Selasa, 30 April 2013

Youre my destiny!!



Nb: Satu lagi cerita one shoot dari Author yang membuat cerita "I Used To Love You" . The Sweet Stories, again. Kkkk~ ^^ 

Author: Park Kyura

Genre: Sweet Romance

Cast:
Lee Hyukjae
Kim Kibum
Lee Hyora

Happy Reading!! Buat yang mau Read, Comment, Like, gomawo \(^o^)/

################################

Kyunghee Senior Highschool

10 Agustus 2010

Kim Kibum pov

"Jadi, asbut fotokimia terbentuk karena reaksi kompleks hidrokarbon dengan dibantu oleh sinar ultraviolet dengan oksida nitrogen sebagai katalis...." Kulihat kiri dan kananku, semua siswa sudah mengantuk bahkan ada pula yang tertidur.

Sebenarnya aku juga sudah ngantuk mendengar penjelasan dari Park Jungsoo songsaenim, karena buatku itu sangat gampang. Aku bahkan sudah mempelajari pelajaran yang setara untuk anak kuliahan, padahal aku masih kelas 1 SMA. Yah, perkembanganku memang cepat. Jadi, intinya, tanpa mendengarkanpun aku sudah tau.

Ehh... Tunggu... Yeoja itu mendengarkan penjelasan Park songsaenim?? Kutatap yeoja yang tempat duduknya sejajar denganku. Berada 2 baris dari bangku depan. Cuma bedanya aku berada di pojok, menempel pada dinding tembok. Sedangkan dia, berbeda dua baris disamping kiriku.

Dia serius sekali mencatat. Hmm... Siapa ya namanya? Hmmm.... Ah iya, dia Lee HyoRan. Murid penerima beasiswa. Pantas dia begitu serius. Diakan harus masuk ranking 3 besar. Tapi aku heran dengannya. Keluarganya termasuk keluarga berada, kenapa dia berjuang mendapatkan beasiswa? Langka sekali.


Aku terus memperhatikan wajahnya. Dia cantik. Wajah seriusnya, membuat dia terlihat lebih cantik dari wajah riangnya yang sering kulihat. Dia memang seorang selalu riang, kurasa dia tipe orang yang mudah bergaul. Tidak sepertiku, aku ini pendiam. Temanku cuma sedikit disini. Dan sebenarnya itu bukan benar-benar temanku, tapi teman kakakku, Kim Jong Woon. Dari dia, aku berkenalan dengan mereka dan berteman. Tapi tetap saja, aku lebih sering diam saat mereka mengobrol. Miris rasanya. Ahhh.......! Sudahlah, kenapa aku jadi seperti menyesali diriku sendiri? Lebih baik aku tidur.

**

KRINGG !! KRING !!

Aku terbangun karena mendengar bunyi bel istirahat. Kulihat yeoja itu masih ada dikelas.

"Hyoran-ah, mau makan siang bersamaku?" Tanya seorang namja pada Hyoran. Belum sempat yeoja itu menjawab, teman-temannya sudah menggoda Hyoran.

"Ciee!! Hyoran berpacaran dengan Donghae sunbaenim!!" Celetuk seorang temannya -aku taktau siapa nama temannya- dan seketika kelas menjadi riuh dengan murid-murid yang tersisa dikelas, kecuali aku. Aku jadi kesal dengan temannya itu. Seenaknya saja dia menyebar gossip. Kasihan Hyoran. Aku melihat kearah Hyoran lagi. Dia terlihat risih dengan keadaan itu. Tiba-tiba Hyoran menengok kearahku, dan tatapan kami bertemu.

"Jadi? Maukan Hyoran-ah??" Hyoran membalikkan kepala menatap Sunbae kami itu.

"Mianhae Donghae sunbaenim. Aku tidak lapar. Dan ada yang harus kukerjakan juga. Mianhaeyo.." katanya sambil menunduk, menyesal.

"Baiklah, tak apa." Dan namja itu langsung keluar dengan wajah kesal.

"Ya!! Donghae sunbae kan tampan, dia juga kaya Hyoran-ah. Kenapa kau tolak? Ah, andai aku jadi kau dia tak mungkin kutolak!!" Kata temannya tadi. Dan temannya yang lain ikut menimpali dan memarahi Hyoran yang mereka anggap bodoh. Sebenarnya aku merasa aneh juga. Kukira dia akan menerima ajakan Donghae sunbaenim. Bagaimanapun, dia termasuk namja populer di sekolah ini, di Kyunghee Senior Highschool.

Aku masih menatapnya.. Melihatnya menjadi hal yang menyenangkan bagiku. Kemudian dia menengok lagi menatapku. Dan kali ini aku yang membalikkan kepalaku. Tidur.

**

"Hari ini pelajaran sampai disini dulu. Jangan lupa dengan tugas yang kuberikan. Annyeong hassimhikka." Kata Kim Heechul songsaenim menutup pelajaran matematikanya sekaligus menutup jam pelajaran.

"Annyeong Songsaenim !!" Seru kami kompak. Mereka segera berhamburan keluar kelas. Kecuali aku. Aku membereskan dulu mejaku, baru berjalan keluar kelas. Aku berjalan santai. Untuk apa cepat-cepat?

Aku baru keluar dari gedung sekolah, kulihat salah satu sunbaenim mendekat kearah Hyoran yang berada dekat gerbang, menawarkan tumpangan di mobilnya. Ah, aku tau siapa dia. Lee Sungmin. Aku baru sadar kalau dia yeoja yang populer.

Tak lama Lee Sungmin pergi dengan mobilnya. Kurasa dia ditolak juga. Setelah Lee Sungmin pergi, kulihat seorang namja mendekat lagi kearah Hyoran. Namja itu menaiki motor ninja yang cukup keren. Dan kali ini, Hyoran langsung menaiki motor namja itu, begitu namja itu tepat didepannya. Siapa? Namjachingunya kah?

**

Aku datang cukup pagi, demi melihat siapa yg mengantar yeoja itu ke sekolah. Namja yg kemarinkah? Dan aku bisa bertanya pada mereka yang melihat namja itu, siapa namja itu.

Kali ini aku tidak berdiam di kelas. Aku menunggu kedatangan mereka di lorong menuju kelasku, di dekat jendela. Dan dia benar-benar datang bersama namja itu lagi. Kulihat dua yeoja di dekatku berbisik setelah Hyoran dan namja tadi lewat.

"Lihat itu. Begitu banyak namja tampan yang mengejarnya, dia malah selalu diantar oleh oppanya. Tapi oppanya, selalu playboy dengan yeoja yang mengejarnya. Aneh." Bisik seorang yeoja pada temannya.

