Kamis, 07 November 2013

Deja Vu


DE JA VU
I feel something weird in here. Haven’t I do this before?

Author : Park Kyu Ra
Cast :
-Kim Jong Woon
-Park Kyu Ra
-Cho Kyu Hyun
- Please find by yourself ^^v
All side of this story is just on Park Kyu Ra side.
Happy Reading ^^

*nb: cerita ini juga ada dalam SuperJunior Fanfiction 2010*

~~
Aku membuka mataku dengan berat. Awalnya semuanya buram dan gelap. Yang bisa kurasakan hanyalah sakit yang amat sangat yang mendera kepalaku. Lalu kemudian aku bisa merasakan rasa nyeri yang menjalar di sekujur tubuhku. Aku menatap keadaan sekelilingku yang berantakan.

Gelap.

Lalu ada sesuatu yang berkobar dan menyala tepat di depan mataku. Aku sama sekali tidak mampu mengeluarkan suaraku. Tenggorokanku terasa kering dan tercekat. Aku takut… Aku panik. Dan aku baru menyadari kalau aku sendirian disini. Ya… Aku tergeletak di aspal yang keras ini sendirian. Aku mencoba bangun, tapi sulit. Sendi – sendi tubuhku terasa kaku dan sakit untuk kugerakkan. Apalagi kepalaku ini, semakin lama rasanya semakin pusing dan menyakitkan. Aku menggerakkan tanganku paksa untuk memegang kepalaku. Ada apa dengan semua ini? Kenapa aku disini? Kenapa sangat amat menyakitkan rasanya? Aku menarik tanganku dari kepalaku yang rasanya sudah mau pecah. Kenapa bisa sesakit ini? Aku menatap tanganku nanar.

Darah yang sangat banyak memenuhi telapak tanganku itu.  Lalu kilasan – kilasan yang menyakitkan tiba – tiba muncul secara bersamaan dan membuat kepalaku terasa lebih sakit. Aku seketika menyadari apa yang tengah terjadi padaku. Tapi kenapa aku ada di aspal ini? Bukankah seharusnya aku berada di mobil bersama Jong Woon Oppa? Jong Woon Oppa..? Apa yang terjadi padanya? Apa dia baik – baik saja? Aku mengkhawa…. Akhh. Sakit. Dimana namja tadi? Aku yakin, tadi ada namja yang mendatangiku… Sa… kit. Kepalaku sakit sekali. Lalu…

Hitam.

**



“Kyu Ra-ya!!” Aku tersentak dari lamunanku begitu melihat Jong Woon Oppa menghampiriku yang masih asik terpekur sendiri melihat teman – temanku yang berdansa di pesta promnight ini.

“Tidak menari?” tanyanya penasaran dan duduk di bangku sebelahku. Aku menatapnya miris.

“Aku tidak punya pasangan. Tidak ada yang mau berpasangan denganku, mungkin.” Jawabku sembari memaksakan tersenyum dihadapannya. Bohong. Aku menolak beberapa namja yang ingin berpasangan denganku. Aku tidak ingin berpasangan dengan namja yang tidak kukenal. Apalagi, aku tadi mengharapkan untuk berpasangan dengan Kyu Hyun Sunbae yang sudah mulai dekat denganku akhir – akhir ini. Sunbae yang diam – diam kusukai. Tapi ternyata tadi Kyu Hyun Sunbae datang bersama dengan seorang yeoja cantik. Seo Hyun.

“Eiyy. Yeoja terkenal sepertimu tidak punya pasangan?!” Aku mendelik menatapnya. Memang kenapa kalau aku tidak punya pasangan? Memangnya dia tidak tau kalau aku baru saja patah hati?! Menyebalkan!

“Arraseo. Arraseo. Lalu?” Aku menatapnya aneh. Pandangannya seperti mengusulkan sesuatu.

“Apa?”

“Berpasangan denganku saja. Kau kan sudah tau dengan jelas kalau aku tidak mempunyai pasangan.” Katanya sembari menampakkan cengiran yang cukup lebar di wajahnya. Jelaslah. Sudah jelas dia tidak mempunyai pasangan. Dia kan alumni yang hanya dimintai tolong untuk menjadi panitia promnight ini karena tidak ada orang yang lebih kreatif dari idenya. Aku hanya mengernyitkan keningku aneh menatapnya.

