Senin, 29 April 2013

I Used To Loved You




NB: Story yang ini bukan dari JJ.Park yang lg numpang bikin one shoot di blog ku, bukan dari Sylvi Eunjin yang bikin love is mine, dan jg bukan dr GUE sbg pemilik blogㅠ_ㅠ*nangis*
Okey.., so now, lets enjoyed this story from new author^^


I Used To Loved You

Author: Park Kyura

Genre: Romance

Cast:
Kim JongWoon
Park KyuRa
Cho Kyuhyun
Nam Gyuri

###########################

Park Kyura pov

Hari ini aku sangat senang. Kemarin keluargaku dan keluarga Yesung oppa sudah menentukan tanggal pertunangan kami. Tanggal 18 September. Bertepatan dengan ulang tahunku. Yang artinya 2 minggu lagi dari sekarang. Aku tak sabar!!


Kulirik lagi jam tanganku, masih jam 12 kurang. Aku sedang menyiapkan makanan untuk kuberikan pada Yesung oppa di kantornya. Dia biasa makan siang sekitar pukul 1 siang. Masih cukup banyak waktu. Aku akan membawakan jjangmyun buatanku. Kucicipi rasa jjangmyun buatanku itu. Hmm... Cukup enak!! Semoga dia suka!!


Setelah selesai kusiapkan semuanya, kubawa makanan itu ke kantor calon tunanganku. Aku mengendarai mobil milikku, sebab jika aku naik bus, aku takut terlambat tiba. Nanti Yesung oppa keburu lapar dan memesan makanan. Kan mubazir nanti, makanan yang sudah kusiapkan.

Aku sudah tiba perusahaan tempat Yesung oppa berkerja yang juga merupakan perusahaan milik keluarganya. Dan seluruh karyawan disini sudah mengetahui statusku, sehingga saat aku datang aku tidak ditanyai oleh petugas disana. Yang ada, mereka malah menunduk hormat padaku. Rasanya menyenangkan sekali!!

"Apa Yesung oppa ada diruangannya?" Tanyaku pada sekretarisnya Yesung oppa.

"Ne, agasshi. Sajangnim ada di ruangannya." Katanya hormat.

"Gamsahamnida." Kataku tersenyum.

"Cheonma, agasshi." Katanya menundukkan kepalanya lagi. Aku segera masuk ke ruangan calon tunanganku. Kulihat dia masih sibuk dengan berkas-berkas kerjanya.

"Oppa~ Aku bawakan makanan untukmu. Ayo makan dulu. Aku tak mau kau terkena penyakit maag nantinya." Kataku padanya yang masih asik mengerjakan berkas-berkas itu.

"Hmm.. Sebentar lagi." Jawab Yesung oppa malas-malasan. Yah... Dia selalu seperti itu padaku. Aku tau. Dia tidak benar-benar mencintaiku. Seperti aku mencintainya. Yah... Kami memang menjadi kekasih, bukan karena kami saling mencintai. Ini semua karena perjodohan. Tapi, aku langsung jatuh cinta padanya saat pertama berkenalan dengannya. Bisa dibilang love first sight.



Dan aku yakin Yesung oppa tidak merasakan apa yang kurasakan padanya. Sampai sekarang saja dia masih cuek padaku. Tapi aku yakin, jika aku menunjukkan ketulusan perasaanku padanya, dia akan mengerti. Akan mengerti aku benar-benar mencintainya. Dan dia akan mencoba belajar mencintaiku, lalu kami hidup bahagia selamanya. Seperti cerita-cerita dongeng yang kubaca saat aku masih kecil, berakhir bahagia.

"Oppa. Ayo. Aku tak mau kau sakit." Kataku mencoba membujuknya.

"Baiklah." Katanya singkat, sambil membereskan berkasnya dan menghampiriku. Dengan cepat, dia menghabiskan jjangmyun buatanku, meminum jus apel yang kusiapkan, dan kembali bekerja. Sangat dingin.

"Oppa...?" Panggilku ragu. Aku ingin mengajaknya mengobrol. Tapi sepertinya sangat sulit. Seperti ada jarak diantara kami.

"Apalagi?" Tanyanya sambil menatapku. Bukan tatapan mesra seperti layaknya pasangan. Tapi tatapan kesal.

"Apakah masakanku enak??" Tanyaku mencari topik. Berharap dia akan memuji makananku dengan kalimat yang cukup panjang, lalu kami akan mengobrol.

"Oh. Enak." Kemudian dia terfokus lagi pada pekerjaannya. Hmm. Baiklah. Aku pulang saja. Dia sepertinya terganggu dengan kehadiranku.

"Oppa... Kau sibuk?"

"Ya. Kenapa?"

"Mm... Tidak apa. Jangan terlalu sibuk juga oppa. Nanti kau sakit. Karena kau sibuk, lebih baik aku pulang dulu oppa. Aku tak mau mengganggu konsentrasimu." Kataku tersenyum. Mencoba menutupi rasa sedihku karena masih tak dianggap olehnya.

"Ne. Pulanglah." Katanya pelan. Merasa bersalah mungkin?? Aku segera membawa semua bawaanku tadi. Baru saja aku akan keluar, dia memanggilku lagi.

"Kyura-ya.." Secepat kilat aku membalikkan kepalaku lagi. Melihatnya.

"Kau yeoja yang baik." Katanya pelan. Tersenyum pahit. Yah... Benar kataku. Dia mengasihaniku. Tapi kurasa, dia belum bisa mencintaiku. Hanya rasa kasihan. Aku menertawai diriku dalam hati. Menyedihkan.

"Gomawo oppa." Kataku ikut tersenyum miris. Kalau aku yeoja yang baik, kenapa dia hanya bisa mengasihaniku? Bukannya mencintaiku?? Sebegitu menyedihkankah aku ini??

**

Hari ini seperti kemarin. Aku menyiapkan makanan lagi untuk Yesung oppa. Kali ini menunya bulgogi. Semoga dia suka. Kemudian aku segera berangkat ke kantornya dan menuju ruangannya.

Aku memasuki ruangannya. Aku agak sedikit kaget karena kali ini aku tidak melihat dia sedang sibuk dengan berkas-berkasnya itu, seperti yang selalu kulihat. Kali ini aku melihat dia bersama seorang yeoja yang cantik. Sangat cantik. Siapa dia?? Rasa cemburu tiba-tiba menyusup kedalam hatiku.


Cemburu?? Tentu saja. Yeoja cantik itu sekarang sedang mengobrol sambil tertawa-tawa dengan Yesung oppa. Terlihat mesra dan.... Serasi. Tidak seperti aku dengannya.

"Oppa..." Panggilku kepadanya. Berharap dia menyadari kehadiranku. Mereka menoleh.

"Dia siapa oppa??" Tanya yeoja itu menatap Yesung oppa. Yesung oppa memandangku tidak enak.

"Dia temanku."