"Aneh. Sikap mereka sangat bertolak belakang. Tapi sangat akur?" Bisik temannya balik.

Dan aku tak mau mendengarkan lagi. Cukup. Toh, mereka tak ada hubungan apa-apa selain Oppa dan yeodongsaengnya. Cemasku hilang. Hmm.. Kurasa aku menyukainya.

**

Setiap hari, namja yang kulihat menawarkan makan siang bersama atau menawarkan pulang bersama kepada Hyoran nyaris selalu berbeda. Sebegitu banyakkah fansnya? Apa aku juga termasuk fansnya??
Tidak. Aku bukan fansnya. Aku sepenuh hati menyukainya. Dan mungkin memang beginilah caraku mencintainya. Dalam diam... Aku hanya bisa menunggu kesempatan datang padaku, untuk mendekatinya. Aku tidak berani dan tidak bisa berbuat agresif padanya....

**

Kyunghee Senior Highschool

28 Mei 2011

Hari ini ada praktek memasak. Dan aku sekelompok dengannya, Lee Hyoran. Faktor keberuntungan mungkin? Tapi tetap saja, aku tak tau harus bicara apa padanya. Dia hanya bicara sedikit padaku, menyuruh yang mesti kulakukan untuk membantunya. Selebihnya aku hanya melihat dia bekerja dengan yeoja lain sambil mengobrol. Namja yang sekelompok denganku, hanya mengobrol sendiri. Tidak ikut membantu. Tentu saja, aku tidak ikut mengobrol dengan namja itu. Aku tidak punya teman dikelas ini.

"Ahh!! Aku lupa membeli bahan untuk puding pencuci mulut!!" Teriak Hyoran kaget.

"Yasudah, kau beli saja dulu. Kami akan menunggumu sambil memasak yang lain." Jawab salah satu yeoja.

"Kakakku tidak mungkin bisa mengantarku sekarangkan? Apa aku harus pergi sendiri? Apa kalian tidak ada yang bisa menemaniku? Eunjung-ah kau tidak mau menemaniku ya?" Tanyanya dengan raut wajah bingung dan memelas.

"Tapi kalau salah satu dari kami ikut pergi, nanti yang mengurus makanan ini akan kekurangan orang. Nanti kita akan dihukum jika tidak menyelesaikan makanan ini tepat waktu. Mianhae." Jawab seorang yeoja yang kurasa adalah Eunjung.

"Biar aku temani. Aku bisa membawa belanjaanmu. Kajja. Jangan buang waktu." Ajakku padanya. Ini kesempatan bukan?

"Mmm... Baiklah." Sepertinya dia mau tidak mau saat diajak olehku. Tapi daripada dia pergi sendiri, bukannya lebih baik kutemani?

Sepanjang jalan, kami lebih banyak diam di motor. Sampai di supermarket, dia membeli bahan-bahan dan sepertinya sangat banyak. Setelah membayar, dia langsung mengangkat belanjaannya begitu saja. Ckck.. Kalau begitu, untuk apa aku ikut? Enak saja, aku dianggap tak ada.

"Sini. Biar aku yang bawa." Kataku sambil mengambil alih semua belanjaannya.

"Tidak usah... Tidak berat. Aku mampu membawanya."

"Kalau begitu untuk apa aku ikut? Kau menganggapku tidak ada, eoh? Aku hanya ingin ikut berpartisipasi mengerjakan tugas kelompok ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sesuatu sehingga aku merasa cukup berguna. Arrachi?" tanyaku sambil menatap matanya tajam.

"Ne. Arraseo. Kukira kau ikut kesini karena bosan disekolah. Tidak benar-benar berniat membantu seperti namja lainnya dikelompok kita. Hehe. Mian, aku telah berburuk sangka." Katanya sambil nyengir.

"Gwenchana. Setidaknya itu tidak begitu buruk. Kukira kau tadi takut ditemani olehku, karena mengira aku akan berbuat macam-macam padamu. Atau mengira aku sedang mengambil kesempatan mendekatimu." Kataku sambil tertawa. Yah, padahal memang itulah alasannya. Dan kulihat mukanya memerah.

"Jadi kau benar-benar berfikir seperti itu?!" Aku berhenti tertawa dan bertanya dengan kaget. Kulihat mukanya makin memerah saja.

"Awalnya... Habis, gossip yang kudengar tentang kau adalah kau seorang namja yang aneh. Jadi aku takut... Kau melakukan sesuatu padaku.." Katanya semakin menundukkan kepala. Hei, mana mungkin aku berani melakukan hal yang tidak-tidak padanya bukan? Kali ini aku tertawa lepas dan sangat kencang.

"Ya! Ya! Sudahh!! Jangan menertawaiku terus." Katanya dengan muka merah. Dan aku masih terus tertawa.

"Mian kalau sudah mengira yang tidak-tidak. Tapi sudah dong, jangan tertawa terus. Aku tau itu adalah pemikiran yang bodoh. Sudahhh!!" Katanya sambil menarik-narik ujung lengan bajuku.

"Ah iya.. Iya. Haha. Aku berhenti. Tapi itu tadi lucu sekali. Hahaha" kataku sambil mencoba menahan tawa.

"Sudah dong." Rajukknya sambil menggembungkan pipinya.

"Ah iya, baiklah. Lihat, aku sudah berhenti tertawa bukan?" Tanyaku sambil tersenyum. Kulihat dia sempat terpana sebentar, lalu menunduk.

"Hei, kau kenapa?" Tanyaku bingung. Habis, suasana berubah menjadi canggung lagi sih.

"Tidak apa. Ayo kesekolah." Katanya sambil tersenyum. Kemudian, kami menghampiri motorku dan kembali kesekolah. Kali ini kami bercanda-canda di motor, dan bahkan dia juga berpegangan padaku. Sebelumnya tadi, aku tidak tau dia berpegang pada apa, tapi yang jelas bukan padaku. Aku sangat senang! Hehehe

**

Sejak hari itu, kami sering bercanda-canda tapi tidak di depan murid-murid sekolah. Kami bercanda saat kami janjian untuk bertemu, atau jika tidak bertemu kami bercanda melalui telfon atau sms.

Jika disekolah, kami hanya bertegur sapa saja. Atau saling tersenyum, saat tidak sengaja saling memandang. Begitu sajapun, aku sudah sangat senang. Dan perlu diingat, hingga sekarang, dia belum mempunyai namjachingu. Berarti kesempatan masih terbuka lebar bukan?