“Come on Park Kyu Ra. Kau tidak mau menghabiskan malam promnight indah ini dengan melamun saja kan? Wanna be mine, tonight?” Dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku untuk membantuku berdiri.

“Sure. But, it’s just tonight?” godaku iseng.

“Why? You wanna be mine forever?” aku hanya menggendikkan bahuku asal sembari menyambut uluran tangannya dan mengikutinya ke lantai dansa. Kami menari, dan berdansa pelan. Mengikuti irama lagu yang memang slow.

“Jika kau mau menjadi milikku selamanya, aku akan dengan senang hati mengabulkannya.” Dia tersenyum dan mengedipkan matanya. Oh, astaga. Jarak kami terlalu dekat! Aku merasa dia mengetatkan pelukannya dan membuat tubuhku serasa kaku.

“Aku menyukaimu. Dan aku menunggu jawabanmu.” Bisiknya tepat ditelingaku dan membuatku sedikit bergidik, karena aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang lembut. Wajahku memanas. Tuhan, aku tak mungkin jatuh cinta secepat inikan?

Aku merasa diperhatikan seseorang dan aku menatap namja diseberangku yang juga sedang berdansa dengan seorang yeoja. Cho Kyu Hyun. Aku menatapnya agak lama lalu mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Ini aneh. Meskipun jantungku berdebar begitu keras dan bertalu – talu didalam sini, tapi aku merasa pernah mengalami ini semua…

**

Aku mengerjapkan mataku aneh. Dimana aku sekarang? Bukankah aku sedang di promnight?

“Hey Park Kyu Ra… kau dipanggil dosen tuh.” Kata yeoja disebelahku sembari menoelku pelan. Eh… dosen? Aku… Daritadi melamun? Aku memandang bingung yeoja disebelahku dengan pandangan bertanya. Song Hyo Ae.

“Park Kyu Ra!” Seru dosen killer di depan kelasku. Omoo… Kenapa aku bisa melamun begini? Aku cepat – cepat berdiri, “Ne?”

“Park Kyu Ra, cepat kerjakan soal matematika di papan tulis ini, sekarang.” Aku menatap sebentar soal itu. Lagi – lagi perasaan ini datang. Aku seperti pernah mengalami hal ini sebelumnya, entah dimana. Aku maju dengan yakin dan mengerjakan soal tersebut. Soal tersebut cukup mudah. Yup, aku ini sangat pintar dalam urusan hal hitung – menghitung. Haha. Kurasa sedikit menyombong boleh kan?

“Baiklah. Saya puas dengan jawabanmu. Silahkan duduk kembali.”

“Ne.” Aku menyahut dan melangkah duduk kembali ke tempat dudukku. Hyo Ae tersenyum simpul menatapku.

“Seperti biasa. Haah~ Aku berharap, sekali saja, bisa melihatmu kelabakan mengerjakan soal – soal matematika rumit itu. Dan oh, kau meninggalkan ponselmu lagi dirumah? Jangan bilang kalau kali ini kau sukses menghilangkan ponselmu.” Aku menatapnya heran.

“Aku sengaja meninggalkan ponselku dirumah, karena ponselku itu lowbat. Wae? Kenapa kau bisa tau?”

“Karena, Yesung-ssi, kekasihmu tersayang yang menyebalkan yang sok romantis itu menanyakan apa kau perlu dijemput BabbyRa. Ugh. Aku jijik menyebutkannya.” Aku tergelak melihat ekspresi yang ditampilkan sahabatku itu. Jong Woon Oppa pasti sedang tidak ada kerjaan dan berniat mengerjai sepupunya –Hyo Ae adalah saudara jauhnya– yang memang masih single dan sangat iri dengan kemesraan palsu yang sering kami tunjukkan untuk membuatnya sebal.

Jika mengerjai Hyo Ae adalah dosa, maka kurasa dosaku akan sangat menumpuk. Haha.

