaso...

Kyuhyun hanya bisa menatap Ryeowook dengan miris. Ingin rasanya dia menampar wajah mungil milik Ryeowook itu, agar bisa mengembalikan Ryeowook milik mereka dulu.

hanchamul urosso, nan nunmullo neol.. idgo shiphoso.. gure idgo shiphoso, pyonjirul chijosso...

Lengkingan suara yang biasanya terdengar bening dan tinggi, namun mampu menggetarkan hati itu sekarang berubah menjadi suara parau dan serak. Tak ada lagi yang berkata kata. Semua yang mendengar suara milik Ryeowook sekarang, hanya terdiam. Dengan gulir airmata yang sesekali meluncur membasahi pipi mereka.

“Jebal...,“ isak Leeteuk, bersamaan dengan Eunhyuk yang sudah sesenggukan, “Ryeowookie... jangan begini...“

ijen na~ no obshido, jarhenel gorago..,“ suara Ryeowook terdengar mulai tinggi, “nan subgwanchorom, nunmul hul lijin anhnundago....“

Tetap saja terdengar miris di telinga. Terlebih lagi, di sertai isakan di dalam nyanyian itu.

Irohge~ dajimhajiman jamshi nado moruge...“ Ryeowook terdiam sejenak. Itu adalah bagian Yesung dalam lagu nya, “nado moruge..“

onuse nol gidaryo...“ lengkingan Ryeowook kembali terdengar.

Leeteuk sudah jatuh terduduk. Tak ada air mata yang keluar lagi. Tapi wajah nya benar benar terlihat depresi.

Eunhyuk dan Donghae menangis dengan sedih. Suara Ryeowook seperti jeritan yang berasal dari hati nya. Terdengar memilukan. Manusia mana yang tidak merasa bergetar saat mendengar suara sesedih itu?

Sungmin hanya memeluk Kyuhyun, melepas tangis di bahu dongsaengnya itu. Kyuhyun sendiri hanya mampu mendekap tubuh Sungmin, dengan tangan bergetar karena menahan emosi dan sedih yang mampu meledakkan kepalanya.

Kangin, Shindong, Siwon dan Heechul, hanya bisa saling melempar pandangan, menghela napas dengan berat. Dengan gulir airmata sesekali menghiasi pipi mulus mereka.

“Aku baik baik saja. Dengan menunggu mu, adalah semangat agar aku tetap hidup...“

~~~~~

Jika menyiksa diri seperti ini membuatku berada dalam pelukan nyaman milikmu lagi, maka aku akan tetap begini untuk membuatmu tetap di sampingku...


Leeteuk memeluk tubuh kurus itu. Semakin hari, volume tubuh yang berada di pelukan nya semakin menurun. Sementara, namja yang berada dalam pelukan Leeteuk tidak merespon apapun. Hanya memejamkan mata nya.

“Yesungie Hyung..“ Terjadi lagi. Lagi lagi, Ryeowook memanggil Leeteuk dengan nama Yesung.

“Kau dengar?“ bisik Leeteuk tanpa suara, entah pada siapa. Karena wajah nya hanya tertunduk menahan tangis.

“Aku dengar,“ jawab satu suara, yang hanya bisa di dengar oleh Leeteuk, “Mianhae. Aku meminjam tubuhmu lagi“.

Donghae dan Sungmin di hadapan Ryeowook dan Leeteuk. Bergantian menyuapi Ryeowook di dalam pelukan Leeteuk. Dan mereka berdua tidak mendengar dialog antara Yesung - Leeteuk.

“Gwaenchana,“ Leeteuk menyahut dengan seringaian, dan lagi lagi, tanpa suara, “aku akan melakukan apapun untuk membuat dongsaeng yang ada di pelukanku ini kembali seperti dulu“. Airmatanya kembali mengalir.

“Aku akan melakukannya dengan cepat,“ ucap Yesung dengan nada getir, “Maaf merepotkan mu, Hyung“.

“Aku percaya padamu, Yesungie. Tolong buat dia kembali seperti dulu“.

~~~~~

Mimpi ku, adalah selalu bersama mu...


“Hyung?“ Ryeowook menegakkan tubuhnya. Duduk, dan menatap Yesung yang duduk di samping tempat tidurnya.

Yesung balas menatap Ryeowook dengan sorot mata teduh. Selama beberapa saat, mereka berdua hanya saling menatap dengan sinar mata yang terpancar kerinduan.

“Uri Wookie...,“ elus Yesung, pada pipi tirus milik Ryeowook, “Kamu harus banyak makan. Banyak berlatih suara. Banyak tersenyum. Jebal. Yang lain mengkhawatirkan eternal magnae mereka“.