"Oh, kau temannya Yesung oppa? Perkenalkan aku yeojachingunya. Nam GyuRi." Kata yeoja cantik itu tersenyum. Dia mengulurkan tangannya padaku. Yah.. Dia memang sempurna untuk menjadi yeoja yang dicintai Yesung oppa.

"Park Kyura imnida. Temannya Yesung oppa." Kataku tersenyum pahit. Perih sekali rasanya dihatiku.

"Apa yang kau bawa? Makanan?" Tanyanya mengerutkan kening. Curiga sepertinya. Mana mungkin seorang yeoja yang hanya berstatus teman, mau membawakan makanan untuk seorang namja?

"Iya. Aku membawa bulgogi. Kau tidak usah memandangku dengan tatapan mencurigai seperti itu, Gyuri-ssi. Kemarin Yesung oppa menolongku. Dan aku berniat membalasnya dengan membuatkan makanan untuknya. Kufikir dia pasti sibuk, dan pasti akan lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan makan. Jadi, sebagai wujud terimakasihku, aku membawakan makanan. Oh ya, bulgogi yang kubawa cukup banyak lho. Kau bisa memakannya juga kalau kau mau, Gyuri-ssi. Aku pamit dulu. Ini makanannya." Kataku sambil menyerahkan kotak bekal yang kubawa.

Tidak apa-apa dia mempunyai yeojachingu. Bukankah dia dijodohkan denganku? Cepat atau lambat, aku akan segera bertunangan dan menikah dengannya. Aku akan bersabar, menunggu saat dia menjadi milikku. Tapi, meskipun otakku sudah mengerti akan hal itu, mataku tetap saja meneteskan airmata. Hatiku tetap terasa perih dan sesak mengingatnya. Dan airmataku menetes lagi.

**

~Neorago..Neorago.. Nan noppunirago.. Neorago~

Dengan segera aku mengangkat handphoneku yang berdering.
"Yoboseyo??"

"Kyura-ya.. Kau ada waktu?" Tanya namja yang suaranya amat kukenal. Aku segera melihat nama penelefonku. Dan, omo!!! Yesung oppa!! Ini pertama kali dia menelfonku!!

"A.. Ada. Tentu saja." Sahutku riang.

"Baiklah. Ayo kita bertemu di taman dekat rumahmu. Sekarang. Bisa??"

"Tentu." Dan dia mematikan telfonnya setelah mendengar jawabanku itu. Aku segera menyambar jaket yang tergantung dibelakang pintu kamarku. Akupun segera berlari menuju taman, aku tak mau dia menunggu lama.

"O.. Oppa !!" Panggilku dengan nafas terengah.

"Kau berlari, eoh? Duduk diam dulu sana. Netralkan dulu nafasmu. Setelah itu baru kita berbicara." Katanya sambil tersenyum. Senyumannya manis sekali. Lagi-lagi aku terpesona melihatnya. Dan kalimatnya tadi.... Itu kalimat terpanjang yang pernah dia ucapkan padaku!! Dengan senyum manis pula. Rasanya aku akan tidur nyenyak malam ini. Hihii~

"Sudah lebih tenangkah? Bisakah aku mulai membicarakan persoalan kita?" Tanyanya pelan sambil menatapku serius.

"Kau mau bicara apa oppa??"

"Ayo kita batalkan pertunangan ini." Apa?? Apa dia bilang??! Batalkan? SHIREO !! Aku bahkan sangat menanti-nantikannya.

"Apa orangtuamu sudah setuju oppa?" Tanyaku mulai mencari-cari alasan agar dia tak membatalkan pertunangan ini.

"Belum. Tapi jika kau menyetujuinya, akan langsung kubicarakan dengan orangtuaku."

"Shireo oppa. Aku tak mau mengecewakan orangtuaku. Jika kau mau membatalkannya, bicarakan pada orangtuamu, oppa. Dan setelah orangtuamu menyetujuinya, kau juga harus membicarakannya dengan orangtuaku. Meminta maaf pada mereka." Kulihat dia terdiam termenung mendengar ucapanku.

"Aku tak bisa jika sendiri Kyura-ya.. Tolong bantu aku. Aku tidak mau bertunangan dengan yeoja yang tidak kucintai... Kuharap kau mengerti..." Katanya memelas. Sakit. Kata-kata itu sepertinya langsung menancap dihatiku.

"Shireo.. Semuanya telah diurus bukan? Bahkan gaunnya juga sudah kuterima. Aku tidak mau mengecewakan orangtuaku." Kataku berkeras.

"Kyura-ya..."

"Lagipula....." Aku menggantungkan kalimatku dan menahan nafasku, "Lagipula aku menyayangimu. Saranghae.." Kataku pelan. Ini benar-benar memalukan. Aku sudah benar-benar seperti tak punya harga diri lagi didepannya. Jelas-jelas dia tak mencintaiku, bahkan mencintai yeoja lain. Tapi aku masih berani mengatakan itu. Memalukan.

Kulihat dia terkejut dengan kata-kataku barusan. Dia benar-benar namja yang tidak peka. Padahal aku sudah berusaha menunjukkan perasaanku melalui sikapku padanya.

"Mianhae.. Aku.."

"Aku tau." Potongku cepat. Aku tak mau mendengar kata-kata yang menyakiti hatiku lagi keluar dari mulutnya.

"Ini sudah malam, oppa. Aku mau kembali kerumah. Annyeong." Aku berlari secepat yang kubisa. Memalukan rasanya saat aku terus ditatap dengan pandangan mengasihani olehnya. Aku menangis sepuasnya dikamarku.
 
**

Dan akhirnya... Inilah hari pertunangan kami. 18 september. Kulihat penampilanku. Sederhana, namun mempesona. Seperti melihat diriku yang lain. Andai dia bisa terpesona olehku...

Pertunangan kami dilaksanakan pukul 10 pagi. Dan sekarang sudah setengah 10. Dia belum datang. 10 menit.. 20 menit.. 25 menit... Dan dia masih belum tampak. Apa dia tega tak datang? Aku harap tidak..

Nyaris. Nyaris terlambat. Kulihat Yesung oppa datang. Dia menghampiri keluarganya yang menunggu.

"Appa, Eomma, aku tak bisa bertunangan dengan Kyura. Aku tidak mencintainya." Katanya tegas dan jelas. Aku mendengarnya. Seluruh keluargaku mendengarnya, dan juga keluarganya tentu saja.

PLAKK !! Sebuah tamparan keras dari appanya mengenai wajahnya yang tampan. Aku sudah tak bisa menahan tangis.

"Aku mencintai yeoja lain." Tegasnya lagi. Dan sebuah tamparan lagi-lagi mengenai wajahnya. Yesung oppa hanya diam menerima tamparan itu. Dia mengangkat wajahnya dan menatap orangtuanya sinis. Dan tanpa berkata apapun, dia pergi begitu saja...

"YAK KIM JONG WOON!!!!" Teriakan dari appa Yesung terdengar sangat kencang ke seluruh ruangan.

"Sudah, batalkan saja. Aku tidak terima harga diri putriku diinjak-injak seperti ini. Ayo, Kyura-ya, jangan menangisinya seperti itu. Ayo pergi." Kata appaku sambil menarik-narik tanganku.