**

Aku menatap tidak tega kepada namja di lorong yang cukup sepi itu. Begitupun Hyo Ae. Dia tidak tega, tapi tidak berani berbuat apapun. Dia hanya menyenggol lenganku gelisah dan menarik – narik kausku. Seolah isyarat untuk segera meninggalkan kejadian tersebut. Aku menatap Kyu Hyun Sunbae tidak rela. Meskipun aku sempat sebal dan tidak rela melihat Kyu Hyun Sunbae berpacaran dengan Seo Hyun, tapi aku tidak akan tega melihat keadaannya sekarang yang tengah dipukuli di ujung lorong itu. Brengsek. Gerombolan namja itu pasti takut menghadapi Kyu Hyun Sunbae sendirian, karena Kyu Hyun Sunbae juga tidak bisa diremehkan kemampuannya.

“Kajja… Jangan sampai terlibat Kyu Ra-ya. Jangan sampai kau berurusan dengan hal seperti ini. Apalagi kalau sampai berurusan dengan namja itu.” Aku menyeringai menatap namja yang dimaksud oleh Hyo Ae.

Kris, namja itu, meskipun  dia adalah Hoobae, dengan tidak tau dirinya dia berani melakukan hal itu pada Sunbae kesayanganku. Yah, meskipun dia Hoobae yang tampan, tapi image buruk tentangnya sudah menyebar kemana – mana. Jadi meskipun dia Hoobae dan dia juga tampan, tidak ada seorangpun yang berani meremehkannya, apalagi sampai terlibat masalah dengannya. Aku menatap emosi namja itu yang sedang tersenyum penuh kepuasan melihat Kyu Hyun Sunbae dipukuli sadis begitu.

“Bodoh.” Umpat Hyo Ae pelan dan menarikku menjauh dengan segenap kekuatannya, kurasa. Tapi aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari Kyu Hyun Sunbae. Kuharap dia baik – baik saja. Aku bersumpah, jika besok dia tidak baik – baik saja… Namja itu, akan mendapat balasan yang setimpal.

**

Kyu Hyun Sunbae menghilang. Hal itu menggemparkan kampusku. Hoobae brengsek. Aku mengepalkan tanganku emosi. Apa?! Apa yang harus kulakukan untuk membalas perbuatan Hoobae itu yang sudah jelas –jelas kelewatan?!

“Jangan bersikap sok pahlawan sekarang, Kyu Ra. Kyu Hyun Sunbae hanya orang yang pernah kau sukai. Tidak lebih. Kau masih menyukai Yesung Oppa kan? Lagipula, jika kau ingin bertindak sok pahlawan, harusnya kau lakukan itu kemarin.” Desis Hyo Ae pelan tapi masih bisa kutangkap oleh telingaku. Aku menoleh dan menatap Hyo Ae yang juga tengah menatapku dengan tajam.

“Jangan lakukan apapun. Aku tau sifatmu dengan jelas, Kyu Ra. Aku serius. Jangan mencari masalah dengan dia.”

“LEPAS!!!” Aku dan Hyo Ae sontak menoleh ke arah samping kami. Hey, apa dia sudah gila? Taman ini cukup ramai. Tidak ada yang tidak mungkin menolong yeoja itukan? Yup. Yeoja cantik itu, Seo Hyun.
Hoobae brengsek itu menarik Seo Hyun dan tersenyum lebar, ah, atau sepertinya lebih tepat kusebut dia menyeringai? Dan ternyata dugaanku salah! Tidak ada yang berani menolong Seo Hyun. Malahan banyak mahasiswa dan mahasiswi yang pergi dari taman ini. Gila. Dunia ini sudah gila. Dan itu yang kulakukan kemarin.

“Ayo pergi.” Bisik Hyo Ae yang membuatku membulatkan mataku. Tidak, aku tidak ingin pergi. Sudah cukup kemarin aku berbuat kesalahan yang membuatku menyesal karena Sunbae tersayangku menghilang.

“Lepass!!! Kau tidak punya telinga hah?!” Teriak Seo Hyun frustasi. Sedangkan Kris hanya tersenyum.