**

Hari ini aku bosan belajar. Jadi aku bolos dari kelas, dan nongkrong di atap. Toh, tidak ada yang akan menyadari aku membolos. Kehadiranku layaknya roh yang hanya bisa disadari beberapa orang(?). Dan karena bosan akhirnya aku tertidur disana.

Author pov

Hyoran terlihat sangat gelisah di kelas. Sesekali dia melirik bangku kosong yang berbeda 2 baris di sampingnya yang merapat pada dinding.

"Dimana dia??" Kata Hyoran pelan. Tiba-tiba dia tersadar, kenapa dia mesti begitu gelisah saat Kibum tidak hadir? Kemudian Hyoran berusaha melupakan Kibum dan berkonsentrasi sekuat tenaga pada pelajaran yang tengah berlangsung.

KRING KRING !!

Bel istirahat berbunyi. Dan Hyoran segera meninggalkan kelasnya. Hyoran menuju UKS, namun Kibum tidak berada disitu. Di kantin, di perpustakaan, di lab. Komputer, di lab. Ipa, Kibum tidak ada dimana-mana!!

"Apa dia sakit?" Keluh Hyoran cemas. Tiba-tiba dia teringat atap sekolah, apa mungkin Kibum disana?? Pikirnya ragu.

"Baiklah. Tidak ada salahnya mencoba." Katanya berbicara pada diri sendiri. Dia melangkahkan kakinya menuju atap sekolah mereka. Tidak ada orang, pikirnya. Saat yeoja itu ingin pergi, matanya tidak sengaja melihat seseorang yang tertidur di pojok dinding.

"Kibum??" Panggilnya pelan. Setelah melihat beberapa lama, akhirnya dia menyimpulkan kalau orang itu adalah Kibum.

"Yakkk!! KIBUM-AHH!!!!!" Teriak gadis itu kencang, tepat di kuping Kibum. Membuat namja itu reflek menutup kupingnya.

"Aku mengantuk Hyoran-ya." Kata Kibum mengangkat mukanya malas. Dia memandang wajah Hyoran dengan muka memelas dan mata mengantuk.

"Kau membolos Kibum-ah! Dasar murid nakal."

"Aku sudah pintar. Lagipula tidak ada yang menyadarikan?" Tanya Kibum dengan muka malas.

"Aku menyadari." Jawab Hyoran cepat. Kibum tertegun mendengar jawaban Hyoran. Rasa kantuknya sepertinya hilang entah kemana.

"Gomawo. Karna sudah menyadari keberadaanku. Cuma kau. Cuma kau yang peduli padaku. Saranghae Hyoran-ya.." Kata Kibum tulus. Hyoran terpaku. Kaget.

"Kau... Mau menjadi yeojachinguku?" Tanya Kibum lagi. Dia sangat berharap pada Hyoran.

"Molla.. Aku .. Aku bingung Kibum-ah.." Kata Hyoran menundukkan kepalanya.

"Kumohon Hyoran-ya.. Nae Jeongmal saranghae.." Kata Kibum lagi. Hyoran membuang mukanya. Dia tak tau harus berkata apa. Dia sangat ragu dengan hatinya sendiri. Tapi sikap Hyoran yang membuang mukanya di depan Kibum, membuat Kibum salah sangka.

"Baiklah. Kalau kau tidak menyukaiku tidak apa. Kau tidak usah membuang mukamu dihadapanku, itu sangat menyakitiku Ran-ya.." Hyoran langsung menatap Kibum kaget. Tidak menyadari bahwa reaksinya tadi terlalu berlebihan, dan juga kaget Kibum memanggilnya seakrab itu.

"Tidak bisakah? Sebulan saja kau menjadi yeojachinguku? Hanya sebulan. Jika aku tidak bisa meluluhkan hatimu, aku menyerah." Kata Kibum menatap Hyoran serius. Hyoran menggangguk mengiyakan, meskipun dia ragu dengan keputusannya ini.

"Gomawoo!!" Teriak Kibum senang dan langsung memeluk Hyoran. Sedang Hyoran hanya diam. Tidak membalas pelukan Kibum.

**

Kibum pov

Aku sudah berpacaran dengannya dari kemarin. Aku senang sekali. Meskipun dia belum menyukaiku, tapi setidaknya dia memberiku kesempatan.

"Ran-ya!!" Teriakku memanggil Hyoran yang baru saja datang.

"Annyeong, Bummie." Dia tersenyum manis padaku. Membuat seisi kelas menatap kami heran. Untung murid yang datang belum terlalu banyak, habis aku risih ditatap seperti ini.

"Bummie?? Wae? Kenapa bengong begitu?" Panggil Hyoran yang sudah didepanku.

"Bummie? Sejak kapan kau memanggilku begitu, Ran-ya??"

"Sejak kau memanggilku 'Ran-ya'. Memang cuma kau yang boleh memanggilku dengan panggilan akrab begitu?" Cibirnya kesal.

"Aku kan tidak bilang tidak boleh, Ran-yaa. Aku hanya kaget dan senang, dasar." Kataku sambil mencubit hidungnya. Dia hanya tertawa saja.

**

Sudah 2 minggu lebih aku pacaran dengannya. Rasanya... Aku mulai ragu dia bisa menyukaiku. Karna sikapnya tiba-tiba berubah. Dulu saat awal pacaran, dia bersikap seperti aku masih temannya. Menganggap semua pujian atau kata-kata mesraku sebagai candaan. Tapi itu masih lebih baik daripada sekarang.
Sekarang dia seperti canggung atau risih bersamaku. Dia terkesan menghindariku. Kenapa? Apa karna semua gosip jelek tentang diriku? Atau karena dia merasa aku tidak pantas untuknya? Aku jadi merasa frustasi. Ran-ya.. Kenapa kau begini? Kenapa kau berubah? Apa kau takbisa melihat ketulusanku..?
 
**

Hyoran pov

KRING KRING !!!

Akhirnya pulang juga. Aku sangat lelah hari ini, gara-gara pengambilan nilai olahraga tadi.

"Ran-ya!!"

Kibum!! Itu pasti Kibum yang memanggilku! Aish. Eotthokke?? Kurasakan tubuhku menegang.

"Wae?" Tanyaku terdengar ketus. Ah, aku sungguh tak bermaksud berkata dengan ketus. Aku hanya berusaha menutupi rasa maluku.

"Aku... Hanya ingin mengajakmu pulang bersama. Kitakan sudah jarang pulang bersama."