"Mianhae Kyura.. Ahjumma tidak tau akan seperti ini..." Aku sudah tidak peduli dengan apapun katanya. Aku hanya menangis dan terus menangis. Ini adalah ulangtahunku yang terburuk. Dan tiba-tiba semuanya gelap...

**

Setelah hari itu, aku mencoba melupakannya. Namun aku tak bisa. Aku tak bisa berhenti mencintainya... Bagaimana ini?? Aku terlanjur mencintai orang yang tidak menyukaiku.

Sudah dua bulan sejak hari itu. Dan semuanya masih begitu membekas di ingatanku. Demi yeoja itu, dia meninggalkanku. Sebegitu dalamkah perasaannya?

Sudahlah, lebih baik aku menyegarkan fikiranku dengan berjalan-jalan. Aku menuju cafe favoritku. Dan disana... Oh my!! Aku melihat Gyuri bersama seorang namja. Dia menghianati Yesung oppakah? Aku tak bisa menahan diri untuk tidak menghampiri mereka.

"Annyeong Gyuri-ssi. Kita bertemu lagi disini." Sapaku padanya.

"Wah, Kyura-ssi! Annyeong! Tidak menyangka kita bisa bertemu lagi, disini. Oh ya, bulgogi buatanmu lezat sekali!" Katanya sambil tertawa riang.

"Gomawo Gyuri-ssi. Haha. Dan.. Namja ini siapa Gyuri-ssi?" Tanyaku dengan seramah mungkin.

"Ah, dia namjachinguku." Jawabnya santai.

"Annyeong, Park Jungsoo imnida." Kata namja itu tersenyum ramah.

"Park Kyura imnida. Ngg.. Gyuri-ssi... Kau dengan...."
Aku sengaja menggantungkan kalimatku, dan menatapnya bingung.
"Ah.. Kami sudah putus." Katanya enteng. Putus? Bukankah demi yeoja ini, Yesung oppa tega meninggalkanku?

"Oh, baiklah. Maaf menggangumu Gyuri-ssi. Aku mau pergi dulu. Annyeong"

"Annyeong" kata mereka bersamaan. Aku pergi meninggalkan mereka. Aku menuju apartement Yesung oppa.

Saat sampai, aku agak ragu juga. Apa yang harus kubicarakan? Apa dia tidak akan memandang rendah diriku karena sepertinya aku terlalu... Mengkhawatirkannya? Ah sudahlah. Aku harus melihat keadaannya.
Ting Tong . Ting Tong . Ting Tong.

Kupencet bel berkali-kali, namun tidak ada yang membukanya. Karena khawatir, aku segera masuk. Aku sebenarnya tau kode apartementnya. Tapi tidak sopan bukan masuk tanpa izin? Sudahlah. Ini darurat.

Yaampun.... Apartement ini seperti kapal pecah. Semuanya berantakan. Banyak barang yang pecah. Mataku mencari-cari keberadaan Yesung oppa. Kulihat dia terduduk dilantai, dengan salah satu tangan yang berdarah-darah. Kulihat, cerminnya retak dengan noda darah di retakannya itu. Pasti dia menonjok cermin.
Segera kucari kotak P3K dikamarnya. Dan aku membalut lukanya. Dia ... Kukira dia pingsan, tapi ternyata dia tertidur dengan mata yang sembab dan ada bekas air mata yang mengering di pipinya. Nam Gyuri... Kau begitu hebat. Bisa membuat Yesung-ku begini.

Aku membereskan apartementnya yang berantakan. Kemudian, aku membuatkannya makanan dari apa yang tersedia di kulkasnya. Karena bahannya yang terbatas, akhirnya aku memutuskan untuk membuat kimchi saja. Tapi sebelum itu, aku memasak nasi lebih dulu. Begitu aku selesai masak, aku segera membawa makanan itu ke depan Yesung oppa. Dia sudah bangun ternyata. Tapi, tatapannya terlihat.... Kosong?

Oppa... Apa yang begitu menakjubkan darinya??

"Makanlah oppa.. Nanti kau sakit." Dan dia hanya melirik enggan kearahku. Oke, sabar.

"Ayolah oppa. Apa perlu kusuapi?" Tanyaku iseng.

"Aniyo. Kau.. Kenapa kau disini? Kenapa kau baik padaku? Padahal aku jahat padamu." Dia berkata pelan. Dari wajahnya, aku tau dia merasa bersalah padaku.

"Karena aku mau memastikan tidak terjadi apa-apa denganmu, oppa."

"Misalnya?"

"Misalnya mati kelaparan atau bunuh diri." Jawabku asal.

"Hahaha. Makanya begitu kau datang, kau langsung membuatkanku makanan? Hm?" Katanya sambil tertawa dipaksa.

"Ne. Oppa, jangan tertawa bila kau tak mau. Menangis saja bila kau ingin." Kataku sambil mengelus rambutnya. Dia menggeleng, lalu memakan kimchi buatanku dengan enggan.

"Kenapa kau begitu perhatian denganku?"

"Karena aku mencintaimu." Dan sekali lagi, aku jatuhkan harga diriku didepannya. Mengenaskan.

"Seandainya yang aku cintai itu kau."

"Tapi itu bukan aku." Balasku santai. Padahal sebenarnya itu sangat menusuk perasaanku.

"Bisakah kita ulang lagi semuanya? Aku ingin belajar mencintaimu." Aku menatapnya kaget. "Beri aku kesempatan." Lanjut Yesung oppa sambil menatapku serius.

"Baiklah." Jawabku tersenyum. Lalu dia tersenyum sambil mengelus kepalaku.

**

Aku dan Yesung oppa, sudah berjalan 2bulan. Dia sudah tidak sedingin dulu, secuek dulu. Tapi... Aku merasa, hatinya tetap bukan milikku. Meskipun aku tetap mencoba mengukir kenangan manis bersamanya, agar dia bisa belajar mencintaiku.

Setiap siang, aku datang ke kantornya membawakan makanan dan mengobrol atau hanya sekedar menemaninya sampai jam pulang. Lalu kami akan melewati taman untuk menikmati pemandangan. Terkadang kami mampir ketoko eskrim. Dia eskrim vanilla, dan aku coklat. Dan sesekali aku mampir ke rumahnya setelah semua aktivitas itu. Untuk membuatkannya makan malam, atau sekedar bermain game bersama. Aku seperti istrinya bukan? Haha. Semakin lama, aku semakin terbiasa dengannya.

Kalian pasti berfikir, aku tidak punya kerjaan bukan? Enak saja. Aku juga sangat sibuk kuliah. Tapi aku selalu menyempatkan waktu bersama Yesung oppa. Aku selalu mengambil kelas pagi, meskipun aku agak susah bangun pagi. Aku mengambil jurusan ekonomi dan akuntansi(?). Dan belakangan, aku ditawari beasiswa ke Australia. Meskipun aku belum berdiskusi dengan Yesung oppa. Lihat, hidupku juga sibuk bukan?