“Aku hanya ingin Yesung Hyung,“ lirih Ryeowook dengan suara parau nya karena sudah jarang terpakai oleh nya.

“Tapi tetap saja tidak boleh mengabaikan kesehatan mu, kan?“ ucap Yesung lembut.

Ryeowook menggeleng pelan. Baginya, tanpa ada Yesung di sampingnya, akan sama rasanya dengan mati. Walau dia belum tau bagaimana rasanya mati.

“Jangan begini,“ bujuk Yesung, “Jangan membuat Leeteuk Hyung menangis lagi. Kau sayang padanya, kan?“

“Aku sayang padanya,“ lirih Ryeowook, “Tapi aku tak bisa baik baik saja tanpamu..“

“Aku tau kau kuat, sayang. Tolonglah, kembali seperti dulu...“

“Baiklah,“ Ryeowook terdiam sesaat, “Tapi aku mau meminta sesuatu dari mu..“

“Katakanlah, sayang,“ ucap Yesung, tersenyum karena Ryeowook bersedia untuk bangkit, “Apapun yang kau minta, akan ku kabulkan..“

~~~~~

Aku tahu, senyum ku bisa membuatmu membaik..‘


“Good morning,“ sapa Ryeowook dengan suara lantang yang serak, kepada seluruh member mereka.

Ryeowook menghitung mereka yang sedang tercengang memandanginya. Dan tak ada Yesung di sana. Dia tersenyum getir. “Tak apa..“ batinnya menenangkan diri.

“Wookie ah...,“ Leeteuk menatap apa yang ada di hadapannya sekarang dengan wajah terkejut.

Ryeowook yang ada di hadapannya sekarang adalah Ryeowook yang sedang mengenakan appron. Dengan wangi harum masakan menguar di sekelilingnya. Bukan lagi Ryeowook yang ada di pelukannya. Menangis dan memanggilnya dengan sebutan ‘Yesung Hyung‘. Dan harus di suapi oleh hyung hyung nya.

“Kaget, Hyung?“ tanya Ryeowook dengan getir. Barulah Leeteuk memfokuskan pandangannya tepat ke bola mata milik Ryeowook. Masih sama. Sayu dan kesedihan masih terpancar di sana. Leeteuk meringis.

“Aku kaget, Wookie ah,“ sahut Leeteuk. Ryeowook tersenyum samar.

“Aku sendiri juga kaget, Hyungie...“

~~~~~

Aku mencintaimu.. Lebih dan lebih di setiap hari nya...‘


“Kamu yakin, Wookie?“ tanya Siwon.

“Dalam hal apa?“

“Konser K.R.Y...,“ Siwon memelankan suaranya. Sementara Kyuhyun di sampingnya, ikut memperlihatkan kekhawatiran yang sama. Ryeowook tersenyum.

“Seminggu sudah ku lewati dengan kembali seperti dulu, Wonnie Hyung,“ Ryeowook menoleh ke arah kalender di meja samping tempat tidurnya. Ya, mereka sedang menanyakan dirinya di tempat pribadi miliknya. Kamar nya, dan Yesung.

“Bagaimana dengan personil K.R.Y yang satu lagi?“ kalimat Siwon terdengar sangat sarat oleh arti. Lagi lagi, Ryeowook tersenyum.