"Mian, hari ini aku pulang bersama Oppaku. Aku mau membeli kado untuk eomma. Mian bummie.."

"Ah. Ne, arraseo." Katanya sambil tersenyum terpaksa, dan mengacak rambutku sebentar. Kemudian dia pergi meninggalkanku. Sebenarnya aku ingin pulang bersamanya juga, tapi aku malu. Entah kenapa rasanya jika terus bersamanya aku jadi gugup. Tapi, jika aku tak melihatnya sehari saja, aku pasti rindu dengannya. Apa aku menyukainya?

"Nae dongsaeng!!" Teriak oppaku dikupingku. Membuyarkan semua lamunanku.

"Oppa!! Oppa mengagetkanku. Kenapa bisa tiba-tiba didepanku?!" Teriakku kesal.

"Kau saja yang babo. Habis ditinggal Kibum langsung melamun begitu. Kalau kau ingin pulang dengannya, bilang saja. Aku pasti mengijinkan. Aku mengenalnya, dia baik. Tidak seperti gosip-gosip itu. Eh, Hyoran-ya, kulihat akhir-akhir ini kau renggang dengannya ya?" Tanya Hyukjae oppa memandangku penuh selidik.

"Oppa sok tahu! Kajja. Kita pulang!" Ajakku menarik tangannya.

"Pulang? Tadi kudengar, kau bilang pada Kibummie akan membeli kado untuk eomma?" Kata oppaku menggodaku.

"Ish, aku sudah beli. Untuk apa kubeli lagi. Kajja oppa !!" Teriakku kesal. Oppaku hanya tertawa saja. Karna kesal, kutinggal saja dia pergi. Dan meskipun masih tertawa, aku tau, oppaku berjalan mengikutiku.

**

Kim Kibum pov

Aku lupa memberi Hyoran coklat yang kubeli tadi. Aish, baboya!! Aku segera berbalik arah, menuju Hyoran lagi. Tapi aku segera nyumpet saat mendengar namaku disebut Hyukjae hyung. Oppanya Hyoran.

"Pulang? Tadi kudengar, kau bilang pada Kibummie akan membeli kado untuk eomma?" Kata Hyukjae hyung menggoda Hyoran-ku.

"Ish, aku sudah beli. Untuk apa kubeli lagi. Kajja oppa !!" Teriaknya kesal. Hyukjae hyung hanya tertawa saja menanggapi Hyoran. Hyoran mendengus kesal lalu pergi menjauh dari Hyukjae hyung, yang mengikutinya sambil tertawa.

Dia berbohong padaku. Kenapa? Apa semakin lama dia malah jadi membenciku? Perasaanku campur aduk. Nafasku terasa sesak.

**

Sudah lewat beberapa hari sejak peristiwa itu. Dia tetap cuek padaku. Seperti dulu aku tak mengenalnya.. Dia cuma tersenyum dan berbicara seperlunya saja. Aku ikut bersikap cuek, aku mau tau, dia peduli atau tidak. Dan ternyata tidak! Apa aku harus menyerah disini?

Kutatap Hyoran di tempat duduknya. Aku tak rela melepasnya, dan membiarkan namja lain memilikinya. Tapi rasanya harga diriku sebagai namja terinjak-injak olehnya...

**

Lee Hyoran pov

Kibummie-ku menjauh dariku!! Eotthoke? Apa dia marah padaku? Ahh!!! Andwee!! Aku tidak mau dia menjauh. Tapi aku harus bagaimana?? Aku malu jika aku mendekatinya duluan. Aku kan yeoja. Nanti dia malah memandang rendah diriku.. Tapi.. Aku tak mau dia bersikap seperti ini padaku.. Aku harus bagaimana??

"Hyoran-ya, kau tidak makan?" Tanya Eunjung padaku. Eunjung ini termasuk teman yang lumayan dekat denganku.

"Hmm... Tidak. Aku tidak lapar Eunjung-ya.."

"Kau tidak makan bersama Kibum?? Apa kalian sudah putus?!" Eunjung bertanya dengan suara yang agak keras. Membuat beberapa siswa dikelas menengok. Termasuk Kibum.

"Wah, cepat sekali kalian putus." Komentar beberapa temanku. Aku menengok kearah Kibum. Dia juga sedang melihatku. Dia menatapku kecewa.

"Tidak. Aku tidak..." Baru aku ingin menjelaskan, tapi sudah dipotong lagi oleh Eunjung.

"Bagus bukan? Bukannya kau tidak pernah menyukainya?" Tanyanya dengan nada yang seperti dibuat-buat. Apa dia sengaja? Kibum segera keluar dari kelas. Dia tidak menoleh sekalipun kearahku. Aku menatap Eunjung marah.

"Apa maksudmu?!" Teriakku kearah Eunjung.

"Aku menyukainya. Aku menyukai Kibum. Tidak sepertimu yang hanya mempermainkannya." Bisik Eunjung di telingaku. Setelah bicara seperti itu, dia langsung berlari keluar kelas.

**

Kim Kibum pov

Apa hubungan ini masih perlu kupertahankan? Aku ragu. Aku makin ragu dengan hubungan ini. Aku berjalan kearah atap sekolah. Entah kenapa, aku berharap Hyoran menyusulku. Meskipun itu tidak mungkin.

"Bummie!!"

Siapa itu? Apa itu Hyoran? Ah, bukan. Suara Hyoran tidak seperti itu. Jadi siapa? Aku berbalik, dan kulihat salah seorang teman Hyoran.

"Siapa yang mengijinkanmu memanggilku begitu?" Tanyaku kesal.

"Diriku sendiri. Wae? Tidak suka?" Apa-apaan yeoja ini, aneh. Aku malas bicara dengannya, sudahlah. Kutinggal saja.

"Yak! Kibummie, aku sedang bicara padamu!! Lebih baik pacaran denganku daripada dengan Hyoran. Dia itu yeoja plin-plan. Tidak pernah menghargai orang lain. Jadi, kau putuskan dia, dan pacaran denganku saja!! Yak!! Kau dengar tidak?!"

**

Author pov

"Yak! Kibummie, aku sedang bicara padamu!! Lebih baik pacaran denganku daripada dengan Hyoran. Dia itu yeoja plin-plan. Tidak pernah menghargai orang lain. Jadi, kau putuskan dia, dan pacaran denganku saja!! Yak!! Kau dengar tidak?!"

Hyoran yang sedang menyusul Eunjung terhenyak kaget dan spontan bersembunyi.

"Jadi temanku pun, bukan benar-benar teman untukku.." Hyoran berkata lirih. Dia sekarang melihat temannya menyatakan perasaannya pada pacarnya!!