Dan seperti biasa, setelah aku kuliah, aku menyiapkan makanan dan pergi ke kantor Yesung oppa. Kali ini aku membawa dduboki yang dia sukai.

"Oppa!!" Teriakku lantang setelah membuka pintu. Tapi apa yang kulihat? Yesung oppa sedang memeluk Gyuri. Yesung oppa menatapku dengan pandangan menyesal. Dan Gyuri? Dia tidak peduli, dia tetap berada dalam dekapan Yesung oppa tanpa perlu menengok siapa pemilik suara yang memanggil Yesung oppa.

Aku keluar dari ruangan itu. Aku menunggu Gyuri keluar, dari ruangan sekretaris. Aku mencoba kuat dengan tak menangis. Aku malah memakan sendiri bekal yang kubuat. Tak rela rasanya jika tetap kuberikan. Dan tak lama, kulihat Gyuri keluar dari ruangan Yesung oppa. Dan aku segera masuk.

"Apa yang oppa lakukan?" Tanyaku dengan tatapan tajam.

"Aku... Menghiburnya. Dia.. Dia baru saja putus Kyura... Mengertilah." Dan bayangan Yesung oppa memeluk Gyuri terbayang jelas dimataku. Dia saja tidak pernah memelukku seperti itu!!

"Oppa, bukankah kau meminta kesempatan dariku? Kenapa kau begini? Kenapa kau tega seperti ini? Apa karena aku mencintaimu, jadi kau bebas mempermainkan perasaanku?!!" Bentakku kesal. Dia anggap aku apa selama ini?

"Ya!! Aku meminta kesempatan darimu. Tapi aku masih mencintainya Kyura!! Aku juga tidak mau menyakitimu lagi, dan berbuat jahat seperti ini. Tapi aku mencintainya!!!" Teriaknya keras. Kata-kata 'aku mencintainya' seperti menginjak injak harga diriku.

"Jadi selama ini kau jadikan aku pelarian?" Tanyaku sambil mencoba menahan tangis.

"Tidak. Aku sungguh ingin belajar mencintaimu. Tapi semua butuh waktu. Aku sangat mencintainya Kyura..." Katanya memelas. Cukup. Hatiku sakit mendengarnya.

"Oppa. Dia tidak mencintaimu. Dia memanfaatkanmu. Belajarlah melupakan orang yang selalu menyakiti hatimu, oppa.."

"Aku tau dia mencintai Jungsoo. Tapi dia bilang ingin memulai dari awal lagi denganku.."

"Dan kau percaya?! Dia menjadikanmu pelarian!!"

"Aku tidak tau, harus percaya atau tidak.. Tapi.."

"Oppa. Berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Dia tidak mencintaimu oppa. Buat apa kau mencintai orang yang selalu menyakiti hatimu.."

"Dan kau? Kyura. Berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Aku tidak mencintaimu. Buat apa kau mencintai aku yang selalu menyakitimu, eoh?" katanya sinis sembari membalik kata-kataku. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Dia... Begitu kejam. Seperti mempermainkan perasaanku.

"Pergilah. Lupakan aku. Aku tidak bisa mencintaimu. Aku hanya mencintai Gyuri." Hatiku mati sepertinya, mendengar kata-kata seperti itu keluar dari mulutnya. Airmataku jatuh tak tertahan. Harga diriku benar-benar terkoyak.

"Ne. Arraseo. Semoga kali ini Gyuri tak memanfaatkanmu dan mempermainkanmu untuk menyembuhkan lukanya. Seperti yang kau lakukan padaku. Annyeong higesseo oppa. Aku tidak akan muncul lagi dalam kehidupanmu." Kataku sembari pergi meninggalkannya.

Sia-siakah pengorbananku selama ini? Waktu dan kenangan yang tercipta antara aku dengannya tak mampu membuatnya mencintaiku. Malah yang ada sebaliknya. Aku semakin mencintainya. Semakin terbiasa hidup dengannya. Baiklah. Akan kuterima beasiswa itu. Aku tidak bisa melupakan kenangan yang kubuat jika aku terus disini. Di tempat yang penuh kenangan antara aku dengannya.

**

Kim Jong Woon pov

Aku putus dengan Kyura. Dan kembali menjadi kekasih Gyuri. Tapi rasanya ada yang kurang. Entah kenapa, aku yang selalu menginginkan Gyuri, perasaanku yang selalu berdebar jika dengannya, sekarang malah lenyap begitu saja. Dan aku malah merindukan Kyura. Apa aku sudah tidak waras lagi?

Aku semakin sering membandingkan kepribadian Gyuri dan Kyura. Gyuri terlalu manja. Padahal dulu, hal itu yang kusuka darinya. Dan mengharap Kyura sedikit manja sepertinya. Hanya sedikit. Dan sekarang aku sering membandingkannya dengan Kyura yang kuanggap mandiri, yang kemudian selalu berakhir ribut.

Tidak seperti saat aku dan Kyura bersama. Aku nyaris tidak pernah bertengkar dengannya. Karena saat itu aku merasa nyaman dengan sifatnya. Aku bertengkar dengannya, saat aku berpisah dengannya. Itupun bukan salahnya. Itu salahku yang mengusirnya pergi dari hidupku. Aku merindukannya..

Semua pendapat Kyura benar. Gyuri benar-benar hanya memanfaatkanku. Dia hanya mencintai Park Jungsoo. Tapi kali ini rasanya tidak sesakit dulu. Nyaris biasa saja sebenarnya. Dan juga aku, menyadari bahwa ternyata sikapku tidak lebih baik dari Gyuri. Aku juga seperti memanfaatkan Kyura yang begitu mencintaiku. Kyura.. Kau dimana? Kenapa aku tak pernah bisa menghubungimu..?

**

Author pov

"Untuk apa lagi kau mencari putriku? Untuk menyakiti hatinya lagi? Sudah pergi sana. Sebelum kesabaranku habis." Bentak ayah Kyura pada Yesung di depan rumahnya.

"Aku... Aku baru menyadari kalau aku mencintainya. Aku terbiasa hidup bersamanya. Aku sadar bahwa aku telah menyakiti hatinya.. Tapi aku akan menebusnya. Aku akan menebusnya dengan seumur hidupku mendampinginya.."

PLAKK !!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Yesung. Namja itu tidak kaget dengan reaksi ayah Kyura. Dia sudah memperkirakan hal itu dari awal. Bahkan dia sudah berfikir lebih jauh lagi.

"Jangan pernah mendekati Kyura lagi!!" Teriak ayah Kyura keras.

"Shireo. Aku sangat mencintainya. Aku tak bisa kehilangan bagian dari hidupku. Aku terbiasa hidup dengannya." Tolak Yesung.

"Lalu kenapa kau melepaskannya? Kenapa kau menodai harga dirinya didepan orang banyak?! Kau tidak pantas untuknya. Pergi sekarang juga."