“Kau tahu, Hyung,“ Ryeowook menatap ke arah pintu yang terbuka, “Yesung Hyung tak pernah meninggalkan K.R.Y...“

~~~~~

Di temani oleh orang orang yang begitu menyayangiku, mana mungkin aku melupakan mereka?‘


“Hei hei,“ Eunhyuk mendelik waktu makanannya di ambil sembarangan oleh Donghae yang ada di sebelahnya. Donghae nyengir. Dan tetap memasukkan makanan itu ke mulutnya.

“Teuki Hyung...!“ teriak Eunhyuk histeris, “Lihat apa yang sudah di lakukan ikan ini pada ku..!“

“Donghae ah,“ Leeteuk menegur Donghae, sementara Eunhyuk tersenyum penuh kemenangan.

“Wae, Hyung? Mau juga?“ tawar Donghae. Dia kembali mengambil makanan Eunhyuk yang membuat pemiliknya kembali histeris, dan menyodorkan nya pada Leeteuk. Leeteuk tidak menjawab pertanyaan Donghae. Tapi dia memakan makanan yang Donghae sodorkan kearahnya.

“Euhm.. mashita. Gomawo Donghae,“ cengir Leeteuk. Dan kali ini, Donghae yang tersenyum senang, sementara Eunhyuk makin uring uringan melihat HaeTeuk membully nya.

“Sudah lah,“ tepuk Siwon di pundak Eunhyuk, dan mengambil sepotong makanan yang berada di piring Eunhyuk, “Kan hanya di ambil satu“.

“Tapi yang ambil 3 orang,“ kilah Eunhyuk sambil melotot melihat Siwon juga ikut ikutan mengambil makanannya, “Jadi ada 3 potong yang di ambil!“

Siwon tergelak mendengar ocehan beruntun dari Eunhyuk. Begitu juga dengan Donghae dan Leeteuk.

“Masih ada 7 potong, kan? Aku minta 1 ya,“ Shindong ikut ikutan mengambil makanan Eunhyuk. Membuat yang lain semakin tertawa dengan keras, tapi tidak dengan pemilik asli dari makanannya.

“Aku merasa terbully,“ kata Eunhyuk, sambil cepat cepat menghabiskan sisa makanannya. Takut di ambil lagi oleh yang lainnya.

Ryeowook tertawa pelan. Pemandangan kali ini sudah lama tidak di lihatnya. Dan penampilan mereka juga sudah sangat lama sekali tidak seperti ini. Full make-up. Dan kali ini, dia tengah duduk di ruang tunggu. Seperti biasa. Menunggu saat konser.

Ryeowook menarik napas perlahan. Tidak ada Yesung kali ini dalam Super Junior, maupun K.R.Y. Dia dan Kyuhyun akan bekerja lebih keras dari sebelumnya, menopang Super Junior, seperti tugas Yesung dulu.

“Wookie, gwaenchana?“ tepuk Kyuhyun, menyadarkan Ryeowook dari lamunannya. Ryeowook mengangguk.

“Ayo kita lakukan. Anggaplah konser ini adalah konser terakhir untuk kita,“ senyum Ryeowook. Kyuhyun ikut tersenyum melihatnya.

“Arraseo. Kita lakukan sampai akhir“.

“Ini adalah konser terakhir ku...,“ gumam Ryeowook setelah Kyuhyun pergi, “Jongmal gamsahamnida atas kebahagiaan ini...“

~~~~~

Aku memutuskan untuk kembali. Tapi ada harga untuk ini semua...‘


Ryeowook ada di atas panggung. Dengan jutaan ELF di hadapannya. Dia menarik napas. Inilah perform solo nya. Dengan Sungmin yang mengiringi nya.

Eodiseodeun tteoolla, Mueolhadeun saenggak na. Neoui..., Hyanggiga naege bureo wa...“ Lagu ini di buatnya bersama Yesung. Sekarang, dia menyanyikannya untuk Yesung. Dia tersenyum pada seluruh ELF.

Meong hani georeo gadaga. Neoreul mannal ttaemada. Nae ipsuri gudeo ga...“ airmatanya menitik. Tak terlihat. Dia menutup kesedihannya dengan senyum yang masih melekat di wajahnya.

Amudo amudo amudo, moreuneun mal... Harudo harudo, haji mot han mal...“ bahkan dia tak tau apa yang sedang berkecamuk di hati nya. Dia hanya bernyanyi dengan baik, sekarang. Ya, hanya sekarang.

Sarang hae, Sarang hae... Naega aneun dareun nuguboda. Eonjena, Geuriun saram... Geu sarameun neoyeotda...“ ‘tak dengar kah, kau, Hyungie? Aku mencintaimu...‘ Ryeowook membatin.

Hajiman, Naman deullineun... Seulpeun honjatmal...“ suara Ryeowook melengking.

Saranghago deo saranghanda...“ Ryeowook menarik napas sejenak. Menenangkan hatinya.

Seuchyeoganeun nungire. Jinachineun songire. Neurin, Simjangi seodulleo ttwigo...“

“Nareul an boajul ttaen. Mareul an georeojul ttaen. Gaseum meongmeokhaejigo...“

“Geuraedo geuraedo geuraedo, useo bonda. Geureoda geureoda, nunmuri nanda...“

Sarang hae, Sarang hae, Naega aneun dareun nuguboda...“ Sungmin yang bermain gitar, hanya bisa diam. Dengan isakan yang sesekali keluar dari mulutnya. Walau tak terdengar. Dia masih fokus membaca not balok dari kertas yang ada di hadapannya. Dengan nama Yesung sebagai komposernya.

“Eonjena, Geuriun saram... Geu sarameun neoyeotda...“

“Hajiman, Naman deullineun. Seulpeun honjatmal...“

“Saranghago deo sarang.. handamyeon...“

Ireon, Nae mam, Alge doeneun nal, Geuttaen neodo nacheoreom. Saranghanda mal halkka...“ airmata Ryeowook jatuh, bersamaan dengan Sungmin. Dan sekali lagi, tak terlihat.