Kibum berbalik. Dia tersenyum manis pada Eunjung. Hyoran yang melihat senyum manis Kibum untuk Eunjung, langsung salah paham. Dia langsung berbalik pergi dari tempat itu.

"Aku bahkan tidak mengenalmu, kenapa kau berani, eoh? Mian. Aku tidak mau dengan yeoja murahan sepertimu. Lagipula kau ini teman Hyoran bukan? Menjijikan. Kau mengkhianati temanmu demi pacar temanmu. Tidak menutup kemungkinan kau akan melakukan hal yang sama padaku bukan? Jadi, mianhae aku tidak mau dan tidak bisa. Sudah tidak ada urusan lagi kan? Aku pergi dulu. Aku masih ada urusan." Dengan santai, Kibum berjalan pergi meninggalkan Eunjung yang terpaku karena kata-kata Kibum.

**

Lee Hyoran pov

Akhirnya aku malah masuk ke UKS. Entah karena wajahku pucat atau bagaimana, aku langsung diterima dengan baik disini. Rasanya sekarang, aku ingin sekali menangis. Tapi aku menahan tangisku. Aku tidak mau dikira yang aneh-aneh.

Dan sekarang aku merasa sangat takut dengan hubunganku dan Kibum. Aku takut dia tidak lagi menyukaiku. Aku takut dibuang olehnya. Aku takut dia benar-benar mempercayai perkataan Eunjung.  Aku takut Kibummie meninggalkan aku karena Eunjung.. Aku harus apa? Aku tidak siap jika dia benar-benar meninggalkanku. Karena sepertinya aku mulai menyayanginya...

~SKIP TIME~

KRING !! KRING !!

Sudah jam pulang, dan aku masih di sini. Yah.. Sekali-sekali membolos tidak akan langsung membuatku dikeluarkan dari sekolah bukan? Lagipula, jika aku dikelas pun, aku tidak akan konsen belajar.

"Hei, ini sudah jam pulang. Kau tidak mau pulang? Kau ini beneran sakit? Kukira kau cuma mau membolos. Perlu kupanggilkan oppa mu?" Tanya Cho Kyuhyun songsaenim. Yah, dia sebenarnya guru kimia. Tapi guru yang bertugas jaga di UKS ini memang para guru IPA yang bergantian.

"Anio.. Tidak perlu dipanggilkan. Hari ini dia ijin. Dia juga sakit."

"Wah, Kalian kompak sekali!! Sakitpun berbarengan. Yasudah. Kupanggil Kibum saja. Dia namjachingumu kan?"

"Tidak usah, aku.."

"Aku tau. Kalian sedang renggang, kan? Tapi kurasa itu lebih baik, daripada aku harus membiarkanmu pingsan dijalanan atau lebih parahnya, aku yang harus mengantarmu pulang. Jadi lebih baik kupanggil Kibum saja. Oh ya, kau diam disini. Kalau kau berani pergi, nilai kimiamu MINUS. Arrachi?" Kata Kyu songsaenim tidak sopan. Sudah memotong ucapanku, mengancam pula.

"Arra." Balasku sebal. Dia hanya menyunggingkan senyum evilnya itu. Tak lama, Kibum menemuiku.

"Ayo kita pulang Ran-ya." Dia segera membawakan tasku. Aku hanya mengikutinya. Tapi aku bingung. Kenapa dia tidak menanyakan kejadian di kelas tadi? Apa dia sudah tidak peduli? Jika dia sudah tidak peduli tentangku atau hubungan ini, harusnya hubungan ini disudahi saja.

"Kibummie...."

"Apa benar yang kau ucapkan tadi Ran-ya? Kalau kita sudah putus?" Baru aku ingin bicara, tapi dia sudah bertanya duluan. Dia berhenti berjalan dan menatapku. Aku ikut berhenti, dan balas menatapnya.

"An..."

"Kalau memang itu maumu, yasudah kita putus saja." Katanya memotong ucapanku lagi, sambil memandangku terluka. Seolah-olah, akulah pihak yang jahat disini. Aku kecewa dengan keputusannya. Padahal ini hanya salah paham. Dan saat aku ingin menjelaskannya, dia malah memotong ucapanku.
Aku ingin menangis. Tapi aku tidak mau terlihat lemah. Sebenarnya aku juga tidak rela putus dengannya, karena aku sudah menyayanginya. Tapi lagi-lagi aku tidak ingin dipandang rendah olehnya, jadi aku hanya menjawab,

"Terserah kau saja, Bummie..." Jawabku sambil mecoba memamerkan senyumku.

"Ternyata dari awal kau memang tidak peduli dengan hubungan kita. Jadi selama ini, hanya aku sajakah yang peduli?" Dia tersenyum sedih. Aku kaget. Ternyata dia hanya ingin mengujiku saja. Sekarang perasaanku campur aduk. Antara menyesal dengan jawabanku, dan tentu saja, rasa kecewa padanya. Aku tidak berkomentar apa-apa. Aku tidak tau harus menjawab apa.

"Sudahlah, kajja. Kita pulang, Ran-ya. Aku akan mengantarkan mu pulang dengan selamat. Untuk terakhir kalinya." Dia mengacak rambutku, dan tersenyum meringis. Ya... Terakhir kalinya..

**

"Eomma... Appa... Oppa... Ayo kita pindah ke rumah kita di Inggris sana. Aku sudah bisa menerima jika kita pindah dari Korea. Bahasa Inggrisku juga sudah bagus... Jadi ayo kita pindah." Kataku pada kedua orangtuaku dan oppaku saat makan malam. Appa dan eomma menatapku kaget. Sedangkan oppaku melotot padaku.

"Ah? Waktu itu bukannya kau menolaknya? Lagipula kita tidak pindah selamanya kesana. Hanya 2tahun. Karena waktu itu kau menolaknya, appa tidak mengurus pasport-mu..."

"Appa kan bisa mengurusnya sekarang." Kataku memotong ucapan appaku.

"Memangnya kenapa Hyoran-ya? Apa terjadi sesuatu di sekolah?" Tanya eommaku menyelidik.

"Anni. Aku cuma bosan disini. Aku tak peduli meski itu cuma 2 tahun. Aku mau pindah... Jebal.. Appa, Eomma." Kataku memohon. 2 tahun. Kurasa cukup untuk melupakannya.

"Tsk. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan, bodoh." Kata oppaku kesal.