"Aku memang bodoh, aku melepaskan dia pergi. Tapi kali ini aku takkan melakukan kesalahan yang sama. Aku takkan pernah melepaskannya lagi. Jebal ajusshi...." Kali ini Yesung berlutut didepan ayah Kyura.

"Ajusshi boleh menamparku berkali-kali. Atau memukulku sekalipun. Itu tidak apa-apa. Asal maafkan aku. Ijinkan aku bersamanya.." Yesung mengeluarkan airmatanya. Dia masih berlutut di depan ayah Kyura.

BUGHH !!

Ayah Kyura menendang perut namja itu dengan keras. Sedikit darah keluar dari bibirnya. Tapi dia tidak bergeming dari tempatnya.

"Sudahlah. Pergi sana. Tapi aku tidak bisa membantumu mendapatkan hati Kyura lagi. Kalau itu kau harus berusaha sendiri." Kata ayah Kyura ketus.

"Gamsahamnida. Jeongmal gamsahamnida ajusshi." Kata Yesung sambil berdiri dan memeluk ayah Kyura.

"Aku tidak akan menyakiti Kyura lagi. Aku janji." Kata Yesung bersungguh-sungguh.

"Ya. Kupegang janjimu. Jika kau menyakitinya sekali lagi, habislah kau olehku." Sahut ayah Kyura sambil menatap Yesung tajam.

"Tidak akan pernah lagi. Annyeong ajusshi."

**

Park Kyura pov

Dingin. Meskipun ini musim gugur, tapi tetap terasa dingin buatku. Sudah 4 bulan aku disini, tapi kejadian itu masih terekam dengan jelas di otakku. Ah.. Airmataku menetes lagi. Padahal aku sudah berjanji, aku akan melupakan dia. Tapi aku belum benar-benar bisa melupakannya.

"Pergilah. Lupakan aku. Aku tidak bisa mencintaimu. Aku hanya mencintai Gyuri."

Ucapan Yesung itu, kembali terngiang di kepalaku. Kata sakit sepertinya sudah tidak cukup untuk menggambarkan apa yang kurasakan.

"Ra-ya... Ulljima." Ucap seorang namja disebelahku. Dia begitu baik padaku. Satu-satunya temanku disini. Dan kebetulan dia juga berasal dari Korea. Cho Kyuhyun. Sebetulnya aku menutup diri dari pergaulan disini, tapi entah kenapa aku bisa berteman dengannya. Aku hanya... Merasa nyaman dengannya. Dia juga tau tentang masa laluku bersama Yesung. Entah apa yang ada dalam dirinya, hingga membuatku begitu percaya padanya.

"Anio. Aku tidak menangis."

"Bohong. Sudahlah. Ayo kita jalan-jalan!! Kita kan sudah tidak ada jam pelajaran. Kajja." Katanya sambil menarik-narik tanganku. Yah. Aku dan dia memang mengambil jurusan yang sama. Jadi dia tau, kalau aku sudah tidak ada jam lagi.

Kami berjalan-jalan ke taman, ke mall, ke restoran, dan terakhir baru pulang. Tapi dia tidak langsung pulang. Dia berkeras mau mengantarku sampai ke apartement yang kusewa. Begitu sampai di depan pintu apartemenku, aku dan Kyuhyun heran kenapa ada namja yang duduk berjongkok seperti anak hilang disana.

"Excusme, sir?" Panggilku ragu. Dia tidak seperti namja lokal disini. Dia seperti... Seorang namja bernama Kim yang kukenal. Tapi tidak mungkin. Mana mau dia menyusulku. Ash.. Berfikir seperti itu membuat hatiku sakit lagi.

"Sir??" Panggil Kyu sambil menggoncang-goncangkan badannya. Namja itu terbangun dan menoleh kearah kami.

"Ng?? Kyura-ya..." Panggil namja itu memelas sambil menatap lembut padaku.. Omo!! Itu benar-benar Yesung!! Aku terdiam menatapnya sebentar.

"Oppa? Ah, annyeong oppa. Apa kau bisa minggir sedikit? Aku mau masuk." Kataku mencoba biasa saja.

"Kau tidak mempersilahkan aku masuk?" Tanyanya sambil menaikkan alis sembari berdiri dari jongkoknya.

"Oh.. Oppa mau masuk?" Tanyaku balik. Aish, aku tidak mau lagi berhubungan dengannya. Nanti aku akan makin sulit melupakannya.

"Dia siapa Ra-ya ??" Tanya Kyu padaku.

"Ra-ya?" Ulang Yesung oppa sinis. Apasih masalahnya? Aku kan sudah tidak ada hubungan lagi dengannya. Atau dia merindukanku? Tidak-tidak!! Aku tak boleh berharap lagi padanya.

"Ah, kenalkan. Dia Yesung oppa, Kyu. Ah, anio. Kim Jong Woon. Dan Yesung oppa, dia Cho Kyuhyun." Kataku memperkenalkan mereka berdua.

"Oh, mantan tunanganmu Ra-ya? Salam kenal. Cho Kyuhyun imnida." Aishh, perkataannya benar-benar. Dia bahkan tidak sempat menjadi tunanganku. Mantan tunangan?

"Kau sungguh tidak sopan." Desis Yesung oppa sambil menatap Kyu tajam.

"Bukan mantan tunangan. Mantan calon tunangan." Ralatku. Tapi tatapan tajamnya malah berpindah padaku. Loh, benarkan?

"Kyura-ya... Aku perlu bicara denganmu. Berdua." Kata Yesung sambil melirik sinis ke arah Kyu. Sedang yang dilirik cuek-cuek saja. Dasar Kyu.

"Kyu, gomawo. Sudah mengajakku jalan-jalan tadi. Menyenangkan. Kau pulang dulu saja. Aku tidak apa-apa hanya berdua dengan Yesung oppa." Kataku mencoba mengajak bicara Kyu, daripada mereka berdua bertengkar?

"Ah, arra. Aku pulang. Bilang saja padaku jika dia menyakitimu, LAGI." Katanya penuh penekanan pada kata 'lagi'. Kemudian dia tersenyum evil, khasnya yang menurutku tidak membuatnya terlihat seram seperti kata orang lain. Tapi malah membuatnya terlihat semakin tampan. Haha. Aku hanya tersenyum menanggapi perkataannya. Kemudian dia berbalik pergi meninggalkanku.

"Dia tau permasalahan kita, eoh?" Tanya Yesung oppa sinis padaku.

"Permasalahan kita? Memang kita punya masalah?? Ayo masuk. Kita bicara di dalam saja." Ajakku -mencoba- ramah. Dia mengikutiku masuk kedalam apartemen.

"Katanya kau mau bicara oppa? Mau bicara apa padaku?? Sepenting apa, sampai membuatmu mencariku?"

"Aku ingin membicarakan persoalan tentang kita..." Katanya ragu-ragu.

"Persoalan apa lagi? Memangnya masih ada ya?" Tanyaku bingung. Bukankah semua hubungan kami sudah selesai? Tak ada yang perlu dibicarakan lagi, bukan?