“Kau tau? Kyu Hyun Sunbae sudah lenyap. Kau bisa menjadi milikku sekarang, Noona.” Aku menyunggingkan senyum sinis dan berjalan kearah mereka. Aku bahkan masih bisa mendengar peringatan Hyo Ae yang sudah pasti tak akan kuturuti untuk kedua kalinya.

“Lepas.” Kataku dengan tenang dan berusaha santai. Tapi entah kenapa, nada suaraku malah terdengar sangat dingin. Kris hanya menatapku dan mengangkat alisnya. Tak suka diganggu dan tak mau menggangguku, mungkin. Sedangkan Seo Hyun hanya menatapku dengan pandangan yang berkaca – kaca.

“Dia sudah berteriak dua kali dan aku bahkan sudah mengulangnya untukmu, LEPASKAN DIA.” Kataku dengan penuh penekanan. Dia masih tidak melepaskan pegangannya dan menatapku dengan senyum meremehkan diwajah tampannya yang menyebalkan.

“Yeoja tidak akan pernah menyukaimu jika kau bersikap kasar dan tidak menuruti permintaan mereka.” Dan Kris melepaskan pegangannya di tangan Seo Hyun tanpa kalimat pembantahan. Dia hanya menatapku penuh arti dan berbisik kecil saat melewatiku, “Kau akan menyesal karena terlibat.”

**

Aku ragu sesaat dengan semua ini, apalagi dengan semua yang kurencanakan. Tapi, aku tidak mampu mengenyahkan bayangan Kyu Hyun Sunbae yang tergeletak dengan darah yang mengering di sekujur tubuh namja tampan itu, dan bahkan dengan sadisnya, jasadnya dicampakkan begitu saja di salah satu semak di taman kampus. Aku juga tidak bisa menghilangkan ancaman Kris yang berkata akan menghukumku melalui namjaku, Jong Woon Oppa, karena dia tidak akan menyakiti yeoja. Cih, memuakkan. Setelah dengan jelas aku melihat kebusukannya, dia bersikap sok gentle dengan bilang tidak akan menyakiti yeoja? Tidak. Aku telah terlanjur terlibat, dan tidak bisa membiarkannya menyakiti namjaku. Aku menunggu dan menunggu. Mataku masih mencari keberadaannya yang harusnya sekarang berada di sekitar sini.

Dapat.

Meskipun dalam gelapnya malam, aku tau dengan jelas bahwa namja yang baru saja keluar dari klub itu dengan agak sempoyongan adalah Kris. Sekali lagi, aku ragu. Aku merasa pernah mengalami ini semua, dan kurasa, hasilnya tidak akan baik. Aku memantapkan hatiku, meyakinkan diriku sendiri, bahwa inilah jalan terbaik. Aku tersenyum puas menatap kemarahan Kris saat dia menyadari bahwa mobilnya tidak bisa bergerak. Hasil sabotaseku, tentu. Dia keluar dari mobilnya dan menuju jalan raya, aku tersenyum. It’s show time, Kris-ssi.

Aku menarik nafas dan menekan pedal gas mobilku dengan kuat. Aku mengemudikan mobilku menuju sasaran, Kris. Aku menutup mata, dan mencoba menyembunyikan rasa takut yang tiba – tiba menyeruak setelah mendengar bunyi benturan yang sangat keras. Kris, dia terlempar ke tengah jalan raya setelah kutabrak. Aku membelalakkan mataku, tidak bisa menahan jeritan diriku sendiri setelah melihat semua yang terjadi karena ulahku.

Sebuah truk melaju kencang tanpa menyadari ada seseorang yang tengah tergeletak di aspal jalanan dan melindasnya! Truk itu melindas tepat badan Kris. Aku menutup mataku dan menguatkan hatiku, aku tancap gas menjauhi ruas jalan itu. Seluruh badanku bergetar. Aku pembunuh. Airmataku mengalir begitu saja. Apa aku menyesal?

“Kali ini, tidak akan ada kesempatan kedua. Kau tetap memilih melakukan hal yang sama.” Bisikkan itu berdengung dikepalaku. Aku menghentikan laju mobilku dan menatap sekelilingku kalut. Siapa itu? Disini tidak ada orang lain selain aku. Aku melongokkan kepalaku keluar jendela, tidak ada siapapun!