"Setidaknya, kau harus naik tingkat dulu. Tinggal beberapa minggu lagi kan? Bertahanlah. Nanti kita bisa menyusul appa, dan eomma. Kita juga perlu mengurus beberapa surat dulu kan?" Oppa ku kembali bicara panjang lebar sambil memelototiku. Aku hanya menundukkan kepalaku. Malas melihatnya.

"Tsk. Terserahlah." Aku meninggalkan makananku yang belum kumakan sedikitpun. Selera makanku sudah hilang. Lebih baik aku tidur-tiduran saja dikamar.

**

"YAKK!!! LEE HYORAN BODOH!!! KAU TIDAK MAU SEKOLAH?!! BUKA PINTUNYA ATAU KUDOBRAK!!" Teriak oppaku membangunkanku.

Aku melirik jam dengan lemas. Sudah jam 07.30 KST. Aku masuk jam 08.00. Aku ingin bangun untuk membukakan pintu untuk oppaku, tapi rasanya badanku lemas.

"Aku tau, kau sedang ada masalah dengan Kibum. Tapi kau jangan menghindar seperti ini Ran-ya~..." Kata oppaku berubah lembut. Aku ingin menyahut. Tapi suaraku sangat serak. Malas menyahut jadinya.

"YAK!! LEE HYORAN!! Kau dengar tidak?! Sudahlah, kudobrak saja. 1.. 2.. 3.."

BRUKK !! BRUKK !! BRUKKK!!! BLAMM !

Pintu kamarku terbuka. Aku melihat oppaku masuk, tapi aku masih berselimutan terus. Aku lemas, tidak kuat untuk bangun rasanya.

"Hey, kau tidak mau sekolah?" Tanya oppa ku lembut lagi sambil duduk disisi tempat tidurku.

"Aku lemas oppa..." Sahutku serak.

"Lihat, sudah jadi apa kau ini. Mata bengkak, berkantung pula. Suara mu serak. Wajahmu pucat. Dasar bodoh. Kenapa kau? Ada masalah apa dengan Kibum hingga kau begini?"

"Ani oppa.. Aku sakit mungkin."

"Itu lebih parah lagi. Hanya karna dia kau sakit? Kalau kau sakit, kau tidak usah masuk. Tapi aku juga harus membolos. Kau mau?" Tanya oppaku sambil memegang dahiku.

"Omo!! Benar-benar panas. Kau sungguh sakit? Kalau begitu aku juga tak masuk deh. Aku harus menjagamu. Sebentar, kupanggil dokter Choi."

"Hei Lee Hyukjae, jangan bolos karenaku. Tenang saja, kan ada appa eomma..."

"Panggil aku oppa!! Kalau appa eomma ada, oppa tidak akan berfikir untuk bolos, bodoh! Kau benar-benar mendapat beasiswa dengan taraf otak seperti ini ya? Ckc. Tidak bisa kupercaya. Sudah. Diam saja dan jangan banyak protes."

**

Kim Kibum pov

Setelah kejadian itu, dia tidak masuk selama 2 minggu. Sekarang, akhirnya dia masuk juga, bertepatan dengan saat pengambilan nilai semester. Kulihat saat dia masuk, wajahnya masih terlihat pucat.

Apa... Ini karena aku putus dengannya? Aish. Sadarlah Kim Kibum. Dia tidak menyukaimu. Mana mungkin dia begitu karena aku. Benarkan? Aku hanya terlalu banyak berharap saja.

**

Lee Hyoran pov

Akhirnya aku harus masuk hari ini dan bertemu lagi dengannya. Padahal aku tidak mau bertemu dengannya. Tapi kalau aku tidak masuk, aku tidak akan naik kelas dan tidak akan pindah ke Inggris. Tekatku sudah bulat. Aku akan pergi ke Inggris. Aku akan melupakannya disana...

**

Author pov

Lee Hyoran tengah memasukkan beberapa pasang baju dan beberapa barang yang dianggapnya penting kedalam tas sekolahnya. Dia melirik tiket penerbangan yang dia beli secara mendadak kemarin.

Penerbangan tgl 29 July, jam 06.30 KST. Sangat pagi, kalau mengingat kebiasaan yeoja itu bangun siang.
"Hyoran ayo bang... Loh kau sudah bangun? Sudah rapi juga? Tapi kenapa tidak pakai seragam??" Tanya oppa Hyoran yang berada di pinta kamar Hyoran.

"Aku akan menyusul appa dan eomma. Semakin lama disini membuatku semakin sesak. Aku butuh lingkungan baru, oppa."

"Tapi kan, pengumuman kalau kau naik tingkat saja belum diumumkan? Kalau misalnya kau tidak lolos bagaimana??"

"Itu tidak mungkin. Perlu kuingatkan aku adalah murid beasiswa? Lagipula, oppa kan masih disini. Oppa pasti bisa mengurus semua surat atau dataku yang dibutuhkan sekolah. Nah, gomawo oppa, aku menyusul appa dan eomma duluan yahh! Pai-paii!!" Kata Hyoran berlalu pergi.

"Tunggu!! Sebenarnya kenapa kau begini, eoh?? Untuk menghindari Kibum? Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian berdua? Kenapa kalian sangat aneh dan mencurigakan? Beritau oppa, atau oppa tidak akan membiarkanmu pergi." Ancam Hyukjae pada adiknya. Hyoran hanya terdiam dan menunduk. Hyukjae juga diam, menunggu adiknya berbicara sesuatu.

"Aku bukan ingin menghindarinya. Aku ingin melupakannya. Aku...putus dengannya." Kata Hyoran dengan suara pelan, nyaris tak terdengar.

"PUTUS?!! Kenapa?! Padahal dia sudah berjanji padaku. Tsk. Akan kuberi dia pelajaran jika dia menyakitimu!!!" Kata Hyukjae marah. Dia ingin pergi, tapi ditahan oleh Hyoran.

"Bukan salahnya oppa. Salahku. Dia salah paham padaku. Lagipula dia... Ah sudahlah. Aku malas menceritakannya. Intinya aku sudah putus dengannya. Dan, aku sudah mau pergi. Oppa mau mengantarku?" Hyukjae memandang adiknya tak percaya.

"Yak! Kalau salah paham, kenapa tidak kau jelaskan?! Lee Hyoran baboo!!!" Teriak Hyukjae sambil menjitak adiknya.

"Aishh appo!! Sudahlah! Aku pergi saja sendiri!!" Teriak Hyoran kesal dan pergi sambil mempoutkan mulutnya.

"Ani! Kuantar." Kata Hyukjae buru-buru menyusul adiknya. Baru Hyoran ingin protes, sudah dipelototi oleh oppanya.