"Ada. Aku... Ternyata aku begitu bodoh. Hingga tidak bisa mengenali perasaanku sendiri..., Kyura-ya... Jeongmal mianhaeyo..."

"Mengenali perasaan? Perasaan apa? Jangan bilang kau tiba-tiba menyukaiku setelah membuangku seperti itu." Tebakku asal.

"Aku tidak membuangmu. Aku hanya..." Ucapannya menggantung. Dia tampak berfikir mengenai kata yang tepat.

"Hanya mengusirku dari hidupmu?" Tanyaku mengusulkan sambil memandangnya polos. Pura-pura polos lebih tepatnya.

"Ah.. Mungkin memang seperti itu. Tapi, aku.. Ternyata, aku tidak mencintai Gyuri. Tapi aku mencintaimu.." Katanya pelan sambil menatapku. Permainan apalagi ini? Benarkah dia mencintaiku? Apa penantianku tidak sia-sia?? Atau.. Dia tersakiti lagi oleh Gyuri dan butuh tempat pelarian? Seperti dulu. Tidak. Aku tidak mau tertipu lagi olehnya. Semua kata-katanya pasti bohong. Dia mau memanfaatkanku lagi.

"Apa kau putus lagi dengan Gyuri?"

"Ne.. Aku putus dengannya."

"Dan kau butuh tempat untuk pelampiasan lagi, eoh? Untuk menyembuhkan perasaanmu? Dan nanti, setelah perasaanmu sembuh, kau akan meninggalkanku lagi, begitu??" Aku menatap matanya dalam-dalam. Setelah bertemu dengannya lagi, perasaanku benar-benar campur aduk. Senang, kecewa, dan sekaligus tersakiti lagi.

"Bukan begitu..." Belum selesai dia bicara langsung kupotong kata-katanya.

"Maaf, aku tidak bersedia untuk bersamamu lagi. Pengalaman dulu sudah cukup bagiku."

"Aku serius. Aku sungguh mencintaimu Kyura-ya... Percayalah padaku. Hatiku tulus mencintaimu Kyura-ya.. Apakah hatimu sudah tidak mencintaiku lagi?" Tanyanya memelas.

"Hatiku sudah mati. Karenamu." Balasku dingin.

"Maaf, aku.."

"Pergilah!" Potongku cepat. Aku tak mau mendengar kata-kata itu terucap dari mulutnya. Aku takut tersakiti lagi. Luka lama saja belum sembuh. Mau menambah luka lagi, eoh? Aku tak sebodoh itu.

"Shireo!! Aku tak mau melepasmu lagi. Akan kubuktikan aku benar-benar menyayangimu. Aku tidak akan pergi, sebelum kau mau membuka hatimu untukku lagi." Katanya tegas. Ish, mana bisa aku menariknya paksa atau mengusir secara kejam? Aku tidak memiliki tenaga yang kuat, dan lagipula aku tidak tega.

"Terserah. Aku mau tidur saja." Kataku sambil masuk kedalam kamarku.

"Kyuraa!!!" Panggilnya kencang sambil menahan tanganku.

"Wae?" Tanyaku malas. Apalagi sih?

"Beri aku kesempatan. Kumohon." Pintanya memelas. Sebenarnya aku tak tega. Tapi aku sudah cukup tersakiti olehnya. Aku tak mau, pengalaman dulu terulang lagi.

"Sudah. Dulu. Sekarang lepas, oppa."

"Beri aku kesempatan sekali lagi, Kyura-ya.."

"Untuk apa? Untuk menyakitiku lagi? Cukup. Lepaskan aku, oppa. Aku lelah. Aku mau istirahat." Pintaku sedikit merubah nada bicaraku menjadi agak memelas.

"Apa karena namja tadi, jadi kau tak mencintaiku lagi? Kenapa kau cepat sekali berubah Kyura-ya..."

"Namja tadi? Kyu maksudmu? Kenapa kau malah membawa Kyu kedalam masalah kita? Ani. Kedalam masalahmu?"

"Kyu? Ra-ya? Sudah sedekat itukah kalian? Masalahku?? Ini masalah kita Kyura-ya!!" Balas Yesung oppa sinis.

"Kami memang dekat. Salah?? Ani. Itu masalahmu. Semua masalah kita sudah selesai dulu. Tapi kau datang kesini, dan mengungkit lagi semuanya."

"Apa kehadiranku sebegitu tak kau harapkan?"

"Ya. Kau... Kau yang mengusirku dari hidupmu. Tapi kenapa malah kau yang mencari-cariku dan memaksaku untuk masuk lagi dalam hidupmu? Kau ingin menyakitiku lagikah? Sudah cukup. Aku ingin melupakanmu!! Pergi!!!!" Teriakku sambil berusaha sebisa mungkin menahan airmata yang mulai menggenang di pelupuk mataku. Dan dia langsung memelukku, membuatku kaget.

"Aku tidak ingin menyakitimu lagi. Aku tau. Aku jahat. Aku tau itu. Tapi aku akan menebus semua kesalahanku itu. Aku akan menebusnya dengan menemanimu seumur hidupku Kyura-ya... Percayalah padaku" kata-katanya barusan, membuatku sukses menangis.

"Jadi apa jawabanmu, hm?" Tanyanya melepas pelukannya tadi dan menatap mataku dengan tatapan yang... Membuatku grogi.

"Jawaban atas apa?"

"Yaampun Ra-ya.. Aku melamarmu tadi. Aku mau menemanimu seumur hidup, aku mau menikah denganmu. Jadi?" Tanyanya menatap penuh harap padaku. Apa ini benar?

"Ra-ya? Sejak kapan kau memanggilku begitu?"

"Tidak boleh? Kyuhyun-ssi saja memanggilmu begitu. Sudahlah, jangan mengalihkan pembicaraan Ra-ya."

"Kau cemburu pada Kyu?"

"Sudahlah. Jawab saja." Sahut Yesung oppa mulai kesal.

"Aku....."

"Aku?" Ulang Yesung oppa tidak sabar.

"Aku fikir aku tidak...." Kataku sengaja menggantungkan kata-kataku. Bisa kulihat raut kecewa langsung tergambar di wajahnya. Kulihat matanya, kulihat sepertinya dia tulus. Sungguh-sungguhkah?

"Aku fikir aku tidak tega menolakmu." Jawabku akhirnya. Dia menatapku tidak puas.

"Tidak tega?" Ulangnya sambil mengerutkan keningnya lucu.

"Ne. Wae? Yang penting kau tidak ditolakkan?" Kataku iseng. Dia masih menatapku dengan tatapan protes. Lucu sekali.

"Sudah, lepaskan aku. Aku mau tidur. Aku lelah."

**

Kim Jong Woon pov

Dia itu benar-benar!! Bukankah dia menyetujui lamaranku? Tapi dia tidak bersikap romantis sama sekali, atau terharu dengan kata-kataku, dia malah memilih langsung tidur. Dan besoknya, dia malah pergi kuliah dengan si namja yang memanggilnya sok akrab itu.