Jogeum deo, Jogeumman. Niga dagaogil gidarida. Eonjena, Oeroun saram, Geu sarameun nayeotda. Oneuldo, Neoui dwieseo, Seo inneun naega...“ lagi lagi, lengkingan Ryeowook terdengar. Seolah rasa sakit nya tengah di keluarkan olehnya.

“Naeirimyeon ni yeope, Isseulkka... ohh...“ 

“Saranghago deo sarang... Handa myeon...“ 

Ryeowook menutup lagu nya dengan menunduk hormat ke arah ELF. Terdengar gemuruh ELF meneriakkan nama Kim Ryeowook , Gwaenchana dan Hwaiting untuk nya. Airmata Ryeowook mengalir lagi.

“Kau lihat, Hyung?“ gumam Ryeowook dalam gemuruh ELF, “mereka mencintaiku seperti aku mencintaimu..“

~~~~~

Aku sudah menepati janjiku. Sekarang, aku meminta janji yang kau berikan padaku..‘


Ryeowook demam tinggi. Seluruh member khawatir padanya. Dia demam, tepat sehari setelah konser Super Junior berakhir.

“Hyung,“ Ryeowook menggenggam tangan Leeteuk yang terasa hangat. Leeteuk balas menggenggam tangan dingin Ryeowook.

“Waeyo, Wookie ah? Ada sesuatu yang ingin kau makan?“ tanya Leeteuk, yang di balas dengan gelengan kepala Ryeowook.

“Tidurlah. Ajak yang lain juga,“ kata Ryeowook sembari mengedarkan pandangannya ke arah member member lain yang tengah berkumpul di kamarnya.

“Tidurlah,“ suruh Leeteuk pada yang lain, “aku bisa menjaga adikku ini“.

“Kau juga, Hyung,“ decak Ryeowook, “Atau aku akan mendorongmu keluar“.

“Galak sekali,“ senyum Leeteuk, “Tapi aku tak akan pergi dari sini“.

“Ah, jebal...,“ Ryeowook mulai merengek, “Aku tidak bisa tidur kalau banyak orang di kamar ku“.

“Kalau begitu hanya aku saja di sini. Hanya aku, Wookie ah,“ ujar Leeteuk.

“Andwae. Shireo!“ Ryeowook mengerucutkan bibirnya, “Kau juga harus keluar, Hyung. Ayolah. Atau kita akan berdebat semalaman“.

“Ahh.. arraseo..,“ Leeteuk menyerah, “Tapi kau bisa memastikan kalau kau akan baik baik saja bila tak ada yang menjaga mu?“

“Nee~ aku baik baik saja...“

“Baiklah,“ Leeteuk bangkit dari duduk nya, kemudian menggiring member yang lain untuk keluar. Sebelum menutup pintu kamar milik Ryeowook, Leeteuk menoleh sekali lagi, “Jaljayo, nae dongsaeng“.

“Nae dongsaeng...“ ulang Ryeowook dalam gumaman, setelah pintu menutup sempurna, “Jongmal mianhae, nae hyung...“

“Bukankah kau juga menyayangi mereka, Wookie ah?“ tanya Yesung, yang sedari tadi berada di sampingnya. Ryeowook menoleh ke arahnya.

“Ya, aku menyayangi mereka...“

“Lalu? Kau masih ingin perjanjian kita berlanjut?“

“Kita sudah berjanji, Hyung..“

“Aku bisa membatalkan janji ku jika itu kemauan mu..“

“Ani. Aku tak ingin membatalkannya“.

“Kalau begitu,“ Ryeowook menutup matanya, sementara Yesung menghela napas, “Bersiaplah“

~~~~~

Aku ingin bersamanya.. Terbang menjauh…’


“RYEOWOOKIEE...!!!“ jeritan histeris dari sang Leader, Leeteuk, membahana. Para member bergegas lari ke arah suara. Kamar YeWook.

Dan terlihatlah pemandangan yang tak ingin di lihat oleh mereka. Ryeowook, yang berada dalam pelukan Leeteuk yang sedang menangis histeris.

“Bangunn!!! Bangun, Kim Ryeowook!!!“ Leeteuk menggoncang tubuh mungil yang sebelum nya ada dalam dekapannya. Tak ada respon sama sekali.

Tak ada yang bergerak dari tempat mereka. Semua member terduduk lemas. Mereka kehilangan satu lagi member kesayangan mereka.