“Aku. Ini aku. Kau melupakanku?” Aku segera menolehkan kepalaku, dan nyaris berteriak mendapati seseorang sudah duduk disampingku. Makhluk apa ini?!

“Oh ayolah, aku tidak ingin mengulangi drama lagi. Aku malaikat mautmu, Kyu Ra-ssi.” Bisik namja itu sembari menyeringai. Dia malaikat mautku? Aku akan meninggal?

“Kau bukan akan meninggal, tapi kau telah meninggal. Tidakkah aneh bagimu, saat menjalani hidupmu sendiri? Kau merasa pernah menjalaninya sebelumnya? Yap, tepat sekali. Kau pernah menjalaninya. Kejadian – kejadian yang kau alami ulang sekarang, adalah kesempatan dariku untuk mengubah jalan hidupmu, takdir yang mungkin kau jalani. Takdir yang mungkin akan memperpanjang usiamu.” Aku menatap namja ini dengan tidak percaya. Tapi mau bagaimana? Otakku mulai mengingat semua kejadian yang tidak masuk akal yang dia bicarakan.

“Kau mulai mengingatnya kan? Baiklah, akan kujelaskan supaya kau lebih mengerti lagi sekarang untuk apa semua kesempatan itu. Kesempatan pertama, untuk memilih antara Yesung-ssi dan Kyu Hyun-ssi. Kau memilih Yesung-ssi, padahal jodohmu adalah Kyu Hyun-ssi, kau tidak berani mengungkapkan perasaanmu pada Kyu Hyun-ssi yang benar – benar tulus mencintaimu, tetapi salah paham denganmu karena sikapmu yang seperti playgirl. Seo Hyun-ssi hanyalah sepupu Kyu Hyun-ssi yang menjadi topengnya.” Aku membelalak mendengarnya. Penyesalan lagi – lagi menyerangku.

“Kesempatan kedua, adalah untuk menjauhi Hyo Ae-ssi yang tidak pernah tulus untuk bersahabat denganmu, dia bahkan menjelek – jelekkanmu dibelakangmu, karena dia menyukai Yesung-ssi, saudaranya sendiri.” Hyo Ae menyukai Jong Woon Oppa? Tidak bisa kupercaya!! Itu tidak..

“Itu mungkin.” Seringai namja itu membuatku bergidik. “Kesempatan ketiga, adalah untuk menyelamatkan Kyu Hyun-ssi. Mencegah dia terbunuh, jika itu terjadi, kau benar – benar akan bersamanya setelahnya.”

Sesak. Aku menyia-yiakan kesempatanku untuk menyelamatkan nyawanya. Harusnya, saat itupun aku tidak menuruti kata – kata Hyo Ae. Airmataku mengalir lagi. Aku benar – benar bodoh.

“Kesempatan keempat, adalah untuk tidak ikut campur apalagi mengusik Kris-ssi. Karena memang sebenarnya dia jodoh Seo Hyun-ssi. Seburuk apapun cara pertemuan kekasih, tapi jika mereka telah tertakdirkan, itu tidak akan bisa diubah. Jiwa kepahlawananmu datang disaat yang tidak tepat, Kyu Ra-ssi. Harusnya kau menggunakan keberanianmu itu di kesempatan ketiga.” Lagi, namja itu tersenyum meremehkanku. Mencemoohku. Penyesalanku begitu banyak dan menumpuk sekarang. Membuatku tidak lagi bisa bernafas dengan benar.

“Kesempatan kelima, tadi. Inilah kesalahanmu yang terberat. Kau menghilangkan dua nyawa sekaligus.” Aku membelalakkan mataku, tidak! Aku tau ini memang kesalahan yang besar, tapi aku hanya membunuh Kris! Namja ini pembohong!!

“Sejak kapan malaikat maut mempunyai sifat seperti manusia? Yang terlalu sentimental serta mengerikan? Aku tidak berbohong, karena dengan kau membunuhnya, Kris-ssi , teman – teman Kris-ssi akan membalas dendam denganmu dengan menabrakmu. Dan kau pastinya mengingat saat – saat kematianmu bukan? Kau tidak meninggal sendiri. Kau meninggal bersama Yesung-ssi. Kau menghilangkan dua nyawa.” Aku mencoba menyangkal dalam hatiku, karena bukan aku yang membunuh Jong Woon Oppa. Bukan, bukan aku pembunuhnya.