Aku sudah mengajaknya jalan-jalan, tapi dia hanya berkata "aku sibuk." Aku juga sibuk!! Tapi aku meninggalkan berkas-berkasku itu untuk menemuinya. Tidakkah dia menghargainya?

Dulu dia tidak seperti ini. Dulu dia selalu ada waktu untukku... Apa dulu dia juga meninggalkan kuliahnya demi aku? Dan dulu aku juga tidak menghargainya... Apa dia ingin membalas? Yah, sudahlah. Aku pasrah.

**

Park Kyura pov

Apa tidak apa-apa aku meninggalkannya? Bagaimana jika dia bosan? Dia sudah menyempatkan waktunya untukku, tapi aku malah harus kuliah. Hari ini aku ada pengambilan nilai. Jadi aku tidak bisa membolos.

"Sudah. Jangan terlalu kau fikirkan. Anggap saja ini pembalasan. Dulu dia sering tidak menghargaimu saat kau menyempatkan waktumu kan? Santai saja. Lagian, masa kau mau membolos? Kau mau mengulang?" Kata Kyuhyun santai.

Yah, aku sudah bercerita tentang kejadian kemarin padanya. Dia bilang, jika aku memang mencintainya, berikan dia kesempatan lagi.

"Makanya aku ada disini sekarang. Aku tidak mau mengulang." Kataku sebal.

"Ya sudah. Berhenti memasang wajah menyebalkan seperti itu, Ra-ya."

"Yang menyebalkan itu kau, Kyu." Kataku meliriknya sebal. Dan dia hanya tertawa.

**

"Ra-ya!!!" Panggil Yesung oppa senang, saat aku sampai di apartement. Rasanya sedikit aneh, saat dipanggil seperti itu oleh Yesung oppa.

"Waeyo oppa?"

"Akhirnya kau pulang. Ayo jalan-jalan!!"

"Ne." Jawabku singkat. Aku masih agak risih bersamanya.

"Kajja." Katanya menarik-narik tanganku. Akhirnya aku jalan-jalan dengannya. Aku bingung mau mengajaknya kemana, jadi kuajak saja dia ke cafe untuk makan eskrim seperti dulu.

"Kenapa cafe?? Padahalkan ini musim gugur yang kusukai. Aku pikir kau akan mengajakku ke taman...." Katanya kecewa. Wah, aku lupa dia suka musim gugur.

"Aku sedang mau makan eskrim. Jadi, kufikir lebih baik ke cafe. Habis kau tak bilang kau mau ke taman. Lagipula kau juga tidak pernah bilang padaku, kalau kau menyukai musim gugur." Kataku beralasan. Aku memang tau dia suka musim gugur bukan darinya, tapi dari eommanya.

"Ya sudahlah. Sebentar, aku pesan eskrimnya dulu. Coklat kan?" Katanya memastikan.

"Ne. Kau masih ingat ternyata. Kukira kau hanya mengingat kesukaan Gyuri saja." Kataku senang.

"Geurom. Sebab, setelah kau meninggalkanku, aku terus teringat kenangan kita."

"Aku tidak meninggalkanmu. Kau yang memintanya."

"Sudahlah. Jangan membicarakan itu lagi." Sahut Yesung oppa agak ketus. Loh, aku kan cuma bicara fakta. Setelah memakan eskrim, kami pergi ke taman.

"Indah!!" Katanya senang setelah kami sampai di taman. Daun yang berguguran sedikit demi sedikit membuatku sedikit terpesona dengan tempat ini. Padahal aku sudah cukup sering kesini. Tapi aku tidak menyadari kalau tempat ini indah. Ah, aku terlalu sering menangis disini. Jadi aku tak menyadari kalau tempat ini indah.

"Ne, indah."

"Loh, kenapa kau terpesona juga? Kukira kau mengajakku kesini karena sudah tau tempat ini indah." Katanya bingung

"Kemarin-kemarin aku tak sadar kalau tempat ini indah. Sebab aku terlalu sering menangis disini." Jawabku jujur. Dan Yesung oppa langsung memelukku lagi.

"Mianhae. Mianhae. Jeongmal mianhae."

"Sudahlah. Tak apa. Kapan kau pulang?"

"Kapan aku pulang? Aku pulang, saat kau pulang."

"Kau mau tinggal 3 tahun disini, eoh? Ah, ani, 2 tahun lebih disini??" Tanyaku bingung

"Ha?? Sebegitu lamakah? Aku mau pulang, saat kau pulang..." Rengeknya padaku.

"Yak!! Oppa!! Aku harus kuliah. Kau tunggu aku pulang saja di korea. Nanti juga aku pulang."

"Shireo. Nanti kau mesra-mesraan dengan Kyu." Katanya menyebalkan dan langsung kuhadiahi jitakkan.

"Tidak akan. Lalu bagaimana kau dan Gyuri?" Balasku sebal.

"Tidak akan pernah! Aku sudah tidak mencintainya lagi. Aku hanya mencintai Park Kyura." Cengirnya yang membuatku memeluknya.

"Wah, tumben sekali kau memelukku."

"Diamlah. Kau ini bawel sekali oppa. Sudah, pulang saja sekarang. Lebih cepat lebih baik bukan?" Kataku melepas pelukanku.

"Kau mengusirku? Tidak merindukanku?" Katanya kaget.

"Aku merindukanmu. Tapi kau juga harus bekerja kan? Banyak yang harus kau urus di Korea. Sudah. Pulanglah." Kataku melembutkan nada bicaraku.

"Baiklah. Tapi begitu kau pulang, kau akan kubalas." Ancamnya.

"Ya!! Oppa!! Kau pendendam sekali!!"

"Dagh!!" Katanya melambaikan tangan, pergi. Seraya tersenyum misterius.

**

Kyuhyun pov

Akhirnya Kyura bisa tertawa lepas dan tersenyum. Aku senang melihat dia bisa tersenyum ceria seperti itu. Sudah kuduga, jika yeoja itu tersenyum, dia akan tampak sangat cantik. Tapi aku juga merasa sedikit sedih, karena bukan aku namja yang berhasil membuatnya tersenyum.

Sudahlah, tidak apa-apa. Aku senang, akhirnya dia bisa bahagia lagi. Senyumnya benar-benar indah dan cantik. Senyum yang sudah lama ingin kulihat dan kuabadikan. Diam-diam aku mengeluarkan kamera milikku. Aku memotret tiap ekspresi yang dikeluarkan yeoja yang kucintai itu. Cantik. Ah, sudah berapa kali kukatakan kalau dia itu cantik? Sayang sekali, namja itu juga ikut terabadikan didalam kameraku.

Aku mencoba menahan rasa perih yang muncul setiap kali Kyura berdekatan dengan namja itu. Tapi tentu saja, aku tetap tidak mau melewatkan setiap ekspresi bahagianya. Jadi aku tetap memfotonya. Indah. Dia indah untukku.