“Andwae....“ pelukan Leeteuk terlepas. Tangannya melemah.

“Hyung!“ Sungmin dan Kangin segera menangkap tubuh Leeteuk yang terkulai. Leeteuk pingsan.

Rasa bersalah menyebar dalam hati seluruh member. Mereka membiarkan Leader mereka menanggung kesulitan ini sendirian. Dan Leeteuk yang sudah menyerah, benar benar membuat mereka semakin merasa bersalah.

“Mianhae, Hyungie...,“ bisik Ryeowook yang menyaksikan tubuhnya berada dalam pelukan Leeteuk, dan Leeteuk yang pingsan karena nya, hanya bisa menangis.

“Kau yang memilih menyakitinya, Wookie ah,“ ujar Yesung. Lagi lagi, dia melihat Leader nya melemah, seperti saat itu.

Ryeowook memandang Yesung dengan tatapan sedih. Dia menggenggam tangan Yesung.

“Aku memilih mu, Hyung...,“ lirihnya.

“Kau tau? Hatiku tergores dua kali saat melihat Leader kita lemah seperti itu,“ tunjuk Yesung, “yang kedua kali nya adalah saat ini“.

“Yang pertama?“

“Saat dia juga memeluk tubuh ku dan pingsan. Lalu setelah itu dia harus menahan kelemahannya lagi untuk merawat mu...“

~~~~~

##Prolog##

“Aku mau beli minuman di sana, dulu, Hyungie,“ Yesung menahan langkah Leeteuk dengan merangkul lengannya. Leeteuk membulatkan matanya.

“Dimana?“

“Disana,“ tunjuk Yesung ke seberang jalan. Mereka baru saja hendak masuk ke studio tivi untuk bekerja.

“Minta tolong pada orang di dalam saja,“ Leeteuk menahan tangan Yesung yang bersiap menyebrangi jalan.

“Kelamaan, Hyung,“ Yesung cemberut, “Aku haus“.

“Tahanlah sebentar,“ bujuk Leeteuk, “Biar di belikan oleh orang di dalam saja“.

“Aku beli sendiri saja. Hyung mau minum apa?“

“Nanti saja, minta tolong sama orang di dalam, Yesungie“.

“Terlalu lama,“ Yesung menepis tangan Leeteuk yang masih menahannya, dan segera berlari ke seberang jalan.

“Yesung!!“ teriak Leeteuk. Tapi Yesung masih berlari dan dalam sekejap sudah berada di seberang.
Yesung melambaikan tangan dengan cengiran lebar di wajahnya. Lalu berbalik untuk membeli dua botol minuman dingin untuknya dan Leeteuk.

“Hati hati, Yesungie..!“ Leeteuk berteriak teriak dari seberang.

“Arraseo, Hyungie..,“ Yesung berjalan santai menuju Hyungnya sembari membawa dua botol minuman dingin.

“Awaaaasss!!!“ Leeteuk histeris melihat truk dengan kecepatan tinggi menghampiri Yesung.

Yesung menoleh ke arah truk itu. Dan terbelalak. Tubuhnya kaku hingga tak bisa bergerak untuk menyelamatkan diri.

Dan Leeteuk berlari ke arah nya. Yesung tersenyum melihat wajah panik Leeteuk. Dia memejamkan mata.

Dan truk itu menabrak bebas tubuhnya. Juga tubuh Leeteuk. Mereka berdua terpental jauh. Tapi Leeteuk masih tersadar.

“Yesungie.. Yesungie...,“ Leeteuk menangis. Dia membalikkan tubuhnya dengan susah payah. Lalu merangkak dengan menyeret tubuh dan kaki nya yang terasa mati rasa, berusaha mendekati tubuh Yesung yang berlumuran darah.

Mata Yesung terkatup rapat. Darah segar mengalir di bibir dan dahinya. Juga di bagian bagian tubuh lainnya.

“Andwae..,“ geleng Leeteuk. Wajah dan tubuhnya juga penuh darah, tapi dia tidak merasakan sakit apapun. Dia hanya merasa takut kehilangan Yesung.

“Yesungie.. bangun...!“ Leeteuk menyeka kasar darah yang mengalir di dahi Yesung. Menggoncangkan tubuh Yesung yang mulai mendingin.

“Andwaaee!!“ geram Leeteuk. Dia masih menggoncangkan tubuh Yesung. Dan tak gerakan dari Yesung.

“Andwaaeeeee!!!!“ Leeteuk melengking. Lalu pingsan. Dengan Yesung dalam pelukannya.


~~~~~~~~~~END~~~~~~~~~~