"Kuantar, atau tidak pergi sama sekali." Ancam Hyukjae sambil mengeluarkan death glarenya. Dan akhirnya Hyoran mengikuti kakaknya terpaksa.

**

Setelah mengantar Hyoran, Hyukjae langsung pergi kesekolah. Ke kelas Kibum.

"Hey, Kim Kibum. Ikut aku!" Teriak Hyukjae dengan wajah menyeramkan. Semua murid yang melihatnya merasa ngeri dan langsung berbisik-bisik.

"Ne." Kata Kibum singkat dan tenang. Mereka menuju perpustakaan.

"Wae hyung?" Tanya Kibum setelah mereka sampai di perpus.

"Kau dan Hyoran. Apa kalian putus?!"

"Ne.."

"Aku tidak akan bertanya kenapa. Tapi apa kau masih menyukai Hyoran?" Hyukjae bertanya dengan ekspresi yang aneh.

"Ne. Masih. Bahkan sangat."

"Apa kau serius dengannya?" Tanya Hyukjae dengan ekspresi wajah yang makin aneh.

"Geurom. Hyung... Wae??" Tanya Kibum heran. Dia merasa curiga dengan kelakuan Hyukjae.

"Kalau begitu, menikah saja dengannya." Kata Hyukjae santai sambil nyegir lebar.

"Me..nikah?" Tanya Kibum tak percaya.

"Ne. Wae? Katanya kau serius dengannya?" Wajah Hyukjae berubah marah saat melihat respon Kibum.

"Aku memang serius. Tapi aku masih kelas 1sma. Bagaimana mungkin? Aku bahkan belum berkerja. Dan yang paling penting, Hyoran tidak menyukaiku..."

"Dia menyukaimu. Percaya padaku." Kata Hyukjae serius sambil menatap mata Kibum dalam-dalam.

"Ani. Dia tidak pernah menyukaiku, hyung. Kau salah paham." Kibum menepuk pundak Hyukjae dan berlalu pergi.

"Kurasa kau yang tidak menyukainya!!! Bodoh! Jika kau menyukainya kau tidak akan menyerah padanya!!!" Hyukjae berteriak kencang. Tidak perduli dengan murid lain di perpus yang akan merasa terganggu.

"Aku menyukainya, tapi aku mempunyai caraku sendiri untuk menyukainya, hyung. Kumohon mengertilah. Emm.. Aku mau ke kelas ku lagi hyung. Paii!" Kibum langsung berlari setelah berkata begitu. Dia merasa risih membicarakan yeoja yang disukainya dihadapan oppa yeoja itu sendiri.

"Aishh, mereka benar benar merepotkan." Kata Hyukjae frustasi sambil mengacak rambutnya sendiri.

**

4 Years Later~

Lee Hyoran pov

Ini menyebalkan!! Kenapa aku harus mempunyai oppa semenyebalkan makhluk disebelahku ini?! Aku melirik namja disebelahku sebal sambil memakan dengan ganas coklat yang dia berikan. Errr.... Menyebalkan!!!

"Apa? Mau protes? Ini semua salahmu yang terus mengulur waktu untuk pulang." Ejek oppaku sambil mehrong. Aku malas menyahuti kata-katanya dan lebih tertarik untuk menutup mataku.

"Kenapa kau? Marah denganku? Mian Hyoran-ya, oppa sangat merindukanmu. Jadi oppa terpaksa harus menjemputmu begini." Kata oppaku lembut sambil mengelus kepalaku.

"Ini bukan menjemput! Kau menculikku, oppa!!" Sahutku sebal. Bayangkan saja, aku sedang tidur di rumahku yang berada di Inggris sana, dan tiba-tiba saja, saat aku terbangun, aku ada disini. Didalam pesawat yang menuju Korea!! Hebatnya lagi, semua pakaianku sudah dirapikan dan dibawa. Beserta dengan semua barang milikku. Dan ohya, perlu kutegaskan kalau aku masih memakai baju tidur!! Untung aku memakai baju tidur yang tidak jelek dan berlengan panjang juga. Dia hanya memakaikanku cardigan diluar baju tidurku. Memang ini bisa disebut menjemput?!!

"Ini bukan menculik. Kaukan yeodongsaeng-ku. Jadi wajar kalau aku menjemputmu dengan tiba-tiba kan?" Sahut oppaku santai.

"Wajar? Ish, aku rasa ada saraf yang rusak dalam otakmu oppa." Ketusku sebal.

"Yakk, begitukah caramu menyambutku yang telah susah payah menjemputmu? Hei! Aku begini karena aku rindu denganmu Lee Hyoran. Lagipula siapa suruh kau selalu lari setiap aku datang? Dan setiap aku telfon, kau selalu mematikan telfon saat aku bertanya kapan kau pulang. Yang benar saja? Janjimu, kau hanya berada disini untuk 2 tahun dan bukan 4 tahun!! Kau terlambat 2 tahun adikku sayang!!" Teriak oppaku tepat ditelingaku.

"Itukan salahmu sendiri oppa! Dulukan kau berjanji kau akan menemaniku disana! Tapi kau malah tetap tinggal di korea dengan banyak alibi!! Dan ohya, jangan berteriak di telingaku! Kau ingin aku kehilangan pendengaran karena mendengar jelas teriakanmu yang amat sangat jauh dari kata merdu, eoh?!" Teriakku balik. Jelas-jelas dia duluan yang mengingkari janjinya dia mau aku menepati janjiku? Enak saja. Tentu aku harus membalas perbuatannya kan?

"Hei, oppa sudah bilang, oppa mau menyelesaikan sekolah di Korea! Lagipula oppa ditawarkan berkerja di sebuah perusahaan berkelas meskipun oppa masih harus berkuliah. Itu tawaran menarik yang tidak mungkin kulewatkan Hyoran-ya!!" Balas oppaku tidak mau kalah dengan nada yang semakin kencang. Membuat para penumpang yang ada dipesawat ini menengok kearah kami.

"Kau bisa berkerja di perusahaan milik appa tanpa perlu kuliah Lee Hyukjae! Gelar itu tidak terlalu penting, yang penting kualitas kerjamu." Desisku pelan sambil menatapnya tajam.

"Sudahlah. Aku malas berdebat denganmu. Oh iya, apa di Inggris kau punya namjachingu?" Tanya oppaku sambil menatapku dengan penasaran. Aish, pertanyaan itu lagi. Kenapa akhir-akhir ini banyak yang bertanya seperti itu? Ada apa dengan mereka? Apa mereka tidak tau, kalau aku masih tidak bisa melupakan namja 'itu'?