Ahh~ Jantungku nyaris berhenti berdetak sekarang melihat pemandangan di depanku. Aku mencoba tersenyum dan mengarahkan kamera ku kearah mereka. Mereka yang sedang berpelukan. Menyakitkan. Dan yang membuatku semakin tersakiti adalah karena Kyura yang memulai pelukan itu. Mungkin memang benar-benar tidak ada celah untukku masuk diantara mereka. Aku tersenyum pahit. Aku bersedih untuk diriku, yang bahkan sudah 'tertolak' sebelum menyatakan padanya. Tapi aku bahagia untuknya. Semoga nanti kau bahagia bersamanya Ra-ya~~

**

Author pov

2 years 5 month later

"YAK!! Kim Jong Woon!! Dimana kau?! Katanya kau akan menjemputku?!" Jerit Kyura pada Yesung melalui telefon.

"Sebentar. Sebentar lagi sampai." Kata Yesung sambil tersenyum misterius , yang tentu saja tidak bisa dilihat Kyura. Kyura segera menutup telfonnya kesal, sambil menggerutu tidak jelas.

Tiba-tiba sebuah mobil mercy hitam berhenti di hadapan Kyura. 3orang namja berbadan besar keluar dari dalam mobil itu. Seorang namja segera menutup mulut Kyura dengan saputangan yang telah dia siapkan. Yeoja itupun kehilangan kesadarannya.

"Jalan pak." Perintah seorang namja pada supir.

**

Park Kyura pov

Gelap. Aku tak bisa melihat apapun. Dimana ini? Apa aku diculik?!

"Ayo jalan!! Saya tau anda sudah sadar. Ppali!!" Bentak seseorang padaku. Aku tau, itu suara seorang namja, tapi aku tidak tau itu suara siapa. Huaa... Tolong aku... Appa.. Eomma.. Yesung oppa..

Aku berjalan terus. Hingga tiba-tiba aku mencium aroma therapy yang menenangkan. Dimana ini??!

"Saya serahkan dia padamu." Kata namja yang membentakku tadi.

"Ne." Jawab sebuah suara yang agak cempreng? Yeojakah?

Dan aku ditarik lagi. Tangan yang menarikku itu tiba-tiba berhenti, dan dia membuka... Membuka bajuku !! Astaga, aku mau diapakan?! Dengan sekuat tenaga aku mempertahankan bajuku. Tapi tiba-tiba ada tangan lain yang ikut-ikutan membantu menarik bajuku. Bajuku lepas. Secara spontan aku langsung menutupi badanku. Apa-apaan ini? Aku meneteskan airmataku. Aku takut... Hiks.. Apa tak ada yang tau aku hilang?

Rok yang kupakaipun dibuka secara paksa. Habislah aku. Aku cuma memakai dalaman sekarang. Tapi taklama, ada yang memakaikan baju lagi padaku. Tapi bukan baju yang kupakai sebelumnya. Ini seperti.... Gaun? Tak lama, tanganku ditarik lagi.

"Duduklah." Aku mendudukkan diriku pelan-pelan. Dan ada sebuah tangan yang seperti mengurut wajahku? Dan tiba-tiba aku merasa aku dibekap lagi menggunakan saputangan yang baunya seperti yang digunakan namja di bandara tadi untuk menculikku...

**

Aku mengerjapkan mataku berat. Kali ini mataku tidak ditutup lagi. Tapi kenapa mataku seperti ada bebannya?? Ruangan ini terlihat seperti ruangan makeup. Aku mencari cermin. Aku bangun dari sofa tempat aku tiduran tadi. Sofa? Seingatku, bangku yang kududuki tadi, tidak seperti sofa.

Astaga... Ini aku? Mukaku penuh dengan makeup. Terlihat... Cantik? Dengan gaun yang kupakai. Seperti gaunku untuk pertunangan dulu. Cuma kali ini lebih glamour. Apa aku akan bertunangan?? Dengan Yesung oppa? Jadi daritadi itu ulahnya? Akan kupukul dia nanti hingga aku puas. Kupastikan, dia harus membayar akibat ulahnya membuatku takut.

"Ayo.." Ajak appaku. Tanpa bertanya, aku mengikutinya. Tapi ini bukan gedung. Ini seperti vihara. Yakin aku akan bertunangan disini? Bukankah Yesung oppa beragama lain denganku? Kulihat dia sudah menantiku. Appa menyerahkan tanganku yang digenggam padanya.

"Jangan pernah menyakitinya." Kata appa. Dan Yesung oppa hanya tersenyum.

Pandita yang memberkatiku dengan Yesung oppa bertanya, "Siapkah kau, menerima Park Kyura dalam keadaan susah maupun senang, sakit maupun sehat?" Tanya pandita itu pada Yesung oppa.

"Saya siap." Jawabnya tegas, sambil menatapku.

Kemudian pandita itu menoleh padaku.

"Siapkah kau, menerima Kim Jong Woon dalam keadaan susah maupun senang, sakit maupun sehat?" Tanya pandita itu padaku.

"Saya siap." Jawabku tegas.

"Dan, dengan pernyataan kalian. Maka saya memberkati pernikahan kalian berdua......." Dan aku tidak mendengar lagi perkataan si pandita karena kaget. Menikah? Aku langsung menikah dengannya?! Aku melotot menatapnya. Tapi dia malah nyengir melihatku. Ckck

Kemudian pemberkatan itu selesai, dan kami menaiki mobil limosin yang ada di depan vihara. Yesung oppa menggenggam tanganku erat. Kami tidak berbicara apapun.

Kemudian kami sampai di depan gedung yang mewah, kulihat, foto kami berpelukan saat di Australia di saat musim gugur terpampang besar di sana. Aku langsung menoleh kaget pada Yesung oppa.

"Siapa yang memfotonya?" Tanyaku bingung

"Kyuhyun." Jawabnya santai, "Ayo masuk." Lanjutnya sambil memegangi tanganku.

Begitu sampai di ruangan resepsi. Aku kaget. Semuanya seperti impianku. Ruang resepsi yang bernuansa biru pudar seperti salju. Dengan salju buatan. Dengan es yang berada dimana-mana. Dengan suasana yang dingin. Indah. Aku memang menyukai musim dingin. Para undanganpun, hanya sedikit. Hanya keluarga inti aku dan dia. Dan beberapa teman dekat. Beberapa wartawan. Tentu, diakan pengusaha yang sukses. Mana mungkin pernikahannya tidak diliput.

"Indah??" Tanya Yesung oppa padaku.

"Lebih dari indah." Jawabku kagum.

"Tapi oppa, kau jahat. Masa tadi kau menculikku? Aku takut." Protesku padanya.

"Itu pembalasanku padamu. Ingat? Sudah. Ayo kita nikmati pernikahan kita ini. Ini kan hanya sekali, seumur hidup kita." Katanya tersenyum, membuatku ikut tersenyum bersamanya.

"Dan oh ya, kau berhutang padaku, karena aku sudah membuatmu takjub seperti ini. Kuminta balasannya nanti ya?" Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya seraya mencium pipiku cepat. Membuat mukaku memerah.

"Oppa!!!"

~FIN~