“Kau pembunuhnya. Semua kejadian saling berkaitan. Dan kau yang menyebabkannya terbunuh. Ikut aku dan kau harus menebus dosamu, dan juga, menebus semua kesempatan yang kuberikan untukmu.” Dan kali ini, seringai namja itu benar – benar sangat mengerikan dimataku.

**Prolog**

“Kyu Ra-ya!!” Aku menoleh dan mengalihkan pandanganku dari hamparan bunga – bunga di halamanku yang tengah kusirami. Jong Woon Oppa melambaikan tangannya dari dalam mobil sport mewahnya yang berwarna merah metalik. Warna kesukaannya. Aku tersenyum dan balas melambaikan tangan. Aku mematikan keran air, dan meletakkannya begitu saja. Aku menghampiri Jong Woon Oppa yang memang mengisyaratkan ku untuk memasuki mobilnya.

“Kenapa oppa? Kenapa tidak menghubungiku terlebih dahulu?”

“Aku hanya ingin memberi kejutan. Tidak boleh? Ahh~ Kukira kau bahkan akan terharu dengan kejutanku ini. Kita kan sudah cukup lama tidak bertemu. Tapi kau bahkan seolah mengusirku, dan tidak merindukanku.” Aku tersenyum simpul mendengar kata – katanya dan ekspresi wajahnya yang seolah sedang merajuk padaku.

“Aku rasa aku cukup terharu, aku kan hanya bertanya saja. Lagipula, bagaimana jika saat kau datang aku sedang tidak di rumah?” Kulihat dia hanya mengangkat bahunya dan menatapku polos.

“Kau mau jalan – jalan denganku? Sudah lama kita tidak berpergian bersama bukan?”

“Boleh.” Dia tersenyum dan mulai mengeluarkan suara indahnya. Mengajakku ikut bernyanyi dalam melodi yang dia ciptakan. Dia menyetir mobilnya dengan agak lambat, dan masih terus bernyanyi bersamaku.

BRUGHH!!

Hantaman keras dari arah samping kananku membuatku terpaku sedangkan Jong Woon Oppa sudah berteriak, memanggil namaku dan berteriak tidak jelas.  Rasa sakit yang mendera, membuatku tidak sempat menyadari apa yang terjadi sekarang. Aku terlalu terfokus pada rasa sakitku, dan membuatku menatap tidak percaya saat melihat truk yang menabrak pada tepat di samping kananku, membuat tubuhku terjepit dan terhimpit sisi mobil. Aku menutup mataku pasrah, dan merasakan bahwa mobil yang kami naiki akhirnya terbalik dan entah bagaimana caranya, aku merasakan tubuhku melayang sesaat.  Tulang – tulangku terasa remuk, saat badanku menyentuh sesuatu yang sangat keras. Kepalaku juga terbentur amat keras. Sakit…

DHUAR!!!

Aku membuka mataku yang terasa berat, dan buram. Sekilas, aku melihat mobil merah metalik yang terbakar beserta seorang namja di kursi pengemudinya yang tidak juga sadarkan diri. Aku sudah tidak sanggup menangis. Pancaindera-ku sudah mati rasa. Samar – samar, mataku menangkap seorang namja tampan yang sedang berjongkok dihapanku dan tersenyum ceria, seolah tidak ada apapun yang tengah terjadi. Dia tersenyum dan menatap mobil merah metalik itu dan berbalik menatapku lagi.

“Song Jong Ki imnida, mau kuberi kesempatan memperbaiki semuanya lagi?” aku hanya menganggukkan kepalaku dengan lemah, lalu pandanganku semakin buram dan gelap. Aku mendengar dia mengatakan sesuatu sebelum kesadaranku benar – benar menghilang.

“Aku malaikat mautmu. Ingatlah, akan kuberikan kesempatanmu untuk memilih semuanya ulang. Tunggu sebentar.”

-THE END-