"Tidak ada." Sahutku pelan.

"Wah, ternyata prediksi eomma dan appa sangat tepat." Balas oppaku sambil melihat jahil kearahku.

"Prediksi?"

"Ne. Prediksi bahwa tidak ada namja yang mau denganmu hingga sampai sekarang kau tidak punya namjachingu..."

"Yak!!!!" Aku menjitak kepala oppaku kencang, sehingga omongannya terpotong. Oppa ku menatapku tajam, tapi dia tidak berteriak sama sekali. Membuatku tersenyum puas.

"Terserah, aku tetap mau melanjutkan omonganku. Mereka tau, kau pasti tidak punya namjachingu, jadi mereka khawatir dan menjodohkanmu dengan seseorang." Kata oppaku sambil tersenyum evil.

"SHIREO!!" Teriakku spontan dengan volume suara yang lumayan kencang. Membuat beberapa penumpang menoleh lagi kearahku. Aku menunduk malu. Ini semua karena ulah oppaku!! Eh, eh tunggu dulu. Rasanya orangtua ku tidak akan setega itu padaku. Jadi bisa saja ini hanya akal-akalan oppaku untuk membalas perbuatanku.

"Aku tidak menanyakan kau mau atau tidak Lee Hyoran. Tapi kau harus. Kekekeke." Sahut oppaku sambil tertawa puas.

"Baiklah. Jika memang itu kemauan appa dan eomma, aku akan menurut." Sahutku sambil berakting sedih. Aku memejamkan mataku puas. Pasti sekarang oppaku sedang kesal setengah mati, karena aku tidak terpengaruh dengan kata-katanya. Hihihi~

**

Kim Kibum pov

"Sajangnim. Sebaiknya anda segera istirahat. Wajah anda terlihat sangat pucat." Kata asistenku khawatir. Aku hanya meliriknya acuh.

"Apa jadwalku selanjutnya?"

"Ah, jadwal anda hari ini tidak padat. Saat ini anda tidak ada jadwal, dan baru jam 6 sore nanti anda perlu hadir di acara keluarga anda."

"Hmm?? Kenapa aku tidak pernah tau kalau aku ada acara keluarga? Sepenting apa hingga jadwalku sekarang kosong? Ini sangat membuang waktu."

"Hngg, saya rasa sangat penting sajangnim. Karena ayah sajangnim berpesan agar anda beristirahat secepatnya. Agar anda bisa menghadiri pertemuan keluarga nanti dalam keadaan yang tidak kelelahan. Jadi sebaiknya sekarang anda beristirahat sajangnim." Sahut asistenku takut-takut. Dia tahu betul aku, aku sangat tidak suka diperintah. Mungkin karena dia sudah menemaniku sejak aku menggantikan appa untuk memimpin perusahaan.

"Ah, baiklah. Aku akan beristirahat." Sahutku kalem. Kurasa aku memang butuh sedikit refreshing.

**

Lee Hyoran pov

"Hyoran-ya, kenakan dress putih ini. Kita akan ketempat yang penting." Kata eommaku sambil menyodorkan gaun putih yang indah.

"Memang ada acara apa eomma?"

"Loh? Oppamu memang tidak bilang apapun padamu? Kau akan dijodohkan Hyoran-ya. Mau ataupun tidak!" Kata eommaku sambil melenggang pergi. Apa?! Ini sungguhan?!! ARGH!!!!!!

**

Kim Kibum pov

"Kibum. Appa mau berbicara sesuatu denganmu." Kata appaku yang tiba-tiba masuk ke kamarku. Membuatku berhenti membaca buku dan menatap appaku serius.

"Ada apa, appa?"

"Appa khawatir dengan keadaanmu yang tidak pernah mempunyai yeojachingu. Sudah banyak gosip miring tentangmu di kantorkan?"

"Ne.. Apa appa mau memaksaku untuk segera mencari yeojachingu? Inikan masalah perasaan appa..."

"Appa tau." Potong appaku cepat. "Appa ingin menjodohkanmu. Appa harap, kau bisa menyukai pilihan appa. Jika kau tidak suka dengannya, kau bisa membatalkan perjodohan ini dengan syarat, kau harus mencoba menyukainya. Paling tidak, kami akan memberikan kalian waktu satu bulan untuk saling menyukai. Sesudahnya, terserah kalian." Lanjut appaku sambil menatap mataku dalam.

"Tapi appa....!"

"Hargai keputusan appa. Appa keluar dulu, nanti asistenmu akan mengantarkan jas yang harus kau pakai." Balas appaku tegas yang tidak bisa kubantah lagi.

**

Author pov

Kibum dan keluarganya sampai lebih dahulu di restoran tempat perjanjian mereka. Kibum terihat sangat tampan dengan setelan serba putih. Dari jas, celana, kemeja. Tapi, dia terlihat kesal dan juga bosan.

"Ehm, Kibum-ah, jika nanti kau menyukainya, langsung saja berikan cincin ini padanya. Lamar dia." Kata eomma Kibum sambil tersenyum jahil. Appa kibum hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat apa yang dilakukan istrinya.

"Mian jika kami telah membuat kalian menunggu lama." Kata seorang ajusshi yang langsung membuat Kibum menoleh. Dia ingin tahu seperti apa yeoja yang akan dijodohkan dengannya.

"Kibummie.....?" Desah yeoja itu pelan. Kaget dengan kenyataan yang dialaminya.

"Ran-ya.....?" Panggil Kibum kaget. Dia tidak menyangka, jika yeoja yang akan dijodohkan dengannya adalah Lee Hyoran. Yeoja yang dari dulu disukainya.

"Ayo kita tinggalkan tempat ini." Kata Lee Hyukjae, oppa Hyoran sambil tersenyum jahil. Dan membiarkan pasangan itu saling bertatapan yang bahkan sepertinya lupa bahwa ada orang lain didekat mereka.

**

Epilog~ (?)

Lee Hyukjae pov

"Appa. Ingin kuberitahu sebuah rahasia tentang putrimu?" Tanya Hyukjae sambil menatap appanya bersemangat.

"Hm? Apa?" Tanya ayahnya tertarik.

"Putrimu sedang jatuh cinta, tapi dia malu. Dan hebatnya lagi, namja yang dicintainya juga jatuh cinta pada putrimu. Hanya saja ada sedikit kesalahpahaman yang membuat mereka berfikir kalau mereka bertepuk sebelah tangan. Jadi kurasa mereka perlu dijodohkan!"


~END!!~